Semangat untuk mengembangkan pendidikan terus bermunculan dari putra putri Universitas Airlangga. Salah satunya ialah dibentuknya komunitas baru yang bergerak dalam bidang pendidikan, Komunitas Saghara Elmo. Saghara Elmo berasal dari bahasa Madura. Saghara yang berarti lautan, dan Elmo adalah ilmu.
Program Komunitas tersebut adalah mengumpulkan buku-buku dari para donator. Buku yang telah terkumpul kemudian didistribusikan untuk taman baca di Dusun Kokon, Kecamatan Manding, Kabupaten Sumenep. Ide mendirikan komunitas tersebut bermula dari kegelisahan lima mahasiswa UNAIR yakni Imamatul Khair (Sastra Inggris), Niken Cahyani (Sastra Inggris), Husnul Muasyaroh (Psikologi), Nikmatus Solicha (Ilmu Informasi dan Perpustakaan) dan Arika Kamelia (Akuntansi). Mereka juga bekerjasama dengan komunitas lain dari Jakarta untuk mencapai tujuan mulia mereka.
Iim, sapaan akrab Imamatul Khair, bersama rekan-rekannya kemudian mengajukan ide tersebut untuk dikembangkan dalam sebuah pengabdian masyarakat. Proposal yang ia kirim pada Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Pengabdian Masyarakat berjudul “Saghara Elmo sebagai Upaya Menghilangkan Budaya Bhurmain di Dusun Planggaran, Branta Tinggi, Tlanakan, Pamekasan, Madura”. Proposal tersebut akhirnya diterima dan Dikti bersedia untuk mendanai program tersebut. Hal ini semakin mendekatkan Iim dengan harapannya untuk mengembangkan pendidikan di salah satu wilayah di pulau garam tersebut.
“Daerah tersebut dipilih bukan tanpa observasi terlebih dahulu. Di wilayah tempat kami mengabdi terlihat bahwa sering sekali orang tua mengajak putra putri mereka mengemis (Bhurmain) di wisata Api Tak Kunjung Padam,” ujar Iim selaku ketua kelompok PKM.
Program Komunitas Shagara Elmo yang diberi nama “Minggu Berlayar” tersebut direalisasikan setiap minggunya di MI (Madrasah Ibtidaiyah) Darul Mukhlisin di Dusun Planggaran, Branta Tinggi, Tlanakan, Pamekasan, Madura.
“Program Minggu Berlayar diharapkan dapat menjadi media yang akan mengurangi, bahkan menghilangkan kebiasaan tidak baik di masyarakat daerah tersebut. Dalam Program Minggu Berlayar, kami mengusung perpaduan pendidikan karakter dan akademik secara project-based learning,” lanjutnya kemudian.
Pada tahap realisasi, Komunitas Shagara Elmo memberikan materi pembelajaran yang berbeda setiap minggunya, seperti Fun Science, I-Youth, World Wide, dan Kidspreneur.
Pada Minggu, (8/5) tim pengabdian tersebut mengadakan kegiatan Kidspreneur yaitu melukis Tote Bag. Kegiatan ini mengenalkan tata cara berwirausaha sejak dini kepada peserta didik. Selain itu, Komunitas Shagara Elmo juga turut membangun sebuah perpustakaan yang dijuluki Smart Library. Program Minggu Berlayar juga menyediakan konsultasi materi sekolah di sesi “Klinik Ilmu”.
Berbagai program yang dijalankan tim disambut baik oleh pemuda lokal Madura. Seiring berjalannya waktu, komunitas ini berusaha untuk mengajak dan merekrut pemuda lokal Madura agar mau bergabung menjalankan program Minggu Berlayar. Selanjutnya, Iim dan rekan-rekannya dibantu oleh belasan pemuda Madura lainnya untuk menjalankan program ini. Iim dan rekan-rekannya berharap agar Program Minggu Berlayar tidak berhenti ketika program PKM tersebut selesai, namun tetap menjadi sebuah program rutin yang memiliki nilai positif.
“Saya bisa belajar banyak hal dari kegiatan Minggu Berlayar. Banyak pembelajaran yang saya dapat dari Kakak-kakak di Komunitas Saghara Elmo. Terlebih saya juga sangat senang karena bisa mengabdi untuk memajukan minat anak-anak di bidang pendidikan di Madura,” ujar Sasmitha, salah satu relawan di Program Minggu Berlayar yang merupakan siswa SMA kelas XI.
Penulis : Binti Q. Masruroh
Editor : Dilan Salsabila
Sumber: UNAIR NEWS