Berawal dari keresahan dan keprihatinan melihat minat baca di Indonesia kurang. Data juga menunjukan bahwa ada empat juta orang di Indonesia sendiri masih buta huruf membuat pria kelahiran 6 September 1991, lulusan sastra di UNM (Universitas Negeri Makassar) berinisiatif membentuk suatu ruang komunitas literasi.
Program yang dilakukan untuk pengembangan literasi yang dilakukan ruang abstrak literasi ini salah satunya mengadakan lapak baca di daerah pesisir Pantai Marbo Jalan Sultan Abdullah. Komunitas ruang abstrak literasi yang berdiri sejak tahun 2013 ini menjadi salah satu alternatif minimnya perpustakaan daerah.
“Perpustakaan yang masih kurang. Jika lebih banyak ruang literasi yang dibentuk makin banyak juga gerakan literasi yang bervariatif sehingga masyarakat mau untuk ikut dalam kegiatan,” jelas Ferdy di sekertariat ruang literasi di Alaudin, Minggu (9/4/2017).
Masyarakat pesisir sendiri sangat mengapresiasi program yang setiap minggu diadakan. Tidak hanya orang dewasa anak-anak juga tampak antusias untuk membaca buku yang ada di lapak baca.
Ferdy berharap agar masyarakat mau ikut berkontribusi secara aktif untuk komunitas ruang literasinya ini. Jika tidak bisa berkontribusi secara langsung bisa dengan mendonasikan bukunya.
“Jika masyarakat tidak dapat berkontribusi secara langsung bisa, bisa juga dengan mendonasikan buku-bukunya minimal satu orang satu buku,” katanya.
Sementara itu, salah seorang warga pesisir, Safri mengaku sangat senang dengan apa yang dilakukan Ferdi bersama kawan-kawannya.
“Kegiatan yang dilakukan oleh anak-anak mahasiswa ini sangatlah baik. Dengan adanya kegiatan seperti ini bisa menambah wawasan anak-anak nelayan yang tinggal disini. Jadi walaupun mereka tinggal di pesisir wawasan mereka tetap berkembang,” sebut Safri.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Reski salah satu anak nelayan yang tinggal di pesisir ini. Dengan hadirnya ruang abstrak literasi setiap minggunya menjadi yang ditunggu-tungu olehnya dan kawan-kawannya.
“Karena di hari minggu kakak-kakak ini (Ferdi dan kawan-kawan) membawa banyak buku yang bagus untuk kami baca tidak hanya buku-buku pelajaran tapi ada juga buku-buku cerita,” cerita Reski.
Sumber: Cendana News