Peringati Hari Kartini, DPC Gerkatin Bantul Ajak Perempuan Tuli agar Berani Maju

Dalam rangka memperingati Hari Kartini, DPC Gerkatin Bantul (Dewan Pimpinan Cabang Gerakan Kesejahteraan Tuli Indonesia) adakan silaturahmi sekaligus seminar bertema “Perjuangan Perempuan Tanpa Batas” pada Minggu, 23 April 2017 bertempat di Kantor Lurah Wijirejo, Bantul, Yogyakarta.

Seminar ini mengundang tidak hanya komunitas Tuli namun juga orang tua yang mempunyai anak Tuli, serta komunitas non difabel lainnya. Selain sebagai sarana pengenalan antara komunitas difabel dan masyarakat umum, seminar ini juga bertujuan untuk memberikan motivasi kepada perempuan Tuli agar memiliki wawasan yang terbuka dan keberanian untuk maju. Seminar ini merupakan kali pertama bagi Gerkatin Bantul adakan acara, mengingat organisasi ini baru dibentuk pada 21 Agustus 2016.

“Sebagai perempuan, kita jangan bilang tidak bisa atau gagal dan tidak mau mencoba lagi. Tapi sebagai perempuan harus berani untuk maju dan mengatakan, saya bisa!,” ajak Indhira Resky sebagai ketua Gerkatin Bantul dihadapan 49 peserta yang hadir.

Selain memberikan motivasi, Riri sebutan akrab bagi Indhira, juga memperkenalkan isyarat Bantul yang baru, yakni sesuai dengan logo Kabupaten Bantul yang bergambar pohon kelapa di huruf L dalam kata Bantul. Kemudian seminar dilanjutkan oleh Dhelavira yang menceritakan pengalamannya mengikuti perkemahan pemuda di Australia serta Fikri Muhandis yang menjelaskan mengenai UU no.8 tahun 2016 tentang penyandang disabilitas.

“Kita Tuli juga perlu tahu bahwa Indonesia sekarang punya undang-undang tentang penyandang disabilitas. Di dalamnya ada pasal-pasal yang menjamin hak kita sebagai Tuli. Contoh hak kita sebagai seorang Tuli adalah kita berhak mendapat informasi melalui tulisan maupun bahasa isyarat”, ujar Fikri sembari menanyakan pendapat dari peserta.

Menggunakan bahasa isyarat, Fikri menutup materi dengan menjelaskan bahwa tidak perlu merasa minder jika bertemu dengan orang yang bisa mendengar. Sebut saya mereka Dengar bukan normal karena orang yang tidak bisa mendengar pun normal.

Sumber: Solider.or.id

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa liputan acara komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *