Komunitas Wayang Orang Sriwedari; Bertahan Hingga Usia Satu Abad

Di tengah gempuran budaya pop yang begitu massif di era sekarang, budaya lokal seakan harus penuh perjuangan untuk dapat bertahan. Dari sekian banyak, komunitas Wayang Orang (WO) Sriwedari merupakan salah satu komunitas seni budaya yang dapat mempertahankan eksistensi.

Menginjak usia 107 tahun, WO Sriwedari terus berkarya. dalam waktu dekat, grup Wayang Orang Sriwedari akan melakukan pentas di Gedung Pewayangan Kautaman, Jakarta Timur, 25 April mendatang. Pergelaran ini merupakan hasil kolaborasi antara Dinas Kebudayan Kota Surakarta dengan Triardhika Production.

“Dengan semangat menjaga budaya, kami ingin memberi ruang apresiasi melalui pementasan Wayang Orang (WO) Sriwedari. Seni tradisi sebagai ungkapan kehidupan yang tidak hanya mengandung tatanan estetika, namun juga pandangan hidup, tata nilai dan identitas diri,” ujar produser Triardhika Production, Eny Sulistyowati beberapa waktu lalu.

Ia mengatakan, pergelaran  mengusung cerita “Mintaraga” dengan penekanan tema; interested menjunjung jati diri budaya bangsa. Lakon tersebut terinspirasi dari Serat Arjunowiwaha, yang kemudian menjadi lakon utama dalam pertunjukan ini. Pementasan ini berkaitan dengan acara Kongres IX SENAWANGI (Sekretariat Nasional Pewayangan Indonesia), yang digelar di Jakarta.

Eny mengatakan, Wayang Orang (WO) Sriwedari merupakan komunitas seni budaya paling fenomenal, yang kini usianya menginjak 107 tahun.

“Walau terimbas oleh dinamika zaman, namun grup kesenian ini tetap eksis menjaga marwah dan kegemilangannya,” ujar Eny yang juga ikut berperan sebagai Batari Supraba dalam pementasan ini.

Wayang Orang (WO) Sriwedari pernah mengalami masa keemasan. Yaitu di masa Rusman, Darsi, dan Surono, sebagai penggiat Wayang yang paling banyak dikenang oleh pecinta Wayang Orang. Wayang Orang (WO) Sriwedari mempunyai kekuatan pada tokoh tokohnya, disamping konsep garapan.

“Kami ingin menunjukkan bahwa Wayang Orang (WO) Sriwedari sebagai kesenian tradisional, mampu eksis dan berkembang sesuai zaman. Dari segi artistik, bobot isian cerita, pola penggarapan, dan visual panggung, kami terus mencoba menggali warna-warna baru dengan tetap berpola pada kekuatan klasik Wayang Orang,” terang Agus Prasetyo sebagai Sutradara, sekaligus memerankan tokoh Mintaraga.

Sumber; REPUBLIKA

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa profil komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *