Kediri Baca Buku: Giat Sebarkan Kesadaran Pentingnya Membaca Buku

Melihat seorang temannya di-bully karena asyik membaca buku di warung kopi, memunculkan ide di benak Zenny Rahmawati. Dia lantas membuat Instagram berisi aktivitas gemar membaca di mana saja. Tak disangka, pengikutnya ribuan.

Tawa renyah dan obrolan santai sejumlah pemuda mengalun di warung kopi pinggir ladang jagung, sekitar Kampung Inggris, Kelurahan/Kecamatan Pare. Sening siang (25/9) itu, ditemani es tape ketan susu mereka mendiskusikan buku yang baru dibaca.

Salah satu di antaranya terlihat membawa buku berjudul Sang Pemula karya Pramoedya Ananta Toer. Para muda ini tergabung dalam Komunitas Kediri Baca Buku. Perkumpulan itu bermula dari akun Instagram bernama kediri baca buku.

Para follower-nya kerap berkumpul. Mereka sharing pengalaman tentang membaca buku. “Kalau awal buat akunnya sih Mei 2016. Tapi aktif kumpul-kumpulnya ya awal tahun ini,” terang Wahyu Zuli Firmanto, salah satu penggiat komunitas ini.

Walaupun sudah lama berjalan, tidak ada kepengurusan tetap. Siapa saja boleh gabung diskusi. Interaksi bisa melalui komentar di Instagram atau saat kongko ngopi bersama. “Ya seperti saat ini. Sambil ngopi kita obrolin buku yang sama-sama baru kita baca,” papar pemuda 25 tahun ini.

Di komunitasnya, pria asal Pagu ini memiliki agenda mingguan. Seperti buka lapak buku di car free day (CFD) Pare. Makanya setiap Minggu, komunitas ini bisa ditemui di selatan Stadion Canda Bhirawa. Di lapak tersedia buku-buku yang bebas dibaca pengunjung CFD.

“Bisa dibaca di tempat, juga bisa dipinjam dan dibawa pulang,” ujar pria lulusan Sastra Jawa Universitas Indonesia (UI) ini.

Syarat meminjam buku hanya menjaminkan KTP atau SIM. Peminjamnya tidak hanya pelajar. Ada pula penjual jajanan hingga pedagang baju di sekitar CFD. “Seperti Pak Pariono penjual selimut. Minggu pertama pinjam buku berjudul Mangir karyanya Pramoedya. Lalu Minggu kedua pinjam Lelaki Harimau karya Eka Kurniawan,” ungkap Wahyu.

Dari cerita Pariono pada Wahyu, saat muda sangat suka dengan novel karyanya Marga T. Namun dia mulai jarang baca karena kesibukan kerja. Kesempatan datang ketika lapak jualannya di CFD berdekatan dengan lapak Kediri Baca Buku. “Buku di tempat ini bukan buku individu saya sendiri. Tapi buku para anggota yang dikumpulkan untuk dibaca bersama,” katanya.

Adalah Zenny Rahmawati yang membuat akun Instagram. Dia pacar Wahyu. Awal mula membuat akun, Zenny hanya iseng. Walau begitu, tetap ada maksud dan tujuannya. Ide muncul saat dia melihat kebiasaan setiap ngopi dengan teman-temannya.

Kerap temannya yang asyik baca buku malah di-bully. Dikata-katain sok pintar atau kutu buku. “Sebenarnya kan ya oke-oke saja baca di mana saja. Malah bagus baca buku. Bisa di tempat ngopi juga,” terang perempuan berkerudung asal Kecamatan Wates ini.

Karena itulah, Zenny akhirnya membuat akun Instagram untuk kampanye bahwa baca buku bisa di mana saja. Awal-awal postingan Instagram adalah mereka pencinta baca buku di berbagai tempat. Terutama tempat latar fotonya di sekitar Kediri.

“Ya ada yang fotonya saat di SLG (Simpang Lima Gumul) ambil baca buku, atau saat di kantin sekolah baca buku. Itulah yang kami inginkan. Baca di mana saja,” urai alumnus Sastra Jawa UI ini.

Lebih satu tahun berjalan, Istagram Kediri Baca Buku sudah diikuti sekitar 1.300-an follower. Kini ada 10 anggota yang terus bergerak militant. Mereka yang menggerakkan diskusi dan ikut melapak di CFD.

Postingan-postingan di Istragram Kediri Baca Buku pun lebih variatif. Ada judul buku-buku yang direkom untuk dibaca hingga mendiskusikannya lewat media sosial. Termasuk dari foto judul buku yang dipostingkan. Dalam komunitas itu pun ada tantangan. “Kita ada program satu buku dua minggu,” terang Totok Agung Prasetyo, anggota Kediri Baca Buku.

Maksudnya, adalah menantang para followers untuk membaca satu buku dalam dua minggu. Kemudian hasilnya dituangkan dalam review buku tersebut. Ulasan buku tersebut oleh pembacanya dipostingkan di Instagram Kediri Baca Buku. Sehingga bisa dibaca anggota lain. Mereka yang tertarik akan segera mencari atau meminjam buku tersebut.

“Itulah salah satu cara kita untuk menarik followers ikut membaca buku,” ungkap pria lulusan Hubungan Internasional Universitas Negeri Jember (Unej) ini.

Sumber: JAWA POS (MOH. FIKRI ZULFIKAR)

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa profil komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *