Perkara korupsi yang menjerat beberapa pejabat Pemkab Kebumen diakui atau tidak berdampak pada pesimisme sebagian masyarakat terhadap pembangunan di kabupaten ini. Tetapi melihat bagaimana gairah orang-orang muda dalam memberikan kepedulian terhadap daerahnya, rasa optimisme tumbuh.
Menengok kiprah mereka, Kebumen masih memiliki harapan di masa depan. Sebagian negerasi muda memilih melepaskan diri riuhnya isu politik, kepentingan dan lain-lain. Mimpi mereka ialah berbuat demi Kebumen yang lebih baik dengan apa yang mereka bisa lakukan. Salah satunya adalah para pemuda yang tergabung dalam komunitas kecil bernama “Kebumen Mengajar”. Pada 31 Januari 2018 mendatang komunitas ini genap berusia tiga tahun.
Dalam kurun waktu tiga tahun ini, komunitas ini terus berusaha berbagi keceriaan, menebar semangat, dan memberi inspirasi untuk anak-anak sekolah dasar di wilayah pelosok Kebumen. Komunitas ini dengan sengaja dan sadar mendatangi sekolah-sekolah dengan akses jalan dan medan yang sangat sulit.
Mereka tak sendirian, melalui media sosial para sukarelawan mengajukan diri untuk berpartisipasi. Sukarelawan berasal dari berbagai profesi mulai dokter, pengusaha, hingga penyiar televisi. Mereka meluangkan waktu untuk memberikan motivasi kepada anak-anak di pelosok daerah bahwa semua orang memiliki hak yang sama untuk meraih cita-cita.
“Entah apa yang menggerakan Kami untuk berbagi dengan anak-anak disana, yang jelas Kami merasa bahagia dan mungkin juga sedikit berguna,” ujar penggiat Kebumen Mengajar Lynda Mason dan Frida, Kamis (25/1).
Lynda Mason mengatakan, usia yang ketiga tahun Kebumen Mengajar menyampaikan realitas yang terjadi di SD Negeri 3 Giritirto, Kecamatan Karanggayam yang terletak di perbatasan Kebumen-Banjarnegara.
Lokasi SD ini lebih dekat ke Banjarnegara. Tak heran jika masyarakat di sana lebih kenal dengan kabupatan tetangga ketimbang Kebumen. Akses jalan yang kurang baik juga membuat SD itu sangat sulit untuk dicapai. Dengan jumlah siswa satu sekolah sekitar 100 anak, tidak jarang hanya ada dua-tiga guru yang hadir di sekolah. Bahkan beberapa kali hanya ada satu orang guru yang datang.
“Kami tidak bisa menyalahkan guru-guru tersebut, karena memang kondisi yang sangat berat untuk bisa sampai di SD itu. Ketika kami ke sana, kami membutuhkan waktu 2-3 jam dari pusat kota Kebumen,” ujarnya.
Untuk itu, imbuhnya, komunitas Kebumen Mengajar berusaha memberikan sedikit kebahagiaan kepada siswa-siswi di SD Giritirto 3 tersebut.Pada 31 januari 2018 mendatang, mereka berencana mengunjungi SD itu kembali. “Kami mencoba merenungi kebermanfaatan perjalanan komunitas ini selama tiga tahun, sembari kembali mencoba memberi perhatian dan kebahagiaan untuk para siswa di sana,” imbuhnya.
Dia yakin, komunitasnya tidak pernah sendiri. Banyak sekali orang-orang yang sebenarnya memiliki kepedulian dan keresahan yang sama dengan apa yang mereka rasakan terkait realitas pendidikan Kebumen. Oleh karena itu pihaknya mengajak masyarakat Kebumen untuk turut serta berbagi kebahagiaan dan keceriaan untuk anak-anak di SDN 3 Giritirto, Karanggayam.
“Kami membuka donasi berupa penjualan paket alat tulis untuk disalurkan ke siswa-siswi di SDN 3 Giritirto,” katanya.
Masyarakat dapat berdonasi dalam bentuk uang senilai jumlah paket yang ingin didonasikan. Apabila ingin berdonasi satu paket alat tulis, dapat membelinya dengan berdonasi uang sejumlah Rp 10.000 melalui tim Kebumen Mengajar. Apabila ingin memberikan 10 paket alat tulis untuk siswa-siswi di sana, dapat berdonasi uang senilai Rp 100.000, begitu seterusnya.
“Donasi dapat disalurkan tunai dengan menghubungi 085725967202 atau via transfer ke BNI Syariah 0567281859 atas nama Lynda Mason,” katanya menyebutkan di usia yang ketiga tahun ini, komunitas Kebumen Mengajar bisa terus menebar kebahagiaan untuk pendidikan di Kebumen.
Sumber: SUARA MERDEKA (Supriyanto)