Hal-Hal Yang Dianjurkan Untuk Orang Tua Dalam Menyikapi Difteri

Bulan Desember 2017 ditandai dengan merebaknya penyakit difteri. Laporan penyakit ini berdatangan dari seluruh negeri, membuat jumlah kasus meningkat pesat hingga melebihi angka 700 sepanjang tahun. Tentu kejadian luar biasa yang menakutkan ini perlu diketahui oleh para orang tua.

Menyikapi beberapa fakta mengenai penyakit difteri di atas, berikut adalah saran dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia bagaimana sebaiknya orang tua bersikap.

  1. Selalu memperbaharui status imunisasi anak. Periksalah data imunisasi anak secara berkala. Jika telah tiba saat imunisasi segera bawa ke sarana kesehatan. Jika terlambat, imunisasi tetap dapat diberikan.
  2. Hindari kerumunan banyak orang dan menggunakan masker untuk mengurangi kemungkinan penularan di tempat umum. Secara fisik, orang yang membawa bakteri difteri di tubuhnya tidak akan dapat dibedakan dengan mereka yang sehat. Kewaspadaan perlu lebih ditingkatkan.
  3. Jika anak sakit, selalu mengecek rongga mulut. Anak diminta membuka mulutnya. Jika nampak lapisan atau bercak putih, segera bawa anak berobat. Semua difteri selalu ditandai dengan bercak putih namun tidak semua bercak putih adalah difteri.
  4. Mengikuti petunjuk petugas kesehatan, baik dalam hal pencegahan, diagnosis, serta pengobatan.
  5. Orang tua sebaiknya tetap tenang dan tidak perlu panik. Semua hal akan menjadi lebih terarah bila dilakukan dengan tenang. Melakukan upaya pencegahan, memeriksakan secara dini anak sakit, serta mengupayakan pengobatan sesegera dan setepat mungkin adalah hal penting dalam menghadapi penyakit difteri.
  6. Apabila ada anggota keluarga yang sakit, seluruh anggota keluarga dan semua orang yang tinggal di rumah yang sama perlu ditelusuri. Penelusuran mencakup pemeriksaan hidung tenggorok, pemberian obat pencegahan, dan melengkapi imunisasi. Kegiatan ini dilakukan terkoordinir oleh petugas dinas kesehatan setempat.
  7. Menyikapi berita miring atau gosip atau hoax menyangkut difteri dan imunisasi secara bijaksana. Setiap berita perlu dievaluasi kebenarannya, bahkan yang berasal dari orang yang kita percayai sepenuhnya. Disarankan berita di media sosial atau media massa tidak langsung disebarluaskan sebelum dibuktikan kebenarannya.
  8. Hanya menggunakan sumber terpercaya untuk memperoleh informasi mengenai difteri serta imunisasi. Sumber ini bisa berasal dari Ikatan Dokter Anak Indonesia, Ikatan Dokter Indonesia, Rumah Sakit terakreditasi, Kementerian Kesehatan RI, serta media massa terkemuka dengan reputasi baik.
  9. Mengikuti petunjuk petugas kesehatan sekiranya memang terkena penyakit difteri. Aturan isolasi, lama pengobatan, variasi jenis obat, kesulitan dalam pengobatan, serta beberapa hal lain akan menjadi jauh lebih baik bila dikerjakan sepenuhnya dalam koordinasi dengan petugas kesehatan.

Sumber: IDAI 

Penulis: Dr. Dominicus Husada, Sp.A(K)

Reviewer: DR. Dr. Anggraini Alam, Sp.A(K)

UKK Infeksi dan Penyakit Tropis

Foto dari Mother & Baby

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *