Buibuk Socmed; Bangun Support System Untuk Para Ibu

Dua orang ibu yang popular di media sosial, Chichi Utami dan Nova Andria, bercerita tentang grup yang mereka bentuk pada Januari 2015 bernama Buibuk Socmed.

Dari nama saja kita sudah bisa menebak, Buibuk Socmed berisi para perempuan yang sudah punya anak dan aktif di media sosial.

 Mereka bukan sekadar pengguna. Mayoritas anggota Buibuk Socmed punya pengaruh besar, yang bikin sejumlah brand “berani bayar mahal” ke mereka supaya mau mempromosikan satu produk di Twitter atau blog masing-masing.

“Awalnya karena sering curhat di Path. Namanya juga ibu-ibu muda, dikit-dikit curhat soal anak, ngeluh ini-itu, ingin resign dari kerjaan untuk mengurus anak. Dari situ saya mengajak teh Milly Shafiq dan Fitri Tash untuk bikin grup WhatsApp. Buat nyampah-nyampah sambil sharing,” kata Nova Andria.

Sementara Chichi mengatakan, Buibuk Socmed lebih enak disebut support system ketimbang komunitas karena tidak menerima keanggotaan. “Tidak semua ibu yang ingin bergabung bisa masuk. Kalau ada yang mau masuk, harus tanya ke anggota lain. Kalau mayoritas oke, baru bisa masuk.”

Tidak ada maksud untuk jadi pemilih, tapi yang gabung di grup ini memang harus aktif, jangan cuma jadi silent reader.

“Kalau ada yang cuma baca doang tapi tidak aktif, kita minta izin untuk mengeluarkan orang tersebut dari grup,” kata Nova.

“Tempo hari ada satu member yang baru gabung, melihat grup ini aktif banget, bahkan kalau tidak buka sebentar saja bisa ratusan chat yang harus dibaca, akhirnya dia keluar sendiri,” kata Chichi sambil tertawa.

Menurut Chichi, anggota Buibuk Socmed bukan dari satu lingkaran pertemanan yang sama. Ketika Chichi mengajak seorang teman untuk bergabung, belum tentu orang itu mengenal Nova dan anggota yang lain. Begitu juga sebaliknya.

Anak dan kelurga topik yang sering dibahas

Nova Andria bisa dibilang yang menjadi pelopor terbentuknya Buibuk Socmed. Memiliki tujuan agar para ibu punya wadah untuk berbagai banyak hal soal anak, keluarga, dan orangtua.

“Isinya 46 orang ibu-ibu muda dengan berbagai latar belakang pekerjaan. Dari dokter, arsitek, penyanyi, penyiar, karyawan swasta, business woman, dan stay at home mom,” kata Nova. “Mereka memiliki masalah berbeda yang bisa selalu dishare ke grup. Mendengarkan, menanggapi, dan memberi saran, itu hal yang biasa dilakukan member salin tanpa ‘judging statement’ yang menyakitkan hati,” kata Nova yang saat ini bermukim di Batam, Kepulauan Riau.

Selalu ada topik baru yang mereka bahas setiap hari. Topik obrolan juga bisa berubah-ubah. Dari yang serius sampai yang rada “sampah” (gosip).

“Bisa yang semua omongin soal anak, keluarga, bisnis, info diskon, sampai ngegosipin artis. Kemudian balik lagi ke topik semula,” kata Nova.

Tujuan utama dibuat grup ini, lanjut Nova, untuk membantu menyemangati ibu baru yang kerap didera Postpartum syndrome (depresi yang diderita oleh seorang ibu setelah melahirkan).

“Habis lahiran jadi gampang marah, gampang emosi, dan merasa tidak mesra dengan suami. Dengan saling sharing, si ibu jadi merasa bahwa dia tidak sendirian, temannya banyak, yang merasakan hal itu banyak,” kata Nova menjelaskan.

Nova berharap, tidak ada anggota Buibuk Socmed yang menyimpan masalahnya sendiri. Sebagai seorang istri, perempuan berjilbab ini sadar betul, cerita ke suami terkadang menjadi hal yang sia-sia karena menanggapi suatu masalah tidak sesuai dengan yang diharapkan.

“Ketika sesama perempuan sharing di grup itu, dia jadi dapat banyak saran, yang bisa dia tampung, dan di-filter. Mereka pasti mengerti hal itu,” kata Nova.

Karena tiga orang anggota Buibuk Socmed ada yang dokter, ketika anak sakit, para ibu tinggal mengirim foto kondisi anaknya, untuk dilihat oleh anggota yang seorang dokter itu.

“Dua orang dokter umum dan satu lagi dokter laktasi. Ketika ada anggota yang anaknya sakit, kirim foto, bakal dilihat sama mereka. Ketika mau menembus obat pun para ibu jadi tahu apa yang harus dilakukan. Dan untuk anggota yang baru saja jadi ibu, juga bisa menanyakan segala hal tentang menyusui ke anggota yang dokter laktasi itu,” kata Nova menerangkan.

Buibuk Socmed berhasil kumpulkan uang Rp17 juta dari garage sale

Belum lama ini, Buibuk Socmed mengadakan garage sale untuk satu kegiatan amal. Uangnya diserahkan ke panti satu panti asuhan yang mereka diskusikan sebelumnya.

Muncul ide untuk membuat menjual barang-barang kepunyaan mereka sendiri. Satu jenis barang dihargai Rp50 ribu sampai Rp100 ribu.

“Total yang didapat sebesar Rp17 juta,” kata Chichi Utami. Sebelum garage sale, seluruh anggota sempat mengadakan lelang internal, menjual barang-barang branded yang mereka punya ke teman-teman satu anggota.”

Selain berhasil mengumpulkan uang sebanyak itu, garage sale juga berhasil mempertemukan anggota-anggota yang selama ini hanya kenal di grup WhatsApp. Kegiatan amal jalan, silaturahmi juga jalan.

Ke depan, kata Nova, anggota Buibuk Socmed pengin membuat semacam diskusi untuk saling sharing dari Buibuk Socmed untuk orang lain,”Hanya saja masih mentah. Sponsor sudah ada yang mau, tapi kitanya masih belum maju.”

Buibuk Socmed juga akan menelurkan satu buku yang saat ini sudah masuk ke penerbit, berisi cerita dari beberapa orang anggota. “Kurang lebih ada delapan orang. Ceritanya dibagi-bagi. Ada yang menceritakan bagaimana mengajarkan anak dengan membuat mainan sendiri dan ada juga yang cerita soal melahirkan,” kata Nova menekankan.

Untuk melihat seperti apa keseruan Buibuk Socmed, follow akun Twitter @buibuksocmed @chicme @Novandria.

Sumber: LIPUTAN6

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa profil komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *