Komunitas Baca Japakeh (KBJ) Rayakan Hari Puisi Indonesia (HPI) di Kota Meureudu, Pidie Jaya

Komunitas Baca Japakeh (KBJ) rayakan Hari Puisi Indonesia (HPI) di Kota Meureudu, Pidie Jaya, Minggu (20/08/2017). Acara tersebut diisi dengan pembacaan puisi oleh beberapa penikmat puisi serta ditutup dengan aksi musikalisasi puisi oleh Saifullah S alias Pilo Poly yang membawakan puisi Nanang Supriatin, Katarsis.

Ketua KBJ, Edi Miswar Mustafa selaku Ketua Panitia Acara menegaskan ini adalah perayaan Hari Puisi Indonesia yang ke-2 di Aceh. Sebelumnya, HPI telah duluan diselenggarakan oleh teman-teman penyair di Takengon, Aceh Tengah.

Menurutnya, dengan gelar baca puisi di Kota Meureudu, Pidie Jaya, kabupaten pemekaran Pidie ini bisa lebih dikenal luas. Apalagi banyak nama-nama sastrawan asal Pidie Jaya yang bahkan sudah eksis di tingkat nasional.

“Acara ini kita laksanakan sebagai upaya mengenalkan diri kepada dunia bahwa Meureudu itu ada, Pidie Jaya itu ada. Tahun depan insya Allah akan kita laksanakan lagi. Tahun depannya kita laksanakan lagi dan moga-moga makin banyak yang bisa berhadir”, ujar dia.

Sebutnya, Arafat Nur, Mustafa Ismail, Iskandar Norman, Mahdi Idris, Halim Mubary, Sulaiman Tripa, Zab Bransah, Nabhany AS, Idrus bin Harun, Fuady Keulayu, Ikhsan Hasbi, Pilo Poly berasal dari Pidie Jaya. Ia berharap semangat Japakeh seorang ulama asal Meureudu yang dulunya dicari Iskandar Muda untuk diangkat sebagai panglima perang, dapat diteruskan generasi berikutnya.

“Japakeh adalah seorang ulama yang dicari Iskandar Muda dulu. Karena beliau, gajah tunggangan Sultan Aceh tersebut berhenti dan mendekam sebagai pertanda disinilah ulama yang dicari sultan bertempat tinggal. Ini muasal nama Meureudu. Meureudu sendiri berasal dari kata Meurah Du yang artinya gajah mendekam”, katanya.

Di masa Belanda, lanjut dia, Meureudu adalah satu dari tiga wilayah distrik yang diperintah seorang kontrolir Belanda di wilayah Pidie, dua lainnya adalah Lamlo dan Sigli. Sehingga geografis Meureudu di masa itu dari Ulee Gle sampai Lueng Putu.

Sementara Win Gemade yang datang bersama istri mengatakan perayaan ini sebagai momen sempurna untuk Pidie Jaya pasca gempa. Kedepan, ia berharap anak-anak sekolah dapat dikenalkan dengan budaya berpuisi.

“Sastra ada dalam jiwa semua orang. Karena sastra itu keindahan. Nah, alangkah bahagianya jika kita mampu menularkan kebahagiaan tersebut kepada semua orang. Oleh karena itu, langkah strategisnya adalah dengan mengenalkan puisi kepada generasi muda, khususnya para pelajar”, ujar Win.

Sementara itu, Koordinator HPI, Pidie Jaya Saifullah S merasa bahagia sudah mempelopori hadirnya acara seperti ini di Meureudu. Menurutnya, sudah saatnya pesisir timur belajar dari orang-orang di wilayah tengah dan pesisir barat Aceh untuk membekukan laksaaan ingatan, semangat, ide, dan pengetahuan dalam karya sastra puisi.

“Saya senang hari ini melihat Kota Meureudu diisi dengan puisi. Sudah saatnya sastrawan pesisir timur untuk kompak sebagai sastrawan pesisir barat dan tengah Aceh untuk saling berbagi laksaan semangat, ingatan, ide, pengetahuan, cita-cita, dalam sastra puisi”, jelas Pilo Poly.

Turut hadir dan ikut membaca puisi dalam acara tersebut cerpenis nasional asal Aceh, Ida Fitri yang bersedia datang dari Bireuen.

Sumber: Lintas Peristiwa

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa liputan acara komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *