Komunitas Share: “Shadaqah in Togetherness”

Terbentuknya suatu komunitas tak hanya sebagai ajang kumpul, berkarya, dan mengembangkam hobi tetapi ada juga yang bertujuan dalam aksi sosial.

Seperti halnya sekelompok pemuda & pemudi asal Bandung yang membentuk Komunitas Share. Dirintis sejak Januari 2018, Komunitas Share memiliki tagline khusus “Shadaqah in Togetherness”, yang akan berbagi makanan kepada tuna wisma.

Della Karamoy, Pengurus Komunitas Share, menuturkan, aksi tersebut berawal dari keprihatinannya dan teman-temannya terhadap tuna wisma semisal lansia, anak-anak, dan ibu hamil yang kerap tidur di pinggir jalan dan hanya beralaskan kardus.

“Karena bannyaknya lansia dan gelandangan yang kurang diperhatikan, akhirnya saya dan teman-teman dari Masjid Al-Lathiif Bandung, memutuskan untuk membuat sebuah gerakan berbagi yang terbentuk dalam Komunitas Share,” ujar Della kepada Tribun Jabar di Pawon Pitoe Bungur, Kamis (21/6/2018) siang.

Aksi sosial tersebut merupakan agenda rutin Komunitas Share yang dilakukan setiap Sabtu-Minggu.

“Pada setiap aksi berbagi ini, kami membagikan makanan sebanyak 50-100 porsi kepada para tuna wisma yang ditemui di jalanan,” kata Della penuh semangat.

Della menambahkan, Komunitas Share tak sekedar membagikan makanan tapi juga pakaian bekas layak pakai, pakaian baru, dan alat salat.

“Semua bantuan tersebut tidak hanya didapatkan dari kami saja, para donatur yang tergerak hatinya pun ikut serta membantu kami,” ujar Della.

Pada aksi sosial tersebut, Komunitas Share kerap membagikan makanan pada malam hari atau selepas salat subuh.

Hal tersebut dilakukan karena tak sedikit para tuna wisma di jalanan yang tidur sembari menahan lapar pada malam hari. Tujuan membagikan makanan di pagi hari adalah agar para tuna wisma tidak perlu lagi mengeluarkan uang untuk sarapan.

“Selain tuna wisma, target kami di pagi hari adalah para pejuang nafkah. Kami membagikan makanan kepada saudara-saudara kita yang tengah bersiap untuk berjuang mencari nafkah, contohnya adalah para pemulung, penarik becak, tukang sampah, penyapu jalanan, sopir angkot,” kata Della.

“Pada pejuang nafkah kali ini, kami lebih menitik beratkan kepada para pemulung, karena kebanyakan dari mereka hanya mendapat penghasilan kurang lebih Rp 20 ribu per hari. Dengan memberi makanan kepada mereka, minimal kami telah membantu meringankan beban mereka untuk membeli makanan,” jelas Della.

Della pun mengaku, tak sedikit dari mereka yang curhat sembari menitikkan air mata, menangis tersedu akan keprihatinan hidup mereka. Bahkan pernah dalam 3 hari hidup tanpa sesuap nasi.

“Kami ingin banyak orang tergerak hatinya untuk ikut membantu mereka. Lihatlah apa yang kami lihat, mereka juga saudara kita. Lantas pantas kita diam saja? Sungguh, hal kecil yang kita lakukan itu dapat berdampak besar untuk mereka. Sebungkus nasi saja dapat memunculkan senyum bahagia di wajah mereka,” kata Della.

Soal basecamp, Komunitas Share kerap berkumpul di Masjid Al-Lathiif, Jalan Saninten No 2, Kota Bandung.

“Biasa kami kumpul di basecamp setiap hari Selasa. karena kebanyakan dari kami aktif di Masjid Al-Lathiif, jadi kami lebih memilih kumpul di sana,” kata Della.

Di basecamp itu, mereka juga melakukan kegiatan kopdar (bertemua) sambil membahas agendanya program aksi sosial ke depan.

Saat ini di Komunitas Share memiliki pengurus inti yang berjumlah 10 orang. Namun jika digabung bersama relawan ada sekitar 38 orang yang berpatisipasi pada aksi sosial tersebut.

“Dari Aksi sosial ini, bukan hanya dari Komunitas Share yang berpatisipasi tapi juga berkolaborasi dengan relawan Pusdiqu (Pusat Studi Quran) dari masjid Al-Lathiif. Jadi, mereka lah yang membantu mengajarkan Al-quran dan membagikan alat salat kepada para tuna wisma di jalanan,” kata Della.

Della menjelaskan, ketika komunitas Share berbagi makanan, banyak dari para tuna wisma yang minta diajarkan untuk dapat membaca Alquran, bahkan banyak juga yang meminta alat salat agar dapat lebih bersemangat dalam melaksanakan salat lima waktu.

“Maka dari itu, bantuan dari PuSdiQu ini sangat penting dalam aksi sosial yang kami lakukan, dan bisa menyempurnakan tujuan sikap peduli sesama,” ujar Della.

Selama Senin-Jumat, Komunitas Share memiliki agenda belajar ngaji. “Berhubung kami juga bekerja sama dengan relawan Pusdiqu, tentunya kami bisa terbantu dalam mengajarkan ilmu Alquran kepada para tuna wisma yang kami temui di Jalanan,” kata Della.

Berikut ini adalah sejumlah aksi sosial yang telah dilakukan Komunitas Share.

  • Berbagi makanan, pakaian, buku, Alquran, alat salat (mukena sejadah & sarung).
  • Mengajarkan baca tulis Alquran (tahsin on the road) kepada anak-anak, lansia & tuna wisma lainnya. Kegiatan ini berlangsung setiap seminggu sekali di jalan Otista, kawasan Pasar Baru, dan di Jalan ABC.
  • Berbagi nasi kuning gratis sebanyak 300 porsi (pagi) di Jalan Ciateul
  • Berbuka bersama 100 anak yatim di Pawon Pitoe Bungur.

Untuk ke depannya, Komunitas Share berencana membuat rumah singgah khusus para lansia dan anak-anak yang terlantar.

Karena tak sedikit para lansia dan anak-anak yang hidup di jalan dalam keadaan sakit.

“Minimal kami ingin meringankan beban mereka, dengan memberi tempat tinggal yang layak untuk dapat beristirahat dengan nyaman, mengurus mereka, memberi makan setiap harinya. Dengan begitu, kami juga dapat memantau kondisi kesehatan mereka,” ujar Della.

Jika memiliki jiwa sosial yang tinggi dan ingin bergabung dengan Komunitas Sharet, caranya mudah kok!

Follow saja instagram Komunitas Share di @share.togetherness, nanti di sana anda akan mendapatkan informasi cara bergabung dan menjadi relawan Komunitas Share.

Penulis: Fasko dehotman
Editor: Tarsisius Sutomonaio

Sumber: TRIBUN NEWS

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa profil komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *