Peringati Hari Kartini, Komunitas Wanita Mandiri (KWM) menggelar kegiatan bertajuk mempererat ikatan silaturahmi antar anggota KWM se-Kota Batam yang digelar di Central Sukajadi, Jumat (21/4).
KWM merupakan kumpulan wanita wanita di Kota Batam dari berbagai profesi yang memiliki kemandirian dalam beraktivitas sehari hari yang meliputi aktivitas sosial, politik serta aktivitas yang mencari nafkah atau tulang punggung keluarga.
Dibuka oleh Hj Siti Aisyah SE, Ketua Komunitas Wanita Mandiri Kota Batam diharapkan kegiatan ini bisa menjadi trend positive untuk para wanita milenial yang meneladani RA Kartini tetap meladeni perjuangan sosok wanita.
Siti menambahkan, ” berdirinya KWM dapat menjadi motivator bagi wanita wanita lainnya serta wanita sekarang harus kuat terutama dari gempuran informasi digital yang bermacam-macam serta harus bisa menyaring informasi apa saja yang perlu di serap.”
Ketua Kordinator acara KWM, Rusmini Simorangkir SE mengungkapkan, “Sejak 1964 kita memperingati Hari Kartini, semestinya semakin menguatkan proses pemberdayaan perempuan Indonesia secara utuh. Yakni memunculkan perempuan-perempuan Indonesia yang sehat, cerdas, bertakwa, berbudi luhur dan aktif memberikan peran terbaik mereka bagi kemajuan bangsa,” urai Rusmini.
Rusmini menjelaskan, perjuangan Kartini perlu dilihat dalam konteks zamannya. Kartini hidup di masa yang begitu sulit bagi perempuan untuk berkarya. Pemikiran-pemikiran Kartini yang kemudian tertulis dalam surat-suratnya menggambarkan sebuah mimpi sekaligus idenya bagi perjuangan peningkatan kualitas hidup kaum perempuan.
“Dalam kondisi budaya yang masih kuat mengungkung perempuan, Kartini telah memvisualisasikan mimpi dan idenya yang besar bagi peningkatan hidup perempuan, dan tidak hanya itu, beliau juga membuka sekolah bagi kaum perempuan. Sebuah aksi nyata yang sangat tidak mudah diwujudkan bila kita melihatnya dalam kacamata situasi kurun itu,” Lanjut Rusmini.
Bidan Heni Susanti Amd. KEB salah satu anggota KWM berharap agar pada setiap kali ada kegiatan yang sama dilangsungkan, semangat pemberdayaan perempuan dan peningkatan kualitas hidup perempuan selayaknya menjadi tema utama.
Menurut Heni, “ini sangat mungkin bila dikaitkan dengan aksi atau program penurunan angka kematian ibu, peningkatan gizi keluarga, pencegahan kekerasan dalam rumah tangga, pengelolaan keuangan rumah tangga, pendampingan usaha kecil kaum perempuan dan lain-lain”
“Kita perlu memaknai perjuangan Kartini secara lebih konkrit dan aplikatif untuk kemajuan bangsa saat ini, jangan terpaku pada himbauan mengenakan pakaian daerah sehingga terkesan peringatan Hari Kartini akhirnya berujung pada sanggul dan kebaya,” Tegas Heni.
Sumber: DETIKEPRI