Banjoemas History & Heritage Community (BHHC) adalah sebuah komunitas pecinta sejarah dan peninggalan bersejarah di wilayah eks-Karesidenan Banyumas. Penamaan Banjoemas sengaja diambil dari ejaan lama.
Semangat pelestarian sejarah dan heritage atau warisan budaya yang dilakukan BHHC di inspirasi oleh kecintaan Jatmiko Wicaksono sang penggagas komunitas ini terhadap peninggalan masa silam yang demikian berharga tetapi tidak terpelihara dengan baik. Diantara peninggalan berharga yang ada di Eks-Karesidenan Banyumas adalah jejak-jejak peninggalan kereta api di era kolonial.
Di era tersebut kereta api bukanlah milik negara, tetapi milik swasta. Ada dua perusahaan kereta api di Banyumas. Perusahaan kereta api SS (Staats Spoorwegen) pada tahun 1914-1915 membangun jalur kereta antara Cirebon dan Kroya. Sedangkan Perusahaan kereta api SDS (Serajoedal Stoomtram Maatschappij) yang didirikan tahun 1893 pada awalnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan pabrik-pabrik gula yang ada di sini.
Mblusuk atau kegiatan rekreasi sejarah menjadi salah satu program andalan dari BHHC. Penelusuran rel kereta dan rel lori menjadi salah satu agenda mblusuk yang banyak diminati. Dari kegiatan ini, kita bisa menyaksikan betapa kayanya aset perusahaan-perusahaan kereta api tersebut. Setelah dinasionalisasi seluruh aset dari perusahaan-perusahaan kereta api yang ada di seluruh Indonesia seluruhnya menjadi milik PT . Kereta Api Indonesia.
Selain aset kereta api, BHHC juga melakukan pendataan dan pendokumentasian benda dan bangunan peninggalan dari era Kolonial. Kota Lama Banyumas menjadi daerah yang didapati memiliki begitu banyak benda dan bangunan bersejarah. Beberapa masih terjaga degan baik sementara lainnya sudah lenyap dilahap zaman.
Bukan hanya pendataan, tetapi juga penjagaan atas benda dan bangunan bersejarah. BHHC sempat membuat campaign berupa upaya preventif ketika Villa Krandji di Purwokerto hendak dihancurkan. Sayang sekali nasib malang, upaya tersebut tidak berbuah manis. Bangunan bernilai sejarah tinggi tersebut kini berubah menjadi restoran modern.
Pun begitu ketika bangunan bekas Pabrik Gula Kalibagor hendak dihancurkan. Dengan jejaring BHHC di lokal Banyumas maupun nasional, serta melibatkan media secara masif, upaya preventif penjagaan BHHC tidak lagi boleh gagal. Walhasil, upaya BHHC dengan dukungan berbagai pihak akhirnya berhasil. Bekas cerobong yang sudah telanjur dihancurkan kemudian dibangun kembali, bangunan pabrik gula gagal dihancurkan justru sekarang diremajakan tanpa merusak arsitektur aslinya.
Kegiatan dan perkembangan BHHC ter-publish dengan apik di www.banjoemas.com. BHHC adalah salah satu bukti komunitas lokal yang tidak mendapat sokongan APBD maupun lembaga hibah manapun secara signifikan, tetapi tetap bisa eksis. Mengunjungi web komunitas tersebut kita akan menemukan banyak content orisinil sekaligus dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Semua itu semata tumbuh dari semangat untuk melestarikan kekayaan masa lalu, untuk warisan masa depan. Salam lestari!.
Sumber: NJUGUR.ID