Kebanggaan akan sebuah hasil kebudayaan yang dimiliki nampaknya membuat sejumlah orang tergerak untuk terus menjaga dan mencintainya. Salah satunya Komunitas Diajeng Semarang (KDS) yang mencoba hadir untuk melestarikan busana jawa yakni batik dan kebaya.
Maya Diana Kusuma Dewi ketua dan pendiri KDS mengatakan, bahwa KDS bukanlah komunitas yang money oriented, juga bukan perkumpulan perempuan yang berkegiatan glamor ataupun sosialita.
“KDS ini murni peminatan. Kami lebih senang menyebut diri kami pecinta busana batik dan kebaya,” ujarnya, Minggu (5/3).
Dalam visinya, lanjut Maya, KDS ingin hadir sebagai salah satu komunitas yang bergerak untuk melestarikan busana Jawa. Misinya ingin mengajak para wanita Jawa Tengah, khusunya Semarang untuk kembali mencintai nilai-nilai warisan leluhur dari para leluhur.
Pihaknya menambahkan, KDS juga siap menjadi ujung tombak busana Jawa dan budaya Jawa. Dia juga menerangkan dalam 3 bulan ini sudah ada 43 anggota yang tergabung. Adapun untuk menjadi anggota, ia juga menerangkan tidak asal dalam menerima anggota baru.
“Kami tidak asal menerima anggota. Syarat menjadi anggota, harus punya komitmen untuk mencintai busana Jawa dan punya komitmen melestarikan busana Jawa.
Kedepan, KDS akan mencoba bersinergi dengan event-event yang bersifat kebudayaan. Dan lebih jauh lagi, ikut memajukan pariwisata yang ada di Kota Semarang.
Sementara itu, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi yang ikut menyaksikan pelantikan pengurus KDS menyatakan apresiasinya. Pihaknya mengatakan bahwa perempuan sekarang ini juga merupakan bagian dari percepatan pembangunan di Semarang.
“Kami berharap kiprah KDS bisa membantu pemerintah di tingkat kota maupun bangsa ini untuk bisa menjadikan perempuan sebagai bagian daripada kelompok besar yang membantu pembangunan khusunya di Semarang ini,” tukasnya.
Sumber: ASATU.ID