Trashbag Community Wadah Anak Muda Peduli Sampah

Berangkat dari rasa kepedulian akan kebersihan Belitung, segelintir anak muda berpikir membentuk sebuah komunitas yang peduli akan sampah.

Akhirnya tepat pada Rabu (1/8) lalu, mereka menyatukan persepsi untuk mewujudkan keinginan dalam wadah yang disebut Trashbag Community.

“Jadi latar belakang komunitas ‎kami berangkat dari rasa keresahan terhadap sampah. Karena semakin penduduk Belitung terus bertambah, begitu juga kunjungan wisatawan yang secara otomatis menambah jumlah sampah,” ujar M Hafrian Fajar selaku Ketua Trashbag Community saat ditemui posbelitung di Pantai Tanjungpendam, Minggu (12/8).

 Pria yang akrab disapa Jarwok itu mengatakan Trashbag Community di Belitung berawal dari media sosial seperti instagram dan whatsapp grup. Akhirnya berkumpullah 37 pemuda Belitung dengan berbagai background yang satu persepsi peduli akan sampah.

Tepat pada Minggu (12/8), Jarwok bersama rekannya mencoba sebuah gebrakan awal terjun langsung ke lapangan membersihkan area Pantai Tanjung Tinggi, Desa Tanjung Tinggi, Kecamatan Sijuk.

Hasilnya dalam waktu singkat, mereka berhasil mengumpulkan 20 karung sampah plastik yang bertebaran di bibir pantai. Bahkan menurut Jarwok, sampah tersebut belum terkumpul semua, mengingat keterbatasan jumlah anggotanya.

“Kami juga berkaca dari daerah wisata lainnya seperti Bali dan Lombok, dimana generasi mudanya dengan etos yang tinggi bergerak di komunitas trashbag ini. Sebenarnya trashbag community ini sudah ada di daerah lain dan sekarang kami coba dirikan di Belitung,” katanya.

Bermodal dari pengamalam perdana itu, kata Jarwok, Trasback Community Belitung akan kembali turun lapangan membersihkan area pantai pada Minggu (19/8) mendatang.

Sementara itu, polanya diubah yang tadinya pagi menjadi sore hari. Sebab pada sore hari, area pantai lebih ramai dikunjungi masyarakat pada hari libur.

“Kalau ramai pengunjung itu lebih bagus. Karena kami ingin menyasar pola pikir masyarakat untuk lebih peduli akan sampah dan membuang sampah pada tempatnyan” katanya.

Jarwok menambahkan, Trashback Community Belitung tidak hanya bergerak pada aksi pengumpulan sampah saja. Tetapi juga akan bersosialisasi ke beberapa sekolah untuk mengedukasi generasi untuk lebih peduli dan memahami akan bahanya sampah plastik.

“Kalau cuman mengumpulkan sampah, apa bedanya kami dengan petugas kebersihan. Makanya sebagai langkah konkret nanti kami akan sosialisasi ke sekolah juga sekaligus mengajak mereka ikut bergabung,” katanya.

Saat ini, kata Jarwok, Trashbag Community bermarkas di kediamannya yang beralamat di Jalan Gatot Subroto tepatnya di depan Hotel Mega.

Menurutnya, trashbag juga terbuka dengan komunitas peduli lingkungan lainnya untuk saling bertukar pengalaman demi Belitung yang bersih.

“Kalau mau bergabung silahkan saja datang kita saling bersilaturahmi,” katanya.

Terpisah, anggota DPD RI Tellie Gozillie sempat bertemu dengan Trashbag Community Belitung di Pantai Tanjungpendam.

Menurutnya, komunitas tersebut patut diapresiasi bahkan mendapat perhatian dari pemerintah daerah.

Sebab, dirinya mengakui tidak mudah menyatukan persepsi untuk menumbuhkan rasa kepedulian akan sampah di Belitung.

“Kita perlu hargai mereka, anak-anak muda Belitung yang peduli dengan lingkungan. Kegiatan mereka memang tidak besar, tapi sangat positif dan ini perlu didukung,” katanya saat bertemu di area Tanjungpendam.

Tellie juga yakin apabila komunitas ini terus tumbuh, secara otomatis beban pemerintah dalam menangani persoalan sampah akan berkurang.

Terlebih, komunitas ini juga mengedukasi masyarakat untuk mengubah mindset bahwa pantai bukan tempat sampah.

“Saya berharap mereka tetap semangat dan tidak menanggapi komentar negatif yang nantinya muncul. Menurut saya mereka eksis tidak masalah karena positif sekali dari pada mereka mabuk-mabukan,” katanya.

Penulis: Dede Suhendar
Editor: khamelia

SUMBER: TRIBUNNEWS

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa profil komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *