Nobar Film “Kartini”, Komunitas Melati Putri Pertiwi Kenang Jasa Dan Perjuangan Ra Kartini

Sosok Raden Ajeng Kartini memang sangat menginspirasi, khususnya pada hari kelahiran RA Kartini pada 21 April yang kini diabadikan sebagai Hari Kartini. Dalam rangka memperingati jasa-jasa perjuangan sosok pahlawan nasional itu, Komunitas Melati Puteri Pertiwi (MPP) menggelar nonton bareng (nobar) film “Kartini” yang diperankan oleh aktris ternama Dian Sastrowardoyo di salah satu bioskop di Jakarta, Senin (17/4/2017).

Para anggota dan pengurus Komunitas Melati Puteri Pertiwi bersama sejumlah kalangan tampak antusias untuk menyaksikan film yang disutradarai Hanung Bramantyo itu. Ketua MPP Ala Alatas tang mengaku terharu setelah selesai menyaksikan film Kartini.

“Saya sampai hampir nangis nonton film ini, mungkin yang lain, yang juga nonton film ini juga nangis,” akunya.

Bukan tanpa alasan, lanjut Ala, karena Dian Sastrowardoyo sebagai tokoh utama mampu memerankan sosok RA Kartini dengan baik dan menjiwai. “Penjiwaan Dian Sastro memerankan sosok Kartini membuat kita terharu. Penghayatannya luar biasa. Lewat film ini juga memori perjuangan perempuan mendapat kebebasan berjuang untuk menyampaikan pemikiran sungguh terlihat,” terangnya.

Masih kata Ala, dengan menonton film ini setidaknya masyarakat bisa tahu dan mengenal bagaimana perjuangan Kartini. “Jadi lewat film ini bisa memberi sedikit pengaruh tentang kesetaraan kepada perlakuan perempuan Indonesia,” imbuhnya.

Ala alatas memandang, dewasa ini peran perempuan bisa berkreasi, berkarya dan berpendidikan setara dengan kaum laki-laki. Namun, dia berpendapat, gencarnya kampanye emansipasi wanita tak lantas menyamarkan kodrat perempuan sebagai pendamping laki-laki.

“Jadi jangan sampai seperti apa yang kita rasakan sekarang, banyak sekali emansipasi yang kebablasan. Bagaimana banyak perempuan yang mengangkat emansipasi setinggi mungkin tapi mereka lupa pada kodratnya sebagai anak, sebagai ibu dan sebagai istri,” papar ketua komunitas Melati Putri Pertiwi ini.

Lebih lanjut Ala menjelaskan, Kartini di era modern seperti saat ini adalah perempuan yang berperan serta bertanggung jawab mendidik generasi penerus mereka dan menghargai orangtuanya. “Ini yang kita rasakan sekarang adalah perempuan-perempuan siapapun adalah Kartini yang tidak tercatat sejarahnya. Setiap perempuan ini punya tanggung jawab besar dalam mendidik generasi penerus mereka,” tuturnya.

Perjuangan Kartini di era modern, Ala menambahkan, bisa diimplementasikan dengan mengedepankan wawasan baik melalui pendidikan formal maupun non formal. “Perempuan itu tidak hanya harus terdidik, tapi mereka harus mengembalikan kepada akhlak dan etika,” pungkasnya.

Sumber: KUPAS MERDEKA

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa liputan acara komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *