Deaf Art Community Gelar Pameran Instalasi & Pementasan Teater Bertajuk ‘Beastly!’

Deaf Art Community (DAC), sebuah komunitas seni tunarungu yang bermarkas di Jogja, pada 2 hingga 4 Februari 2018, menggelar pameran instalasi dan pementasan teater bertajuk “Beastly!”. Dalam acara ini, DAC berkolaborasi dengan Tutti Arts, organisasi multi seni dari Australia yang memiliki visi untuk mempublikasikan karya seniman dengan disabilitas.

Program “Beastly!” merupakan hasil dari kolaborasi antara pekerja seni difabel dan non-difabel di Australia, Malaysia, dan Indonesia. Melalui kolaborasi dengan organisasi-organisasi lainnya, program ini antara lain telah dipresentasikan di Penang, Malaysia dan Adelaide, Australia. Kali ini, Tutti Arts bersama DAC menghadirkan “Beastly!” di Jogja.

DAC mendekorasi lokasi pertunjukan, Jalan Langenarjan 16 A, Panembahan, Kraton dengan karya-karya street art-nya. Setelah mendaftar, pengunjung dipersilakan memilih satu di antara tiga pentas. Masing-masing pertunjukan punya temanya sendiri, yakni “The Bowebird”, “The Beast”, dan “The Collector”. Di masing-masing tempat itu, sudah menunggu actor dari Tutti Arts dan DAC yang akan menampilkan teater.

“Beastly” melibatkan partisipasi pengunjung, sehingga selain menonton pertunjukan, pengunjung akan mendapat pengalaman unik. Santi, Humas DAC ketika ditemui di lokasi pertunjukan saat preview event, 27 Januari 2018 lalu, pada gudeg.net menceritakan tentang konsep pertunjukan ini. “Konsepnya tentang alam. Karena itu membuat orang sadar akan kehidupan alam. Karena dari dulu sampai sekarang manusia seperti dipengaruhi teknologi. Jadi alam seperti hutan banyak yang dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi,” kata Santi, Humas DAC.

Menurutnya, acara ini tak hanya sekadar pertunjukan, namun juga memiliki makna tersembunyi dalam interaksi antara peserta dengan penampil. Lebih lanjut ia mengatakan bahwa penyandang difabel, termasuk tuli, saat ini masih memiliki stigma negatif. Mewakili DAC, ia berharap pertunjukan ini bisa menjadi pembuktian bahwa teman-teman difabel, termasuk tuli bisa berkarya.

Sebelum atau setelah melihat pertunjukan, pengunjung bisa menikmati makanan, minuman, di warung yang dinamai “Warung Tuli” juga mengunjungi stan merchandise.

Pertunjukan ini gratis namun terbatas. Sesi menonton dibagi menjadi sore: 16.00-18.00 dan malam: 19:00-21.00. Untuk yang ingin menonton, kirim pilihan hari dan sesi menonton melalui WA atau SMS ke 082241705539, lalu DAC akan memberikan daftar jam menonton yang tersedia.

Sumber: GUDEG

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa liputan acara komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *