KOMUNITAS ini beranggotakan seluruh perempuan yang dapat bergerak produktif. Mereka tidak membatasi profesi, bahkan menerima kaum adam untuk berbagai informasi atau sekadar berbagi pada setiap ruang diskusi.
Mereka menyebut kelompoknya ‘Perempuan Hari Ini’. Komunitas yang bergerak untuk seluruh perempuan yang hidup, belajar, dan berbuat di masa sekarang hingga mampu menjadi agen perubahan. Komunitas ini memiliki empat divisi yang masing-masing menjalankan tugasnya. Yakni, divisi pers, divisi seni budaya, divisi pendidikan perempuan dan anak, dan divisi ekonomi kreatif.
Dengan 20 orang yang aktif, mereka bergerak dengan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan seluk-beluk kaum hawa. Lusti Ro Manna Malau, founder sekaligus ketua komunitas, merinci, mereka kerap melakukan beberapa diskusi dan kegiatan ekonomi kreatif.
Misalnya diskusi bersama jurnalis senior Mei Landa, Yayasan Srikandi Lestari Dewi Hairani, dan sejumlah aktivis perempuan, Sabtu (16/12) lalu. Dalam diskusi bertema ‘Momentum 16 Hari Kampanye Antikekerasan teradap Perempuan’ ini, terkuak banyak persoalan kekerasan yang masih melekat pada kaum perempuan, meskipun perubahan zaman semakin modern. Karena itu, pembahasan dilakukan untuk membuka segala hal dan memberikan solusi yang bisa dilakukan komunitas mereka.
Sebelumnya, juga dilakukan diskusi kreatif, bertajuk “Berekspresi Lewat Tulisan” dengan narasumber Pendiri Medan Heritage Rizky Nasution dan Jurnalis Muda Dita Ajeng pada Juli 2017 dan beberapa bedah buku. Kegiatan lain, yakni Napak Tilas Gerakan Mengenang Pahlawan Indonesia di Monumen Pahlawan Nasional Raja Sisingamangaraja XII, Medan 12 November 2017.
Meski belum setahun, komunitas ini sudah melakukan banyak kegiatan, termasuk Belajar Membatik pada Juni lalu di Lapangan Merdeka. Lalu, membatik Batak di pinggir Danau Toba saat momen Silahisabungan Art Festival 2 belum lama ini. Sesuai misinya, kegiatan membatik ini memang dilakukan untuk menjadi media pembelajaran ekonomi kreatif bagi para perempuan.
Untuk menyosialisasikan eksistensinya, komunitas ini menyampaikan segala informasi lewat berbagai media, di antaranya buletin dan media sosial (medsos). Penerbitan buletin dimaksudkan sebagai ingatan sejarah pers perempuan yang dulu berani berekspresi. Di medsos, mereka menyampaikan informasi lewat instagram akun @perempuanhariini dan akun pribadi masing-masing anggota.
Perempuan Hari Ini, lanjutnya, bukan sebagai pembatas gender, tapi hanya ingin menjadi wadah bagi semua perempuan untuk belajar, berdiskusi, dan mengembangkan keilmuan. Juga, memberikan kontribusi kepada masyarakat melalui kegiatan keilmuan dan keterampilan.
Sumber: ANALISA DAILY (Syafitri Tambunan)