Siapa yang tak tahu alat musik bambu satu ini? Kentongan, merupakan alat musik yang sangat kuat nuansa tradisionalnya. Di Jawa, ketukan Kentongan memiliki arti tertentu. Bisa berarti pesan berita atau peringatan bahaya. Namun bagaimana jika Kentongan menjadi alat musik utama dalam pergelaran festival?
Festival Kentongan berhasil menyedot perhatian ribuan warga Pasuruan. Dalam rangka peringatan hari jadi Kabupaten Pasuruan, Kentongan menjadi inti terpenting acara. Tidak tanggung-tanggung, 1.088 Kentongan siap memeriahkan suasana.
Berlokasi di Desa Kalipucang, Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan, Festival Kentongan ini menjadi event terbesar yang pernah digelar di Pasuruan. Event dalam tajuk peringatan hari jadi Pasuruan ke-1.088 tersebut berhasil mengubah suasana desa nan asri menjadi riuh dengan suka cita.
“Sekian kali saya datang ke acara syukuran desa-desa dalam memperingati hari jadi Pasuruan, tetapi baru kali ini saya sangat bangga dengan kekompakan warga Desa Kalipucang yang membuat acara sebesar ini. Ini adalah yang pertama kali di Pasuruan, festival 1.088 Kentongan,” ungkap Bupati Pasuruan dalam kesempatannya memberikan sambutan, Minggu (24/09/2017).
Festival Kentongan melibatkan lebih dari 1.088 peserta. Peserta merupakan perwakilan 26 Rukun Tetangga (RT) di Desa Kalipucang. Setiap perwakilan RT terhitung dalam satu regu. Setiap regu terdiri dari perempuan di barisan depan dan laki-laki di belakangnya. Festival semakin meriah karena setiap peserta mengenakan pakaian tradisional khas daerah. Tidak ketinggalan, setiap peserta membawa sang primadona acara, Kentongan berbalut warna merah-putih.
Dwi, panitia festival mengaku, warna merah putih dipilih agar suasana Bhineka tunggal ika lebih terasa.
“Setiap peserta memakai pakaian adat berbeda-beda, menyimbolkan keberagaman. Kentongan merah-putih lambang persatuannya”, terang Dwi disela-sela tugasnya sebagai cameraman.
Camat tutur pun tak mau melewatkan kesempatan untuk memberangkatkan para peserta. Dengan diangkatnya bendera merah-putih, satu demi satu regu mulai meninggalkan garis strart. Sampai di depan panggung utama, setiap regu wajib memamerkan kreasi mereka. Tarian, pameran busana hingga atraksi musikal Kentongan membuat antusiasme warga semakin meningkat. Gelak tawa dan senyum kebahagiaan warga terlihat dari setiap sudut penonton. Lagu “Pasuruan Gemuyu” yang dijadikan backsound festival ini menjadi sangat cocok untuk menggambarkan suasana hari itu.
Diatas panggung para juri dibuat sibuk mencermati penampilan masing-masing regu. Di balik keseriusan menilai satu persatu penampilan, sesekali para juri dibuat tertawa melihat penampilan-penampilan yang disuguhkan.
Selain memperingati hari jadi Pasuruan, festival Kentongan tersebut digelar sebagai ungkapan syukur telah terselenggarakannya program pemerintah dengan baik. Kepala desa Kalipucang menyempatkan diri menyampaikan laporan singkat atas berlangsungnya program pemberdayaan masyarakat desa. Program yang direncanakan bersama oleh pemerintah, LSM dan pihak sponsor tersebut disambut dengan baik oleh masyarakat. Sedikit demi sedikit buah keringat dan ketekunan pun mulai terlihat.
“Kami seluruh masyarakat desa Kalipucang telah menjalankan program dari kabupaten dengan baik, warga pun menyambut dan menjalankannya dengan baik pula,” jelas Hariono.
Ia juga menyampaikan rencana ke depan yang telah disepakati bersama masyarakat. Masyarakat Kalipucang sedang dan akan terus mem-branding desanya sebagai desa wisata. Gagasan ini menjadi yang pertama kali, membuka desa di Pasuruan sebagai desa wisata.
“Nantinya kami juga akan membuat desa ini menjadi wisata yang pertama kali di Pasuruan. Kami punya air terjun Sumber Nyonya, Wisata Edukasi Kampung Susu dan Air Tujuh Sumber Telaga,” jelasnya seraya diiringi suara kentongan dan tepuk tangan dari warga.
Acara terus berlarut dalam kemeriahan. Tambah meriah ketika Bupati mengajak semua warga yang datang bernyanyi lagu “Pasuruan Gemuyu”. Lagu icon Kabupaten Pasuruan tersebut merdu dalam iringan ribuan Kentongan. Sekilas, Desa Kalipucang berubah menjadi panggung raksasa diantara bukit-bukit yang mengelilinginya.
Sebagai ungkapan kegembiraan dan bangga, Bupati Pasuruan memberikan beberapa pengumuman. “Sebagai apresiasi saya memberikan bantuan senilai 10 juta untuk panitia”, pengumuman pertama yang disambut girang oleh panitia.
Pengumuman kedua, Bupati akan mengundang juara satu festival untuk menghadiri resepsi pada malam puncak peringatan hari jadi Kabupaten Pasuruan ke 1.088. “Bagi yang mendapat juara satu, akan saya undang pada puncak acara resepsi hari jadi Pasuruan ke 1.088 di kabupaten,” Tanpa dikomando, seluruh peserta memukul-mukul kentongannya.
“Untuk doorprice-nya saya tambah kambing empat, kakinya,” Seloroh Bupati yang akrab disapa Gus Irsyad tersebut.
Acara berlanjut pada pengundian hadiah. Camat dengan baju veterannya mengaduk-aduk kumpulan nomor, kemudian mengambilnya satu. Dieja satu persatu nomor tersebut dengan lantang. Pemenang langsung menuju hadiah utama. Seekor anak sapi siap dibawa pulang oleh pria gagah berbaju koko putih berpeci hitam. Penyerahan anak sapi menandakan berakhirnya festival 1.088 kentongan. [Dwi]
Sumber: KOMPASIANA – Komunitas Averroes