Motovlog Indonesia: Abadikan Perjalanan Melalui Action Cam

Vlog (video blogging) kini telah menjadi tren generasi muda. Tak cuma menjadi media untuk update aktivitas sehari-hari, vlogging menjadi cara paling efektif untuk menyampaikan ide atau aspirasi tertentu. Ada banyak cara menarik untuk menciptakan vlog, salah satunya adalah motovlog, vlog yang dilakukan di atas motor. Secara definisi berasal dari kata “moto” (sepeda motor) dan “vlog“.

Kebanyakan motovlogger berasal dari kalangan pengendara motor yang senantiasa membagikan aktivitas hariannya selama mereka di atas motor. Cara mereka melakukan motovlog juga tergantung kebutuhan. Ada yang sekadar melakukannya tanpa suara sama sekali dan menampilkan suasana perjalanan di atas motor, atau juga ada yang membawakan sesi motovlog dengan suara.

Di Indonesia sendiri, motovlog sudah ada komunitasnya, yakni Motovlog Indonesia. Tak tanggung-tanggung, jumlah anggota komunitas ini bahkan sudah mencapai ribuan orang dari seluruh Indonesia.

Dibentuk Karena Hobi
Alasan Motovlog Indonesia dibentuk tak lain karena hobi semata. Admin Motovlog Indonesia, Andre Ivw berkata kebanyakan anggota berasal dari pengguna motor yang aktif setiap harinya. Di laman komunitas Facebook Motovlog Indonesia sendiri kini mengantongi 28.572 anggota.

“Dasar komunitas motovlog itu sebenarnya untuk tujuan mencari teman sebanyak-banyaknya, tanpa ada perbedaan kita mau pakai motor apa. Ini beda dengan komunitas motor yang otomatis branding pada merk tertentu, yang penting satu hobi yaitu melakukan motovlogging” ujar Andre.

Adapun kegiatan komunitas yang rutin dilakukan, lanjut Andre,membahas seputar sharing konten daily vlog. Konten yang didiskusikan bebas dan tidak dibatasi, jadi tak melulu harus tentang motor. “Tetapi, tetap naik motor sih intinya. Konten dari vlog yang dibawakan bebas,” ujar pria pemilik channel Andre Motorider ini.

Selain itu, komunitas juga melakukan aktivitas lain seperti pembahasan konten motovlog. Adapun kegiatan lain misalnya SunMoRi (Sunday Morning Ride), atau yang bersifat insidental seperti sahur on the road, Merdeka Ride, atau sekadar ‘kopdar’ antar anggota komunitas.

Andre mengungkap, tren motovlog di Indonesia sudah ada sejak 2013. Bisa dibilang, kala itu channel Youtube Sjbali menjadi pionir di Indonesia.

Kemudian pada 2015, muncul nama-nama seperti Ajgum, Jodie Motovlog HD, Den Dimasm, dan masih banyak lagi. “Dan sampai sekarang tren motovlog masih terus berkembang dan makin digemari,” jelas Andre. Ia sendiri mengaku baru mulai menggeluti motovlog sejak awal 2016. Kini, vlog-nya mengantongi 44.678 subscriber.

Jika bicara berapa banyak motovlogger di Indonesia, Andre tidak bisa mengungkap jumlahnya. Sebab kini sudah banyak channel-channel motovlog mulai dari yang kecil hingga besar.

“Ya mungkin kalau tafsiran sih udah ratusan channel motovlog, hampir mendekati seribu pokoknya. Itu baru Indonesia, belum termasuk motovlog luar negeri. Kalau yang luar negeri ikut dihitung pasti jumlahnya bisa ratusan ribu channel,” ungkap Andre.

Posisi Action Cam
Samsul Arifin, salah seorang anggota Motovlog Indonesia, mengungkapkan, motovlog tentu tidak sekadar mengandalkan motor sebagai armada utamanya.

Motovlogger juga harus memperhatikan aspek seperti kualitas video yang nantinya akan ditampilkan. Karena itu, aksesori penunjang seperti kamera action dan helm juga patut jadi pertimbangan.

Biasanya, kamera yang digunakan motovlogger antara lain seperti GoPro Hero 4 atau Hero 5, Xiaomi Yi, Drift Ghost S , serta SJCAM SJ 4000. “Helm dan kamera harus ditempel karena selama mengendarai motor itu akan dikenakan,” jelas Samsul.

Ia menerangkan, seorang motovlogger harus memperhatikan peletakkan kamera yang benar pada helm, tiga cara yang umum adalah chin mount, side mount, dan top mount.

Chin mount (di bagian dagu helm bertipe full face) adalah cara peletakkan kamera dengan posisi angle paling pas. Peletakkan ini diklaim menghasilkan tampilan yang lebih luas dan tidak terlalu mencolok.

Adapun side mount adalah peletakkan kamera di pinggir kiri atau kanan helm sehingga menampilkan sisi depan motor.

Sementara, top mount peletakkan yang jarang digunakan karena kamera diletakkan di atas helm. “Tampilannya pun akan sedikit lebih aneh, sebab tidak menampilkan layar secara utuh dan membuat penonton pusing,” ungkap Samsul.

Samsul melanjutkan, ada juga peletakkan kamera selain di helm. Biasanya kamera diletakkan di handle bar untuk merekam wajah pengendara. “Namun cara ini harus lebih hati-hati dilakukan karena bisa menganggu konsentrasi pengendara,” jelasnya.

Kampanye Safety Riding
Motovlog tentu dapat menghasilkan video yang menarik dan bermanfaat bagi banyak pihak. Namun seperti halnya dua sisi mata pisau, Andre menyebut tren motovlog sempat disalahgunakan oleh sejumlah pihak yang tidak bertanggung jawab. Pihak tersebut, sengaja melakukan motovlog demi mendulang views di YouTube dengan melakukan aktivitas ekstrem yang membahayakan diri.

“Ada juga motovlogger yang sering melakukan kegiatan negatif seperti kebut-kebutan di jalan umum demi mendapatkan view yang banyak di YouTube, dan ujung-ujungnya bisa mengakibatkan kecelakaan bagi diri sendiri dan orang lain,” lanjutnya.

Menurut Andre, tindakan tersebut jelas salah. Karena tujuan sebenarnya dari motovlog itu adalah untuk “kampanye” atau ajakan kepada orang-orang bahwa safety riding sangatlah diperlukan ketika kita berkendara roda dua.

Ia mengambil contoh motovlogger harus lengkap pakaian riding-nya, seperti pakai aksesori helm, gloves, jaket. Juga harus patuh peraturan lalu lintas seperti marka jalan, lampu merah, hingga jangan berhenti di zebra cross. “Nah, itu sebetulnya ‘benang merah’ motovlog, yakni untuk kampanye safety riding,” tegas Andre.

Menghasilkan video yang menarik, sekaligus mengkampanyekan hal yang positif. Rasanya sama sekali tidak ada ruginya untuk bergabung dengan komunitas ini. Yuk!

Sumber: DAILY OKTAGON
Dok: Andre Ivw

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa profil komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *