Komunitas BMA Aceh Selatan Gelar Kegiatan Konservasi dan Bakti Sosial

Komunitas Bhayangkara Motor Adventure (BMA) Aceh Selatan menggelar kegiatan konservasi dengan penanaman pohon dan pelepasliaran tukik (anak penyu) dalam kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) di Rantau Sialang, Sabtu, 31 Maret 2018.

Selain kegiatan tersebut, Komunitas BMA juga melakukan bakti sosial di desa-desa sekitar Kawasan TNGL yakni Dusun Sukaharapan Desa Indra Damai dan Desa Pasie Lembang. Kegiatan Baksos meliputi pembagian sembako kepada warga tidak mampu di Dusun Suka Harapan dan pemberian bantua semen untuk pembangunan masjid di Desa Pasie Lembang.

Komunitas BMA menggunakan sepeda motor trail kali ini menempuh jalur Suaq Belimbing yang memiliki medan menantang dan menggugah adrenalin. Sebelum menuju Suaq Belimbing, Komunitas BMA melakukan Baksos di Dusun Suka Harapan. Dusun ini menjadi akses darat menuju kawasan Stasiun Penelitian Suaq Belimbing yang dikelola TNGL bersama Mitra SOCP-YEL.

Di Suaq Belimbing, Komunitas BMA juga berjumpa dengan beberapa peneliti asing yang sedang melakukan aktifitas penelitian orangutan. Beberapa peneliti berasal dari Amerika dan Swiss. Setelah istirahat sekitar 1 jam di Suaq Belimbing, Komunitas BMA melanjutkan tournya menuju Desa Pasie Lembang untuk kembali melakukan Baksos.

Menurut Ketua Komunitas BMA Aceh Selatan, Dedi Sadsono yang juga Kapolres Aceh Selatan mengarakan, kegiatan Baksos ini dilakukan dalam rangka menjalin silaturahmi antara Komunitas BMA dengan masyarakat Aceh Selatan.

Komunitas BMA melanjutkan tournya menuju Stasiun Pembinaan dan Pelestarian Populasi Penyu Rantau Sialang yang berada di dalam kawasan TNGL. Dalam rangka mendukung perlindungan habitat pendaratan penyu, anggota Komunitas BMA melakukan penanaman pohon jenis ketapang yang merupakan tumbuhan pantai di Rantau Sialang dan diakhiri dengan pelepasliaran puluhan tukik jenis lekang di Pantai Rantau Sialang.

Menurut Arif Saifudin, S.Si selaku Pengendali Ekosisitem Hutan di TNGL Bidang Wilayah I Tapaktuan, terdapat 3 jenis penyu teridentifikasi pernah mendarat di pantai Rantau Sialang yakni Penyu Belimbing (Dermochelys coriacea), Penyu Hijau (Chelonia mydas), dan Penyu lekang (Lepidochelys olivacea). Namun selama periode musim bertelur (Oktober-Desember 2017 s/d Januari-Februari 2018), petugas tidak menjumpai adanya Penyu Belimbing dan Penyu Hijau yang mendarat untuk bertelur.

Pencarian telur penyu yang sering dilakukan masyarakat sekitar, diduga menjadi salah satu penyebab mengapa penyu jenis tersebut sudah sulit di jumpai mendarat di pantai Rantau Sialang.

“Semoga adanya peningkatan kegiatan sosialisasi dan pembinaan kepada masyarakat sekitar sebagai bentuk penyadartahuan akan pentingnya menjaga kelestarian penyu di alam,” harapnya.

Sumber: ACEH NEWS

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa liputan acara komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *