Komunitas Dosen Perempuan FIP UNM dan UMMA Gelar Workshop Penulisan Di Jurnal

Workshop Penulisan Artikel di Jurnal Bereputasi yang dilaksanakan Komunitas Dosen Perempuan Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), Universitas Negeri Makassar (UNM) bekerja sama dengan Universitas Muslim Maros (UMMA) Jumat (09/02/18) merupakan salah satu langkah penting bagi dosen perempuan dalam mengaktualisasikan diri melalui tulisan, khususnya di jurnal-jurnal yang memiliki reputasi baik.

Acara yang dilaksanakan di Gedung HN FIP UNM ini menghadirkan pembicara Prof. Nurul Ilmi Idrus, M.Sc, Ph.D yang merupakan Rektor UMMA dan juga Guru Besar Universtas Hasanuddin..

Berdasarkan rilis yang disampaikan panitia, latar belakang adanya kerja sama Dosen Perempuan FIP UNM bersama UMMA ini berawal dari Dr. Faridah Ohan dan Dr. Citra Rosalyn yang merupakan Dosen FIP UNM selalu mencari tempat yang nyaman untuk mereka mengerjakan tugas akademik. Akhirnya mereka memilih sebuah warung kopi di daerah Jalan Hertasning dan tanpa disengaja sering bertemu dengan Prof. Nurul Ilmi, Rektor UMMA. Mereka pun berbincang-bincang dan kemudian terpikirkan akan kegiatan apa yang bisa dilakukan agar Dosen utamanya perempuan dari FIP UNM dan dari UMMA bisa bertemu dan bersilaturahmi, sekaligus menjawab kegelisahan tentang fenomena Scopus di kalangan akademisi.

“Akhirnya terlaksanalah kegiatan Workshop Menulis ini. Dipilihnya tema “Menyebar Virus Menulis di Jurnal Bereputasi” berlandaskan Dikti yang menuntut para akademisi untuk mempublikasi hasil riset pada jurnal yang bereputasi. Juga mengingat sepak terjang Prof Ilmi dalam publikasi ilmiah yang bereputasi tidak diragukan lagi, Jadi dengan kegiatan ini, kami berharap tidak hanya sebagai ajang silaturahmi, tapi juga sebagai wadah untuk diskusi dan berbagi mengenai trend riset, mengenali jurnal bereputasi, hingga fenomena scopus,” jelas Citra.

Dalam paparannya, Prof. Ilmi mengemukakan bahwa menulis artikel pada jurnal yang bereputasi bukanlah hal yang mudah dan berproses, serta proses penerimaannya panjang.

“Kalau menulis di jurnal dan langsung dengan mudah dan cepat diterima itu tidak baik, Yang bagus itu yang berproses, prosesnya panjang. Jurnal yang profesional itu bukan sekedar scopus, itu adalah jurnal yang berproses, submit, review, berulang-ulang bahkan bisa berbulan-bulan,” ungkapnya.

Dalam penjelasan Professor yang juga Guru Besar Antropologi UNHAS ini, Jurnal bukan tentang nasional ataupun iternational, tapi standar kualitas dan reputasi. Yang harus dipahami juga, tambahnya, adalah masalah etika dalam riset yang masih kurang dipahami oleh sebagian besar akademisi di Indonesia.

Prof. ilmi yang bukunya pada tahun 2016 diterbitkan oleh Brill Leiden ini pun memberikan tips dalam menulis sebuah artikel/jurnal: Ia menuturkan bahwa dalam menulis, jangan buat penelitian yang sudah biasa, tapi suatu hal yang dibutuhkan. Cari sesuatu yang menantang bukan yang gampang. Dan jangan takut untuk berubah, selalu mengikuti hal-hal yang orang terus gunakakan, kalau punya argumentasi yang kuat jangan takut.

Melalui Kegiatan Workshop ini, panitia, peserta dan pembicara berharap akan ada kegiatan-kegiatan positif berikutnya. Dan dengan workshop tersebut kemampuan menulis para akademisi bisa lebih baik, terutama dalam keragaman riset, etika riset dan pemahaman mengenali jurnal bereputasi, sehingga scopus tidak lagi menjadi fenomena yang menakutkan. (ed)

Sumber: ARUNG

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa liputan acara komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *