Peringati Hari Teater Dunia, Teater Korek Unisma Gelar Malam Riung

Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Teater Korek Universitas Islam ’45’ (Unisma) Bekasi, mengadakan acara malam renungan hari teater dunia, di Laboraterium Teater Korek Unisma Bekasi, Minggu, (26/3) malam. Kegiatan yang mengusung tema ‘Teater dalam ruang dan Waktu’ ini sebagai wujud memperingati hari teater sedunia yang jatuh pada 27 Maret 2017.

Ketua Teater Korek Unisma, Aru Elgete menjelaskan, selain sebagai bentuk memperingati hari teater sedunia, kegiatan ini merupakan agenda bulanan Teater Korek. Ia mengatakan, hal ini bertujuan untuk menjalin silaturahmi antara para pelaku teater di wilayah Bekasi.

“Malam Riung itu adalah program bulanan Teater Korek. Tiap akhir bulan bakal ada Malam Riung dengan tema dan pembahasan yang berbeda. Terlebih supaya Teater Korek menambah wawasan soal perteateran,” jelasnya kepada Sabekasi.com.

Acara ini juga dihadiri oleh dua orang pemantik diskusi, yakni, Pegiat Teater Bekasi dari Artery Performa, Dendi Madiya dan Pelopor Teater Korek, Haryanto.

Ada empat pokok pembahasan terkait dengan hari teater sedunia ini, antara lain Sejarah Perkembangan Teater di Indonesia, Pergolakan Teater di Bekasi, Titik Temu Antara Teater, Sastra dan Kebudayaan, dan Teater dan Kehidupan.

Dalam pemaparannya, Dendi Madiya menilai sejarah perkembangan teater di Bekasi saat ini masih kurang. Sebab, dikatakannya hingga kini belum ada gedung pertunjukkan yang representatif dan tempat latihan yang memadai.

Lebih lanjut, Dendi mengatakan kurangnya sarana dan fasilitas tentu membuat komunitas dan sanggar teater, khususnya di Bekasi, kesulitan dalam berproses, “Akan tetapi hal itu jangan menjadi kendala untuk terus berkarya. Inti dari teater adalah adanya pertunjukkan dan penonton. Itulah seni pertunjukan yg dinamakan teater.” jelasnya.

Sementara Pelopor Teater Korek Unisma Haryanto menyampaikan mengenai titik temu antara teater, sastra, dan kebudayaan. Ia menilai, bahwa sastra adalah produk kebudayaan, kemudian dijadikan seni pertunjukan yang dinamakan teater.

Haryanto menambahkan, teater dan kehidupan merupakan bagian yang tidak terpisahkan. “Bahwa teater itu sangat erat kaitannya dengan kehidupan. Sangat dekat dengan kehidupan. Segala macam peristiwa sosial, politik, agama, dan sebagainya, bisa dibuat menjadi sebuah karya pertunjukan” tambahnya.

Kegiatan ini juga diisi dengan beberapa penampilan, seperti dramatical reading, tarian, pembacaan dan dramatikal puisi, performance art, dan perform akustik.

Selain itu, hadir beberapa civitas akademika di dalam maupun luar Unisma dan komunitas. Di antaranya, SEMA FISIP, Himpunan Mahasiswa Manajemen, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pusat Kajian Pancasila, Teater Camuss Universitas Islam Asy-syafiiyyah, Sanggar Teater Biru Jakarta Timur dan Komunitas Ranggon Sastra Universitas Indraprasta PGRI.

Sumber: Sabekasi

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa liputan acara komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *