Muda Mengajar Malang: Berikan Akses Pendidikan Untuk Anak-Anak Marjinal

Kesimpulan bahwa pendidikan tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah dan sekolah mungkin terdengar klise. Namun, aksi konkret para relawan tiga komunitas ini menjadi jawaban siapa saja bisa mengambil peran dan ikut peduli. Hal itulah yang menjadi komitmen komunitas Muda Mengajar Malang, Persatuan Mahasiswa Banten Universitas Brawijaya (Pambaja), dan Jejak Pengabdi Malang (JPM).

”Pendidikan saat ini sudah harus berkontribusi terhadap seluruh kalangan, harus menyeluruh menyentuh seluruh elemen masyarakat,” ujar Rachmad Azazi membuka cerita.

Penggagas komunitas Muda Mengajar Malang ini melihat dunia pendidikan di Malang, terutama di perkotaan, sudah cukup maju dan berkembang. Tapi di sisi lain, dia melihat ada yang kontras dari keadaan tersebut. Yakni, belum adanya pemerataan pendidikan yang notabene juga menjadi masalah nasional.

Hatinya pun tergerak untuk menelusuri beberapa daerah di Malang. ”Saya lantas mengajak teman-teman Pascasarjana UIN Malang untuk bergabung dalam organisasi pendidikan untuk wilayah terpencil dan tertinggal di Kota Malang,” sambung dia yang kala itu masih menjadi mahasiswa magister Manajemen Pendidikan Islam di UIN Maulana Malik Ibrahim itu.

Setelah dibentuk 2015 lalu, Azazi lantas menyusun rencana. Mereka melakukan pendekatan kepada ketua RT agar bisa mengajar di daerah tersebut.

”Muharto menjadi pilihan pertama. Pendekatan menjadi mudah karena sebelumnya saya pernah melakukan penelitian di daerah itu,” ujar dia. Sejak saat itu, komunitas Muda Mengajar Malang aktif mengajar di Muharto dan dilanjutkan ke wilayah lain.

Kemudian, Azazi termotivasi untuk menjadi fasilitator pendidikan, khususnya di Kota Malang.

”Saya berupaya mengumpulkan sahabat dan teman-teman Muda Mengajar Malang dari berbagai macam kalangan dari UM, UB, Poltek, UIN, dan lain lain,” tambah pemuda kelahiran Balikpapan, 26 Februari 1994 itu.

Ternyata responsnya sangat baik. Hal itu terbukti dengan banyaknya mahasiswa yang ikut ambil bagian. Setiap minggu, para relawan Muda Mengajar Malang turun di banyak tempat. Mulai dari mengajar di TPA Sabilaturrosyad, Pondok Pesantren Al Hikam untuk mengajarkan bahasa Inggris, hingga mengajar di Muharto.

Adi Abdurrahman, ketua Muda Mengajar Malang, menambahkan, program yang digulirkan bersama para relawan agar menjadikan anak-anak bahagia dalam menerima pelajaran. Segala kegiatan pembelajaran juga dibuat menyenangkan.

”Tetap berwawasan dan memiliki budi pekerti yang baik. Dengan pendidikan yang baik, motivasi belajar anak akan semakin meningkat,” jelas pemuda asal Sunda itu.

Sumber: RADAR MALANG

Pewarta: Elly Kartika & Rino Hayyu
Penyunting: Achmad Yani
Copy Editor: Dwi Lindawati
Foto: Darmono

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa profil komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *