Globalisasi dan modernisasi adalah dua hal yang sudah terjadi sejak tahun millennium memasuki era ini. Perubahan demi perubahan, transisi demi transisi semakin mengisi dinamika yang terjadi di dunia ini dari segala aspek, sehingga perlahan nilai – nilai konvensional seperti adat istiadat, budaya tradisional, seakan hilang tergerus jaman tergantikan oleh nilai – nilai kontemporer seperti film Hollywood, K-Pop, hiphop dan lain sebagainya.
Dominannya efek globalisasi semakin banyak membuat kaum milenial kurang mengenal identitas dan asal muasalnya sendiri. Namun, dibalik massifnya gempuran modernisasi yang menyerang di tiap – tiap Negara, masih banyak elemen – elemen masyarakat yang masih konsisten memperkenalkan budaya lokal sehingga nilai – nilai tradisional masih bisa eksis ditengah kemajuan jaman.
Salah satunya adalah kegiatan yang dilakukan oleh salah satu komunitas yang menamakan dirinya Komunitas Tosan Aji Jayakarta, Komunitas ini merupakan sekumpulan orang yang memiliki hobi dan minat yang sama dalam melestarikan barang – barang peninggalan sejarah yaitu berupa keris. Pada akhir pekan lalu, mereka membawa bermacam – macam senjata tradisional ke SMP Labschool Rawamangun pada kelas budaya senjata tradisional nusantara. Kepala Sekolah SMP Labschool Jakarta, Drs. Asdi Wiharto mengatakan, Tosan aji sebagai warisan budaya perlu diperkenalkan sejak dini kepada siswa. “Ini pertama kali di sekolah kami, dan sangat menambah wawasan siswa SMP Labschool. Ke depan harus lebih sering agar para siswa semakin kenal budaya Indonesia,” ujar Asdi Wiharto dalam sambutannya.
Apresiasi atas kegiatan ini datang dari Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. “Program Komunitas Tosan Aji Jayakarta ini akan diingat para siswa sepanjang hidup mereka, tidak semua orang pernah memegang langsung senjata tradisional dari berbagai daerah. Di Gerakan Pramuka, berbagai tosan aji diperkenalkan saat upacara bhinneka tunggal ika, disebutnya pusaka adat ambalan,” kata Hariqo Wibawa, Andalan Nasional Bidang Kominfo di Jakarta (21/7).
Program kelas budaya tosan aji sudah lama dipraktekkan untuk pelajar dan mahasiswa. Tujuannya jelas, untuk memperkenalkan sekaligus membangkitkan minat masyarakat untuk lebih memahami dan mencintai NKRI lewat tosan aji. Ciri khas tosan aji nusantara dalam memperkenalkan salah satu artifak sejarah meliputi keris, pedang, kudi, kujang, tombak, badik, rencong, siwah, tumbuk lado, dan sebagainya.
Kegiatan edukasi ini harus lebih di komprehensifkan dan di intensifkan di tengah banyaknya budaya asing yang masuk dan lebih diminati anak-anak muda Indonesia khususnya kaum milenial. “Kami sengaja jemput bola dengan menawarkan pembelajaran tosan aji ke sekolah-sekolah. Alhamdulillah disambut positif SMP Labschool. Apalagi keris sebagai bagian dari tosan aji nusantara sudah diakui oleh UNESCO pada 25 November 2005. Ini sebuah kebanggaan dan tantangan bagi kita untuk terus merawat dan melestarikannya,” ujar Setiawan, Ketua Komunitas Tosan Aji Jayakarta.
Sumber: GURUMEZO