Resmikan Posko Kemanusiaan, Komunitas Peduli Mojokerto Gelar Kopdar & Tasyakuran

Komunitas peduli kemanusiaan di Mojokerto terus bertumbuhan. Berangkat dari inisiatif warga Mojokerto. Tidak hanya kerja sosial kemanusiaan. Tapi juga sebarkan info yang jauh dari hoax dan isu SARA.

Sekitaran pagar tembok khas Majapahitan milik Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mojokerto Jalan Raden Wijaya tampak ramai didatangi orang. Mereka mengerubungi sebuah kantor kecil di samping kantor OPD Pemkot tersebut. Di depan, terpasang banner dengan tulisan,’’Posko Info Peduli Mojokerto’’.

Orang-orang yang datang itu adalah anggota komunitas yang bernama Info Peduli Mojokerto (IPM). Komunitas yang belum lama ini terbentuk. Mereka berasal dari berbagai latar belakang mulai pegawai negeri sipil, pekerja swasta, anggota TNI-Polri, wirausahawan, relawan kemanusiaan, sampai kalangan pensiunan.

Mereka mengadakan tasyakuran kecil-kecilan pembukaan posko komunitas yang difasilitasi Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mojokerto. Tumpeng nasi kuning dengan sajian kopi dan buah-buahan melengkapi acara tasyakuran sekaligus kopi darat komunitas tersebut.

Info Peduli Mojokerto terbilang komunitas kerelawanan yang bermisi kemanusiaan. Komunitas ini mengawali gerakannya melalui grup media sosial. Yang kemudian perlahan demi perlahan berkembang anggotanya. Pada grup itu, mereka saling berbagi informasi. Banyak informasi mulai kejadian kecelakaan, cuaca, kemacetan, sampai kebencanaan.

’’Harapan kami dengan adanya posko ini, bisa bermanfaat bagi masyarakat Mojokerto dan sekitarnya,’’ ungkap Achmad Kurniawan, ketua komunitas Info Peduli Mojokerto. Ia mengatakan, komunitas itu punya misi kemanusiaan. Juga, memberikan atensi kepedulian sosial masyarakat.

Saat tasyakuran tersebut, komunitas itu juga menyempatkan untuk bakti sosial. Salah seorang warga Mojokerto yang berasal dari kalangan penyandang disabilitas dibantu. Satu kursi roda diberikan khusus dari komunitas kepada anak penyandang disabilitas tersebut.

Setiap hari, ada saja informasi yang masuk dalam grup WhatsApp Info Peduli Mojokerto (IPM). Kebanyakan adalah informasi terkini. Juga, termasuk kejadian yang baru saja terjadi, real time.

Kecanggihan teknologi informasi dimanfaatkan oleh anggota yang kebanyakan warga Mojokerto ini untuk saling berbagi. Terlebih ketika ada kejadian yang berbau kemanusiaan seperti kecelakaan, orang hilang, sampai kejadian kriminalitas.

Sedikitnya ratusan orang sudah mengikuti komunitas ini. Baik sebagai anggota aktif maupun pasif. Kendati belum diresmikan secara kelembagaan, komunitas ini memiliki dampak signifikan terhadap perkembangan informasi di Mojokerto dan sekitarnya.

Seperti kecelakaan yang di-upload dalam grup bisa langsung diketahui anggota lainnya yang kebetulan berprofesi misalnya polisi atau petugas PMI. Di situ, mereka bisa langsung merespon sesuai tupoksi profesinya. Kejadian kemanusiaa seperti itu yang menuntut rasa kepeduliaan dan tanggung jawab sosial anggotanya.

Penasihat komunitas IPM, Mochamad Ridlo, mengatakan, grup ini berlandaskan misi kemanusiaan. Selain itu, juga berkomitmen untuk menjauhi informasi yang berbau hoax dan isu SARA. ’’Ini murni muncul dari masyarakat yang peduli. Tidak ada hubungannya dengan kegiatan politik praktis dan SARA,’’ ucapnya di lokasi.

Mantan polisi berpangkat terakhir AKBP ini, mengakui, merasakan manfaat komunitas ini. Itu seperti yang dialaminya selama ini di sekitar tempat tinggalnya. Dimana, rumahnya yang berada di pinggir jalan sering sekali melihat kecelakaan lalu lintas. ’’Korbannya itu kadang luka parah. Kan ini butuh cepat ditangani,’’ cerita dia.

Kejadian laka lantas itu, menurut Ridlo, butuh segera penanganan. Baik korban maupun kendaraannya. Seperti halnya korban, dia mengamati banyak yang masih diangkut dengan mobil pikap terbuka. ’’Ini kan miris. Seharusnya, korban ini diangkut ambulans. Saya sebenarnya ingin pada tiap pos lantas ini dilengkapi ambulans,’’ cetus mantan Kapolsek Magersari ini.

Merasa memiliki daya besar dalam menyebarluaskan informasi, komunitas itu pun menyatakan komitmen khususnya. Yakni, komitmen untuk melawan informasi hoax (anti-hoax). Selain itu, mereka juga tidak menyebarkan informasi berbau SARA.

’’Komitmen ini menjadi kesepakatan seluruh anggota. Pengurus berhak untuk menegur anggota yang menebar hoax atau isu SARA,’’ pungkas Ridlo.

Sumber: JAWA POS

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa liputan acara komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *