Suroboyo Free Diving; Jalin Keakraban Dalam Semangat Satu Tarikan Nafas

Kegemaran yang satu ini belakangan dikenal sebagai olahraga ekstrim. Namun, justru yang ekstrim itu yang manarik bagi para penggemarnya. Ya, menaklukkan diri sekaligus menikmati keindahan dunia bawah air. Mengenal Free Diving melalui lingkaran keakraban komunitas Suroboyo Free Diving.

Memahami arti freediving bukan hal yang sulit. Browsing di internet, sekian referensi akan terpajang. Freediving ini tersirat dalam legenda sudah ada sejak ribuan tahun sebelum masehi. Beberapa bukti arkeologi telah ditemukan di peradaban Mesopotamia dan Mesir, masing-masing di tahun 4500 dan 3200 sebelum masehi. Bahkan catatan lain menyebutkan bukti arkeologi tertua yang mengkonfirmasi manusia menahan nafas kala menyelam kembali pada 5400 tahun Sebelum Masehi. Mereka sekelompok manusia jaman mesolitik bangsa Skandinavia.

Suroboyo Free Diving (SFD) merupakan wadah bagi mereka penggemar menyelam tanpa alat scuba ini. Mengenali dan mengendalikan diri, selain ingin menikmati keindahan bawah laut secara sederhana, menjadi motivasi kegemaran mereka. Menjadi satu keakraban dalam semangat satu tarikan nafas.

Awalnya digagas oleh lima orang yang sebenarnya berlatar belakang penggemar jelajah gunung. Hingga suatu ketika, karena cuaca dan kondisi ketika itu sangat tidak memungkinkan untuk naik gunung. Lalu muncul ide untuk bermain-main di air. Mereka putuskan ke kolam renang. Sebab, beberapa teman pendaki belum bisa berenang. Maka, permainan pertama adalah belajar berenang.

“Seorang teman pendaki dan juga seorang freediver Bandung sharing tentang freediving,” ungkap Anwar Sadad, pegiat SFD. Menurutnya, di awal hanya sedikit orang, lama-kelamaan kian banyak. “Sekarang yang aktif sering latihan bareng sekira 20 orang,” tegasnya.

Sekilas tentang istilah freediving, konon muncul dari kata apnea yang berasal dari ungkapan Yunani yaitu; a-pnoia yang berarti ‘tanpa bernapas.’ Secara harafiah, kata apnea tidak berhubungan dengan kegiatan air, namun dalam terminologi saat ini kata apnea digunakan untuk merujuk pada olahraga freediving.

Freediving adalah penyelaman kedalam air tanpa melibatkan penggunaan peralatan selam atau alat bantu pernapasan, tetapi lebih bergantung pada kemampuan seorang penyelam untuk menahan nafasnya didalam air. Belakangan freediving banyak menarik perhatian masyarakat. Olahraga ekstrim ini juga menghadirkan kompetisi, dimana para freediver berusaha mencapai kedalaman, tahan nafas terlama (static apnea), dan mencapai jarak terjauh (dynamic apnea) dalam satu kali nafas.

Melakukan freediving  bagi setiap orang memiliki latar ketertarikan dengan aspek yang berbeda. Sebagian orang, freediving adalah cara menikmati kedalaman laut tanpa perlu canggung dan repot dengan peralatan scuba. Sebagian yang lain menganggap freediving sebagai ekstrim yang unik. Sebab membutuhkan relaksasi yang dalam. Sementara orang yang lain melihat freediving sebagai bentuk seni dan merupakan bentuk ekspresi dari diri sendiri. Dan kebanyakan mereka melihat freediving sebagai cara untuk menikmati dan menyatu dengan lautan dan seluruh alam.

“Ketenangan dan kontrol diri yang dituntut dalam freediving merupakan bentuk meditasi yang dalam, mengarah pada perubahan positif bagi seseorang, missal dalam kemampuan berkonsentrasi. Ini mengarah pada kondisi lebih baik bagi fisik dan mental mereka yang mempraktekkannya dengan benar,” tutur Anwar. Siapa pun bisa mengikuti dan menjajal freediving, walau idealnya mulai usia 18 plus. “Ini semata berkaitan dengan kemampuan mental, dalam hal mengatasi kepanikan ketika di dalam air. Terlebih di open water, di mana faktor resiko menjadi berkali-kali lipat dibandingkan di kolam,” tegasnya.

Seperti halnya olahraga ekstrim lainnya, dalam feediving juga terdapat prosedur-prosedur standar yang harus dan wajib dijalankan. Seperti hal-hal berikut; Kenali kemampuan diri dengan sangat baik. Jangan pernah freediving sendiri! Komunitas Suroboyo Free Diving, membuka diri bagi siapa pun yang berminat belajar atau mengenal lebih dalam olahraga freediving. Biasanya mereka latihan bareng di kolam renang Graha Residence setiap hari Minggu, mulai jam 14.00 WIB. Atau sebelum latihan bisa menghimpun informasi dulu melalui akun sosial media mereka di facebook: SFD (Suroboyo Freediving). Atau di Instagram: @suroboyofreediving.

“Teman-teman akan membantu belajar freediving. Mulai berlatih static apnea hingga dynamic apnea. Melakukan duck dive, dan melakukan tahapan-tahapan lain,” urai Anwar. Kata Anwar, komunitas hanya sebatas menemani belajar mengenal dan berlatih freediving. Mengenali peralatan yang digunakan, seperti long fin. Juga paham dan mengerti dalam mengelola resiko dalam olahraga ini. Sementara untuk mereka yang ingin mendapatkan lisensi, ada lembaga tersendiri yang mengeluarkannya.

Sumber: Julajuli

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa profil komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *