Berbagi Inspirasi, Ngabuburitnya Anak Muda Ala Palu Youth Forum (PYF)

Palu Youth Forum (PYF) adalah forum yang terdiri dari komunitas-komunitas yang ada di Kota Palu. Baru-baru ini PYF menginisiasi kegiatan buka puasa bersama yang diberi tagline ‘Ngabuburitnya Anak Muda’ (15/6/2017). Kegiatan ini dilaksanakan di Cafe Klinik Om Dokter, Palu, Sulawesi Tengah.

Kegiatan ini bertujuan sebagai ajang silaturahmi antar komunitas untuk menyadarkan tujuan bersama yaitu Sustainable Development Goals. Harapannya komunitas-komunitas yang ada bisa berkolaborasi untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik di tahun 2030.

Sebanyak 12 komunitas hadir dalam kegiatan ini, yaitu Baju Kertasku, Media Literasi Anak Negeri (MLAN), Peduliku, Gerakan Perpustakaan Anak Nusantara (GPAN), Penggerak Muda, Mosikola, Sharing Learning Community (SLC), Rumah Bahari Gemilang (Rubalang), Nez In the Club (NIC), Hello People Community (HPC), TVRI English Lover (TELC), dan Poso Babaca.

Kegiatan ini diawali dengan sharing yang dibawakan oleh Pujiati Sari, Awardee LPDP 2017 sekaligus anggota Forum Lingkar Pena Sulawesi Tengah. Menurutnya komunitas sebaiknya memiliki jaringan internasional,

“Berkaca dari pendiri Gerakan Mari Berbagi  (GMB), Azwar Hasan yang S1-nya di Indonesia, S2-nya di Amerika Serikat, dan S3-nya di Belanda. Setelah mengenyam pendidikan tersebut, link itu terbuka. Banyak tawaran-tawaran kerjasama bahkan bantuan untuk komunitasnya,” ujarnya.

Acara dilanjutkan dengan sharing kegiatan dari masing-masing komunitas. Taufan Saputra, founder Rubalang pada salah satu sesi sharing menyampaikan tentang pentingnya kolaborasi antar komunitas,

“Anggota Rubalang bekerja bukan untuk membesarkan komunitas Rubalang, tapi untuk membesarkan Indonesia. Komunitas terkadang punya ego untuk bersinergi. Kalau kebaikan yang terorganisir terkalahkan dengan kejahatan yang terorganisir, maka kejahatan terorganisir terkalahkan dengan kebaikan yang terkolaborasi. Sudah saatnya kebaikan dikolaborasikan!” pungkasnya.

Founder Sharing & Learning turut menambahkan tentang manajemen perubahan,

“Perubahan besar dimulai dari merubah diri sendiri. Membaca adalah salah satu proses mengubah diri menjadi lebih baik. Membaca tidak hanya menghasilkan pengetahuan, tapi harus diterapkan. Membaca pun harus diorganisir, karena buang-buang waktu yang terorganisir mengalahkan membaca yang tidak terorganisir,” jelas Muadz Al Banna.

Kegiatan ini ditutup dengan harapan, setiap komunitas bisa terklasifikasi berdasarkan jenisnya dan disesuaikan dengan kategori dalam Sustainable Development Goals. Kemudian dapat membuat project besar bersama dalam waktu mendatang. (dza)

FOTO DOK. Komunitas Palu

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa liputan acara komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *