Komunitas Loemboeng Boedoyo; Sarana Pendidikan Budaya Untuk Anak Muda

Warga Kedunggudel, Kelurahan Kenep, Kecamatan Sukoharjo membentuk komunitas Loemboeng Boedoyo untuk mewadahi kreativitas anak-anak muda sekaligus sebagai sarana pendidikan budaya bagi mereka. Selain di bidang seni, komunitas ini juga bergerak untuk menyelamatkan heritage di Kedunggudel yang diyakini sebagai desa tertua di Sukoharjo.

Ketua Loemboeng Boedoyo, Sasongko mengatakan, pendirian komunitas ini bertujuan untuk mengakomodir generasi muda yang memiliki semangat dalam kreatifitas dan ide di bidang seni budaya. Melalui komunitas ini, ide kreatif dari anak-anak muda akan diarahkan ke kegiatan yang positif.

“Apalagi Kedunggudel ini, cikal bakal adanya Sukoharjo. Pembentukan Loemboeng Boedoyo selain merangkul anak muda dalam seni nanti juga akan diarahkan bagaimana menyelamtkan warisan Kedunggudel yang ditinggalkan leluhur,” tutur Sasongko, Selasa (31/1/2017)

Dikatakan Sasongko, Desa Kedunggudel merupakan basis perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia. Di tempat ini masih terdapat beberapa peninggalan sejarah, seperti makam-makam tua dan masjid tertua.

Kedunggudel mempunyai masjid tua yang dalam literatur sejarah menjadi tempat pertemuan Pangeran Diponegoro dengan Sinuhun Paku Buana VI dalam konsolidasi perang Diponegoro tahun 1825-1835. Selain  itu, basecamp Loembung Boedoyo yang terletak di Rt 02/01 Kedunggudel itu juga merupakan gedung peninggalan eks Partai Komunis Indonesia (PKI) yang dulunya menjadi tempat rapat dan konsolidasi partai.

“Gedung ini dulu milik anggota PKI, dulu disini keliatannya buat rapat partai, ada papan tulisnya juga. sekarang kita ambil alih untuk menghidupkan spirit anak muda yang mencintai budaya,” terang Sasongko.

Loemboeng Budoyo yang baru berdiri pada September 2016 lalu, akan menjadi wadah untuk menyelamatkan warisan leluhur yang di gerakkan oleh anak-anak muda setempat. Tempat ini disiapkan sebagai outing class yang bisa dimanfaatkan oleh pelajar maupun peneliti untuk belajar tentang seni dan sejarah.

“Spot dan stand sedang kami siapkan, bahkan sudah sering beberapa sekolah mengirim siswanya kesini untuk belajar lapangan. Harapannya nanti bisa jadi tempat pendidikan desa budaya,” pungkasnya.

Sumber: SOROT SUKOHARJO

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa profil komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *