Wajah-wajah polos tampak serius mendengarkan pemaparan narasumber tentang dunia kesusastraan, seni, dan musik tradisi. Makin bertambah informasi, tampak para remaja itu makin penasaran, hingga terlontar tak sedikit pertanyaan tentang banyak hal soal seni, sastra, musik, dan rupa-rupa lainnya.
Tak dipungkiri, mereka menunjukkan minatnya terhadap dunia kesusastraan dan kesenian. Lebih dari itu, mereka sengaja ingin menguatkan cintanya pada dunia itu. Sehingga, rela dua hari dua malam mengenal banyak hal tentang sastra dan waikhwanuhu dalam kegiatan bertajuk Kemah Sastra.
Mereka adalah siswa-siswi dari sejumlah sekolah di wilayah timur Cirebon (WTC) seperti MAN 5 Cirebon, SMA Al Shighor, SMAN 1 Losari, SMAN 1 Pabedilan, SMAN 1 Babakan, dan perwakilan pelajar Nahdlatul Ulama (NU) dari setiap ranting. Jumlahnya hingga seratusan pelajar.
Penyelenggara kegiatan ini adalah Pimpinan Anak Cabang (PAC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kecamatan Pabedilan. Sejumlah lembaga dan komunitas pun digandeng, antara lain DKC Cirebon Kota, Senja Sastra, Anak Wayang Oi Losari, Backpacker, dan Cirebon Fotografer.
Sejumlah agenda pun telah dirancang dalam Kemah Sastra dua hari di halaman dan aula Darma Bangsa Desa Babakan Losari Lor, Kecamatan Pabedilan, Kabupaten Cirebon. Ada workshop menulis puisi, menulis cerpen, membaca puisi, diskusi budaya dan bahasa, serta pentas seni yang diisi para sastrawan Cirebon, Jogjakarta, dan Ibu Kota Jakarta.
Hadir sejumlah seniman, sastrawan dan budayawan Cirebon di antaranya Akbarudin Sucipto, Fathan Mubarok, Asep Saeful Anwar, Chepi Oi. Hadir pula pegiat sastra dari beberapa komunitas antara lain Senja Sentara Unswagati dan Backpacker Cirebon Timur.
Penanggung jawab kegiatan, Jamluddin Al Athar menyampaikan, Kemah Sastra kali ini mengambil tema Mengenal Bangsa Lewat Sastra. Salahsatu tujuannya, untuk mengenalkan kepada pelajar di wilayah timur Cirebon tentang bangsa dan kesusasteraan Indonesia.
“Ini merupakan salah satu cara menjaring para pecinta sastra yang ada di wilayah Kabupaten Cirebon, khususnya wilayah timur Cirebon,” kata dia kepada cirebonplus.com, Sabtu (23/12).
Kemah Sastra, sambung Jamal, adalah wadah pelajar untuk belajar bersama mengenai sastra dan pengetahuan lainnya. Harapannya, bisa menjadi gebrakan awal menggeliatkan kembali sastra di timur Cirebon dan bisa dilaksanakan setiap tahun.
“Kami ingin menumbuhkan kecintaan terhadap sastra. Dan pemerintah harus mendukung secara maksimal kegitan seperti ini,” imbau Jamal seraya berharap, Kemah Sastra bisa menjadi alternatif bagi pecinta sastra yang selama ini hanya terpusat di ibu kota atau perkotaan.
Sumber: CIREBON PLUS