Lenggak lenggok belasan wanita menggunakan busana kebaya di atas panggung, dan warna warni busana yang mereka pakai menarik perhatian para pengunjung Caffe Walk di pelataran DP Mall Semarang.
Mereka yang tergabung dalam Komunitas Diajeng Semarang (KDS) berkumpul untuk melestarikan busana Kebaya sebagai warisan bangsa.
Komunitas ini menggelar perlombaan gulung kain kendit yang diikuti oleh anggota KDS dan masyarakat umum.
Terdapat juga edukasi tentang kain batik dalam event yang digelar Sabtu (29/4/2017) tersebut.
Peserta, Retno Yulianti menganggap acara yang diadakan oleh KDS merupakan pelopor bagi komunitas pecinta busana kebaya dan kain batik.
“Ada 40 anggota yang memakai busana kebaya dalam acara ini. Selain memperingati Hari Kartini, juga ada perlombaan menggulung kain kendit,” ujar wanita yang memakai kebaya warna kuning tersebut.
Sebenarnya, ucap dia, mengenakan batik dalam keseharian tidak ribet karena hampir 20 model lebih bisa dibuat dari kain batik untuk bawahan.
“Ada 20 model lebih bawahan bisa dibuat dari kain batik dan tidak memerlukan modifikasi dalam penerapanya. Kain batik bisa dibuat pendek bisa dibuat bawahan yang rok dan celana panjang,” imbuhnya.
Adanya edukasi busana kebaya dan kain batik seperti itu, ia berharap masyarakat sadar untuk lebih mencintai warisan budaya yang dimiliki berupa busana dan kain batik.
“Semoga saja anak anak muda tergerak untuk lebih mencintai busana kebaya. Selama ini masih banyak yang kurang peduli tentang batik dan kebaya,” pungkasnya.
Sumber: Tribun News