Jogja Berkebun: Sebarkan Semangat Positif untuk Manfaatkan Lahan Tak Terpakai

Bercocok tanam atau berkebun biasanya lebih sering diasumsikan sebagai kegiatan yang hanya dilakukan oleh para orangtua sudah berumur saja. Namun asumsi tersebut berhasil dipatahkan oleh sebuah komunitas anak muda yang peduli terhadap lingkungan bernama Jogja Berkebun.

Berdiri sejak tanggal 10 Oktober 2011 lalu, komunitas ini ingin menginspirasi dan menjadi sarana bagi anak muda untuk mengisi kekosongan waktu. Jogja Berkebun sendiri masih termasuk dalam bagian jejaring dari Indonesia berkebun yang sama-sama memiliki fokus untuk lebih peduli kepada lingkungan dan perkotaan di Indonesia.

Berawal dari inisiatif Wali Kota Bandung Ridwan Kamil melalui akun Twitter untuk membuat aksi sosial peduli lingkungan, yang kemudian berkembang luas dan diawali dari kota Jakarta dengan nama Jakarta Berkebun. Semangat positif yang disebarluaskan ini kemudian menjadi pemantik awal terbentuknya Jogja Berkebun.

Dengan predikat yang dimiliki Kota Jogja sebagai Kota Pelajar, tentunya semangat positif untuk meningkatkan kesadaran terhadap alam lingkungan sekitar ini perlu ditularkan kepada pelajar dan anak muda di Jogja. Hal ini juga tidak terlepas dari rasa kekhawatiran akan kondisi negara Indonesia sebagai negara agraris yang justru mengimpor beberapa bahan baku pangan dari negeri tetangga.

Beranggotakan sekitar 130 orang yang berasal dari latar belakang dan usia yang berbeda, Jogja Berkebun mempunyai tujuan untuk menyebarkan semangat positif untuk memanfaatkan lahan tidur atau lahan yang tidak terpakai di suatu kota untuk dijadikan lahan yang lebih produktif. Namun dari jumlah total anggotanya tersebut, saat ini hanya sekitar 15-20 anggota saja yang aktif mengikuti kegiatan Jogja Berkebun dan kebanyakan terdiri dari mahasiswa.

Sejak awal terbentuk, aksi sosial komunitas ini telah berpindah lokasi berkebun sebanyak lima kali. Beberapa lokasi yang pernah dijadikan sebagai tempat kegiatan bercocok tanam antara lain, di daerah Pakualaman, di belakang gedung kantor Dinas Kehutanan dan di daerah Kali Code, Jetisharjo, Yogyakarta.

Kini Jogja Berkebun sudah mempunyai basecamp dan tempat tetap untuk bercocok tanam yang berlokasi di Jalan Kaliurang km 7,8 atau tepatnya di Jalan Kopen Raya 2 nomor 15 sejak tahun 2016 lalu. Bukan tanpa alasan, perpindahan lokasi ini terpaksa dilakukan karena biasanya lahan yang digunakan adalah lahan pinjaman milik warga setempat.

Jogja Berkebun memilih untuk berfokus pada satu tempat saja karena ingin benar-benar memberikan kontribusi dan dampak yang baik demi lingkungan di sekitar Jogja. Selain itu, komunitas yang sudah aktif berkegiatan sejak enam tahun lalu ini juga ingin tetap menjaga dan merawat keberlangsungan tanaman yang mereka sudah tanam sebelumnya hingga menjadi sebuah kebun yang pantas bagi masyarakat.

Mengusung konsep urban farming, tanaman yang biasa ditanam Jogja Berkebun merupakan tanaman sayur dan buah-buahan yang perawatannya mudah dan masih dapat ditinggal. Beberapa di antaranya seperti, tomat, cabe rawit, sawi, kangkung, bayam, sawi pakcoy, cabe keriting, pepaya dan tanaman penangkal hama.

 

Dengan prinsip 3E (Ekologi, Edukasi, Ekonomi) yang dimiliki Jogja Berkebun, diharapkan tanaman-tanaman ini dapat membantu pemanfaatan lahan kosong di perkotaan menjadi lahan yang lebih produktif, dapat memberi edukasi tentang berkebun dan menjaga lingkungan sekitar bagi kalangan anak muda, serta dapat membantu perekonomian dari lingkup terdekat seperti para anggota Jogja Berkebun karena mereka dapat membawa hasil cocok tanam mereka sendiri. Untuk bibit tanaman, biasanya didapatkan dengan membeli atau dari pemberian sesama anggota.

Kegiatan sosial yang dilakukan pada setiap hari Minggu ini banyak mendapatkan tanggapan yang positif dari warga sekitar. Salah satunya dari pemilik lahan yang kini tanahnya digunakan untuk bercocok tanam oleh Jogja Berkebun.

“Mendukung saja, malah ini menjadi hal yang bagus bagi anak muda karena mengajarkan untuk menjaga lingkungan sekitar dan sangat produktif,” jelas Jati, koordinator Jogja Berkebun.

Selain kegiatan bercocok tanam, setiap tahunnya Jogja Berkebun juga mempunyai kegiatan yang bersifat edukasi seperti acara workshop Kelas Hijau dan Halo Kebun. Di tahun 2018 ini, Jogja Berkebun juga berkesempatan menjadi tuan rumah dari Konferensi Nasional Indonesia Berkebun. Acara yang diadakan setiap dua tahun sekali ini rencananya akan diselenggarakan pada bulan September mendatang.

Sebagai komunitas tentunya Jogja Berkebun juga tetap menjalin relasi dengan beberapa komunitas dan wirausaha lainnya. Antara lain dengan Indmira, Bumi Langit Institute dan Pasar Kemisan untuk menambah wawasan dan bertukar ilmu.

Sumber: BRILIO

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa profil komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *