Kampanyekan ‘Orange The World’, IFI dan UN Women Indonesia Gelar Pemutaran & Diskusi Film

Institut Prancis di Indonesia (IFI)-Kedubes Prancis di Indonesia bekerja sama dengan UN Women Indonesia memperingati hari anti-kekerasan terhadap perempuan. IFI menekankan pentingnya penghapusan kekerasan terhadap perempuan dan pencapaian kesetaraan gender dengan menggelar pemutaran dan diskusi film Des Femmes et Des Hommes (Perempuan dan Laki-laki) yang digelar di Jakarta, Sabtu (25/11/2017).

Acara dibuka oleh Duta Besar Prancis untuk Indonesia dan Timor Leste Jean-Charles Berthonnet dan Perwakilan UN Women untuk ASEAN Sabine Machl serta dihadiri oleh para duta besar negara-negara Uni Eropa.

Acara diskusi dipandu oleh penasehat untuk gender dan inklusi sosial Chandra Sugarda dengan pembicara Ketua Komnas Perempuan Azriana, penyanyi dan juga aktivis Kartika Jahja, Atase Kerja Sama bidang Pendidikan Kedutaan Besar Prancis untuk Indonesia dan Timor Leste Emilienne Baneth, pakar pendidikan Kedubes Belanda Sarah Spronk, serta penulis buku Alpha Girl’s Guide Henry Manampiring.

Atase Kerja Sama bidang Pendidikan Kedutaan Besar Prancis untuk Indonesia dan Timor Leste Emilienne Baneth mengatakan pemutaran film dan diskusi dalam rangka Hari Internasional Penghapusan Kekerasan terhadap perempuan diselenggarakan untuk mengidentifikasi tantangan dan hambatan dalam mewujudkan kesetaraan gender.

“Selain itu, membangun kesadaran untuk menghentikan ketimpangan gender dan kekerasan terhadap perempuan sekaligus menginspirasi dan mengajak masyarakat untuk menjadi penggerak perubahan dan perbaikan kondisi perempuan dan anak-anak perempuan,” ujar Emilienne.

Hari anti-kekerasan terhadap perempuan merupakan kampanye global yang berlangsung setiap tahun dari tanggal 25 November sampai dengan tanggal 10 Desember (Hari Hak Asasi Manusia). Masa 16 hari anti-kekerasan dimanfaatkan oleh individu maupun organisasi di berbagai penjuru dunia untuk menyerukan pencegahan dan mengakhiri kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan.

Untuk mendukung inisiatif ini, setiap tahunnya Sekretaris Jenderal PBB mengeluarkan kampanye Unite to End Violence against Women untuk membuka diskusi akan tantangan yang dihadapi perempuan dan anak perempuan, serta mencari solusi bersama.

Beberapa tahun terakhir, kampanye ini menggunakan warna oranye sebagai tema guna menggambarkan masa depan yang cerah bagi perempuan dan anak perempuan, bebas dari kekerasan.

UN Women Representative and Liaison to ASEAN Sabine Machl mengatakan di balik meningkatnya upaya untuk mencegah dan mengakhiri segala bentuk kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan, masih banyak tantangan yang dihadapi dalam mewujudkannya. Satu dari tiga perempuan, di Indonesia dan di dunia, masih mengalami kekerasan dalam hidupnya.

“Kampanye Orange the World dari Perserikatan Bangsa Bangsa menekankan pada pentingnya tindakan yang kuat untuk memastikan perempuan dan anak perempuan, termasuk yang termarginalkan, hidup bebas dari kekerasan. Setiap orang memiliki peran penting untuk mengakhiri kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan mulai bicara dan bertindak untuk menghentikan siklus kekerasan,” tandasnya.

Sumber: WARTA EKONOMI

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa liputan acara komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *