Riza Sativianti: Bersyiar Lewat Karya Seni Visual

Perempuan muda kelahiran 1989 bernama Riza Sativianti ini kala itu gelisah. Ia melihat kalau banyak sekali muslimah atau perempuan-perempuan muslim kreatif dengan karya-karya seninya yang brilian tak pernah terdengar suaranya. Ia juga menyayangkan kalau karya-karya muslimah ini tak bertema dan kerap kali dibuat untuk iseng-iseng belaka, padahal potensi ini bisa dimanfaatkan untuk menyebarkan nilai-nilai islam dalam bentuk visual yang menarik.

Kegelisahan itu kemudian mendorongnya mendirikan sebuah wadah kreatifitas khusus perempuan muslim yang diberi nama Hijabographic. Dikatakan perempuan lulusan Institut Teknologi nasional Bandung, jurusan Desain Interior ini, Hijabographic mulanya ia buat bersama kedua temannya, Hestia Petrina dan Ragillia Rachmayuni untuk menjadi tempat atau media menunjukan karya saja.

Media yang digunakan kala itu adalah Tumblr, twitter dan Facebook. Media-media itu kata perempuan yang lebih akrab dipanggil dengan nama Riza ini, cukup populer kala itu dan banjir dengan karya-karya desain grafis asal luar negeri. Dari situ Riza dan kedua temannya kemudian berpikir kalau mereka harus juga membanjirinya dengan karya khas Indonesia dan karya-karya seni yang kaya makna dan nilai agama islam.

Tak disangka-sangka, seiring berjalannya waktu, wadah unjuk gigi karya ini menuai antusias yang cukup besar, wadah ini pun berubah bentuk jadi komunitas. Di dalam komunitas itu, Riza dan muslimah lainnya berbagi ilmu dan kemampuan mereka untuk mengembangkan diri. Bahkan mereka juga membuat pameran karya untuk membawa karya mereka ke khalayak lebih luas, sehingga pesan-pesan dari karya mereka bisa tersampaikan lebih luas lagi.

Komunitas ini sebenarnya tak hanya jadi tempat unjuk gigi karya seni dan wadah berbagi khusus muslimah saja, kata Riza, komunitas ini punya satu tujuan utama, yakni bersyiar. Melalui percakapan sore itu, Riza menjelaskan kalau sebenarnya komunitas ini ingin mengajak para muslimah untuk mengenakan penutup aurat atau berhijab.

“ini kampanye menutup aurat lewat media artwork untuk mengajak dan mengembangkan nilai menutup aurat.  Karena jika seseorang mengenal bagaimana menutup aurat dengan benar, maka itu jalan untuk muslimah belajar agama islam lebih dalam,” ungkap ibu muda satu anak ini.

Syiar dan dakwah tersebut dikatakan Riza disampaikan dalam bentuk infografis, poster, Photoworks, hingga komik berjudul Hijabocomic. Selain berfokus dalam faktor kreativitas yang tercermin melalui visual, Riza dan teman-teman juga berfokus dengan isi pesan yang disampaikan. Misalnya, pesan dalam karya yang tidak terlalu menyindir, tidak SARA, dan tentunya harus diperiksa terlebih dahulu kebenaran dalilnya sebelum dikutip dan diletakan di poster. Semua produk visual ini kemudian disebarkan melalui media sosial komunitas.

Dan bahkan ini yang menggembirakan kata Riza, karyanya dan karya teman-temannya yang sudah disebarkan kadang dipakai komunitas lainnya untuk mengkampanyekan penggunaan hijab. Hal ini tentunya akan membantu Hijabographic dalam perluasan penyebaran kampanye dan nilai-nilai menutup aurat.

Didirikan resmi pada 2013 lalu, komunitas ini ternyata cukup memberikan dampak untuknya. Riza merasa ada perubahan yang baik yang ia alami pasca pendirian Hijabographic, misalnya keluar dari rutinitas pekerjaan kantor yang itu-itu saja dan mengerjakan hal yang disukai, yakni desain grafis. Kemudian soal dakwah melalui seni visual, kata Riza, kini ia menjadi pribadi yang lebih yang peka dan peduli. Ia juga mendapatkan banyak relasi dan tentunya ilmu baru setelah bertemu banyak muslimah kreatif.

Akan tetapi, meski demikian, Riza tak menampik kalau ada tantangan dalam menahkodai komunitasnya. Tantangan itu adalah soal SDM atau Sumber Daya Manusia komunitasnya. Kata Riza, hingga kini masih banyak anggota yang belum berkomitmen dalam komunitasnya, misalnya, masih banyak anggota komunitas yang tidak pernah muncul memberikan karya atau menghilang begitu saja dan keluar dari komunitas.

Namun, tantangan tadi tentu takkan pernah menghalangi langkah Hijabographic dalam berkarya dan menyebarkan nilai-nilai keislaman. Justru Hijabographic makin aktif menyelenggarakan kegiatan dan juga kolaborasi dengan komunitas lainnya. Buktinya, beragam kegiatan mulai bermunculan, misalnya talkshow dan workshop seni.

Tambahnya, “Dampak dari kehadiran kita sudah mulai terasa dan sekarang banyak yang mengundang kita untuk memberikan workshop seni. Hijabographic juga jadi salah satu media untuk mengajak muslimah membagikan ilmunya. Karena ilmu kan nggak enak kalau hanya disimpan sendiri.”

Sebelum menutup pembicaraan, Riza menyampaikan harapannya agar komunitasnya ini dapat terus berkarya dan berkembang mengikuti dunia desain yang dinamis. Kata Riza, ia dan teman-teman harus mengembangkan bakatnya terus agar bisa bersaing. Dan ini juga penting, perempuan yang pernah bekerja sebagai konsultan interior ini juga berharap kalau mereka bisa terus mengembangkan cara-cara berdakwah melalui karya seni.

Dokumentasi: Riza Sativianti

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *