Reza Mahmud Rauf: Kertas dan Kreativitas Jadi Peluang Bisnis Menjanjikan

“Masyarakat Indonesia masih berpikir kalau kertas ya hanya sebatas kertas. Masyarakat belum tahu pemanfaatan kertas yang lebih banyak lagi. Kebanyakan dari mereka hanya tahu Origami,” ujarnya di ujung telepon.

Pemilik suara  itu adalah Reza Mahmud Rauf atau yang lebih dikenal dengan nama Rauf Rephanus, pendiri komunitas Peri Kertas Indonesia. Melalui percakapan usai sholat magrib itu ia menyampaikan concern atau kekhawatirannya terhadap keterbatasan pemanfaatan kertas di kalangan masyarakat Indonesia. Kata Rauf, dengan kreativitas, bahan sederhana tersebut bisa berubah menjadi karya seni bernilai tinggi.

Hal itu tentu tak asal ia sebutkan, coba saja tengok apa yang dilakukan Rauf dan teman-temannya yang tergabung dalam komunitas yang didirikan resmi pada 2009 silam itu. Ditangan orang-orang kreatif yang tergabung di dalamnya, bahan dasar yang sederhana ini berubah spesial. Sebut saja miniatur robot, bus transjakarta, hingga tokoh atau karakter kartun yang ia buat dari kertas. Karya-karyanya tersebut yang pernah diganjar dua rekor murni ini benar-benar apik dan tampak tidak sama sekali terbuat dari kertas karena detailnya.

Pendirian komunitas ini ia ceritakan bermula dari kegemarannya merakit tokoh atau benda tiga dimensi dari kertas yang polanya ia temukan di majalah dan internet. Kata Rauf yang Kala itu sedang menempuh studi di Institut Pertanian Bogor dengan jurusan Teknik Pangan, kebanyakan pola tiga dimensi yang ia temukan datangnya dari Jepang.  Mulanya ia hanya iseng saja, namun lama-kelamaan ia terhipnotis juga katanya.

Merasa sendirian menekuni Papercraft dan punya keinginan untuk terus mengembangkan hobinya, ia kemudian mulai mengenalkan apa yang ia lakukan ini kepada masyarakat Indonesia. Hal yang ia lakukan pertama kali ialah membuat sebuah postingan di sebuah forum online. Di sana ia mengenalkan Papercraft dan juga memamerkan karya-karya yang sudah ia buat.

Tak disangka, apa yang ia bagikan di forum tersebut menuai respons yang cukup tinggi. Semenjak itulah ia mulai menemukan banyak orang dengan kesamaan hobi dan hal itu lantas mendorongnya mendirikan komunitas atau wadah pecinta kertas atau Papercraft. Kata Rauf, komunitas tersebut jadi tempat para pecinta kertas berkumpul dan berbagi ilmu mengenai Papercraft, salah satunya ilmu desain membuat pola Papercraft tiga dimensi.

Langkah Rauf menekuni hobinya di Papercraft ini tak berhenti hingga membuat komunitas saja. Melihat adanya peluang bisnis dari seni kertas ini, pada 2013 ia mendirikan perusahaan yang ia namakan Ichinogami. Perusahaan ini ia kelola hingga saat ini bersama istrinya, Putri Ayu Pratami Dalam perusahaan ini, Rauf duduk di bangku konseptor dan Creative Branding.

Papercraft ini belum dilirik bisnisnya sekarang ini, akan tetapi minat masyarakat tinggi untuknya. Bukan itu saja, perusahaan-perusahaan juga banyak yang mulai melirik seni kertas ini, untuk kegiatan perusahaan atau pun branding,” ujarnya.

Ketika ditanya soal skill yang ia miliki dalam merakit kertas dalam model yang rumit, Rauf mengaku tak punya latar belakang seni atau pun desain, ia  bilang kalau semua ini murni autodidak atau belajar mandiri. Ia belajar dari beragam sumber, mulai dari internet hingga berkumpul dengan pegiat-pegiat Papercraft.

Kelihaiannya merakit kertas ini tentu tak ia dapatkan dengan mudah. Kata pria yang pernah bekerja di sejumlah media radio ini sebagai penyiar, produser hingga music director ini, butuh lima tahun untuk menguasai Papercraft. Dalam proses yang memakan tahun itu, Rauf tak hanya belajar merakit, ia juga belajar memahami logika Papercraft yang ia bentuk. Pasalnya itu akan menjadi bekal logika tiga dimensi tersebut akan bermanfaat untuk mendesain pola.

Buah kesabaran belajar Papercraft selama beberapa tahun itu nyatanya berbuah manis. Terhitung delapan tahun sudah Rauf melangkahkan kakinya bersama Peri Kertas dan berkembang juga bersama Ichinogami, beragam karya juga sudah ia telurkan dan banyak pintu peluang bisnis yang ia bukakan untuk teman-teman pegiat Papercraft. Karya-karyanya bahkan pernah diganjar dua rekor murni, yang pertama untuk kreasinya dengan kertas bekas dan yang lainnya adalah membuat patung dari kertas setinggi 10 meter.

Rauf mengatakan, dari perjalanannya ini, selain memiliki wadah dengan teman-teman satu obsesi yang jadi tempat untuk mengembangkan hobinya, Rauf juga punya kesempatan memperluas jaringannya. Dan tentu saja, semakin luas jaringan pertemanan, semakin luas dan besar pula peluang bisnis untuk arus dan teman-teman pegiat Papercraft katanya.

Melalui komunitasnya yang sudah tersebar di 30 regional Indonesia ini ia berharap makin dapat memperkenalkan pemanfaatan kertas yang lainnya kepada masyarakat, yakni seni merakit kertas atau Papercraft. Pasalnya dikatakan Rauf, sebenarnya bukan hanya soal pemanfaatan saja, Papercraft ini dapat memacu kreativitas generasi muda dan memacu imajinasi anak-anak.

 

Dokumentasi: Rauf Rephanus

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *