Majelis Sastra Bandung (MSB) Gelar Diskusi Besar “Keberadaan Komunitas Sastra”

Dalam ulang tahun yang ke 9, Majelis Sastra Bandung (MSB) kembali menggelar acara. Jika tahun-tahun sebelumnya ada pentas dangdut, wayang, longser dan lain-lian, kali ini MSB menggelar acara diskusi besar soal “Keberadaan Komunitas Sastra” yang ada di Jawa Barat.

Acara akan digelar Minggu 21 Januari pukul 12 siang sampai selesai di Studio Jeihan Jalan Padasuka 145 Bandung. Akan hadir sebagai pembicara antara lain Juniarso Ridwan, Ahda Imran dan Heri Maja Kelana. Selai itu, ada penampilan musik Adew Habtsa, pembacaan puisi Dedy Koral dan performance art Mohamad Chandra Irfan dan Komen Radenroro.

Rois ‘Am Majelis Sastra Bandung, Matdon, mengatakan dalam diskusi ini akan “diguar” bagaimana kehidupan sastra yang ada di Jawa Barat yang hidup tanpa bantuan pemeritah. Bandung, Tasikmalaya, Garut, Sumedang, Cianjur , Sukabumi, serta komunitas sastra di kampus-kampus.

 

Akan diumumkan juga siapa pemenang lomba menulis esai yang digelar beberapa waktu lalu, berhadiah 4 juta rupiah, dengan tema “Hubungan Komunitas Sastra dengan pemerintah” untuk umum warga negara Indonesia. Lomba dimulai 1 Oktober dan berakhir 25 November 2017.

“Tema tersebut diangkat, lantaran selama ini kehidupan sastra terasa diabaikan oleh pemerintah, kalau ada acara-acara tertentu paling hanya sebagai sisipan dalam rangkaian acara,” terang Matdon.

“Padahal, kehidupan sebuah kota, propinsi atau negara, sastra memegang peranan pentinga sejak zaman pra-penjajahan hingga kini,” sambung dia.

MSB sebagai komunitas sastra yang berkegiatan di Bandung mencoba mendobrak hal tersebut dengan prinsip udunan untuk setiap acara.

MSB sendiri merupakan komunitas sastra nirlaba, berdiri 25 Janurai 2009. didirikan oleh penggiat sastra seperti Dedy Koral, Aendra Medita, Hermana HMT, Hanief, Ayi Kurnia, dan Yusef Muldiyana.

Aktivitas rutinnya ialah “Pengajian Sastra” dengan cita-cita menggali kembali gairah para penyair muda, menghidupkan kembali ruang-ruang diskusi yang pernah hidup beberapa waktu lalu.

 

Pengajian Sastra berlangsung rutin, sebulan sekali dan pada Desember 2017 ini sudah pengaijan sastra ke 90. Berisi diskusi sastra dengan tema beragam, mulai mengkaji ilmu dan pengetahuan tentang sastra yang di dalamnya meliputi puisi, novel, cerpen, teater, film, musik dll.

Beberapa penyair “menghidupkan” Majelis ini mulai dari Acep Zamzam noer, Afrizal Malna, Binhad Nurohmat, Ahmad Subbanudin Alwi, Hawe Setiawan, Soni Farid Maulana, Syafrina Noorman, Imam Abda, Ahda Imran, Irfan Hidayatullah, Eriyanti Nurmala Dewi, Nenden Lilis Aisyah, Septiawan Santana, Faisal Syahreza, Ahmad Faisal Imran, Yopi Setia Umbara, Herri Maja Kelana, Anwar Kholid, Zulfa Nasrullah, dan sejumlah sastrawan nasional lainnya.

Dengan Moto/Tagline: Majelis Sastra Bandung, ruang Sastra yang sebenarnya, lahir sejumlah buku antologi dengan kesederhanaan yang sangat sederhana. Sehingga kami bisa berkata bahwa MSB adalah sebuah lembaga kebudayaan (khususnya sastra) nirlaba, mengembangkan kesenian, penerbitan, penelitian, dokumentasi, dan wadah kreativitas tanpa dipengaruhi partai politik.

Sumber: POJOK SATU

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa liputan acara komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *