Komunitas Lapak Buku Kita; Tumbuhkan Budaya Membaca Anak Medan

Menumbuhkan minat membaca di kalangan masyarakat, ternyata memiliki tantangan tersendiri. Padahal budaya membaca buku merupakan jendela informasi dan pengembangan intelektual.

“Oleh sebab itu, budaya membaca buku harus terus digaungkan. Buku sudah harus menjadi kebutuhan wajib bagi masyarakat,” kata Dedek (30), Ketua Komunitas Lapak Buku Kita ketika ditemui, Minggu (12/03/2017).

Dedek mengaku miris melihat masyarakat yang saat ini minat bacanya menurun. Menurutnya, sumber ilmu pengetahuan terbesar berasal dari buku.

“Saat ini banyak kemudahaan yang ditawarkan dalam menarik minat masyarakat membaca buku. Misalnya, hadirnya perpustakan keliling milik Pemerintah Kota Medan dan Komunitas Lapak Buku Kita, atau baca buku elektronik,” katanya.

Menurut Dedek, menumbuhkan budaya membaca harus terus digiatkan anak muda terlebih-lebih di era globalisasi saat ini. Komunitas Lapak Buku Kita, kata Dedek, akan terus mencoba hadir di tengah-tengah masyarakat. Selain membaca buku di lokasi, para pembaca juga bisa meminjam. Tak hanya itu, pihaknya mengaku sering mengadakan diskusi rutin di tengah-tengah masyarakat.

“Kami menerima sumbangan buku. Kemudian buku itu kami manfaatkan biar bisa dibaca banyak orang. Buku yang ada pada kami beraneka ragam. Ada buku pelajaran, komik, novel dan buku pengetahuan umum. Kami selau ingat pesan dari Milan Kundera sebagai motivasi kami. Jika ingin menghancurkan sebuah bangsa dan peradaban, hancurkan buku-bukunya. Maka pastilah bangsa itu akan musnah. Oleh sebab itu masyarakat Medan harus terus menumbuhkan budaya membaca,” jelasnya.

Intan, 15 tahun, menanggapi positif hadirnya komunitas buku di Medan. Ia menilai kegiatan seperti ini akan berdampak positif pada generasi muda seperti dirinya. Buku-buku yang disediakan sangat bagus dan membuat orang tertarik membaca.

“Waktu aku lewat tadi, kulihat ada beragam jenis buku digelar. Kirain orang jual buku, rupanya komunitas buku. Terus bisa baca gratis. Bukan satu komunitas saja, melainkan ada komunitas Lapak Buku Kita dan Lentera Hijau. Ini sangat bagus. Ke depan harus bertambah yang datang. Apalagi bukunya keren-keren,” kata Intan semringah.

Berdasarkan penelitian Internasional Programmer for Internasional Student Assesment (PISA) tahun 2015 menyebutkan kemampuan membaca siswa di Indonesia menduduki urutan ke 69 dari 76. Bahkan posisi Indonesia lebih rendah dibandingkan Vietnam yang berada di posisi ke-12.

Sumber: INILAH MEDAN

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa profil komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *