Earth Hour (EH) Bogor mengadakan kegiatan diskusi mengenai konservasi alam serta piknik hijau di Kebun Raya Bogor. Kegiatan ini dikuti para jagoan #EarthHourBogor dan KPA Satia Buana, pada hari Minggu, 12 Agustus 2018.
Di Indonesia, berdasarkan peraturan perundang-undangan, Konservasi sumber daya alam hayati adalah pengelolaan sumber daya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya.
Tanggal 10 Agustus kemarin diperingati sebagai Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN). HKAN telah diperingati untuk yang kesembilan kalinya ini pertama kali diselenggarakan pada tanggal 10 Agustus 2009 yang ditetapkan oleh Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono dengan Keppres No.22 tahun 2009 nya.
Melalui diskusi dan piknik hijau, EH Bogor mengenal lebih dekat dengan flora yang jarang ditemui menjadi salah satu edukasi yang bermanfaat, apalagi Kebun Raya Bogor memiliki banyak koleksi flora yang beragam. Di sela-sela perjalanannya Jagoan EH Bogor banyak menemukan tanaman yang unik, salah satunya adalah daun yang mengeluarkan aroma bau busuk.
Setelah berjalan, seluruh rombongan melakukan piknik hijau dan membuka bekal yang sudah dibawa di sebuah taman yang luas. Keseruan antarjagoan pun terasa saat menikmati makanan sambil berdiskusi. Koordinator Earth Hour Bogor Renny Widyanti menyampaikan pesan tentang bagaimana caranya untuk bisa menjaga lingkungan, salah satunya adalah dengan #BeliYangBaik. “Kita bisa mengurangi penggunaan botol plastik dengan membawa tumbler kemana pun, dan membeli produk berekolabel ramah lingkungan. Dengan cara beli yang awet, beli yang perlu, beli yang alami, beli yang lokal dan beli yang ekolabel” jelas Koordinator Earth Hour Bogor Renny Widyanti.
Suasana semakin seru dengan kehadiran duta Earth Hour Bogor, Kak Igor Christof. Menurut Ketua KPA Satia Buana Fadilah Ardiansah konservasi adalah suatu usaha untuk menjaga alam secara bersama-sama. Tujuan Allah SWT menciptakan manusia di bumi itu sebagai khalifah di bumi. Manusialah makhluk Allah yang sempurna yang telah diberikan akal sehat untuk berpikir bagaimana cara menjaga alam ini.
“Banyak cara untuk menjaga alam ini asalkan kita mau berusaha. Seperti hal dari yang terkecil dulu, ketika kita ingin makan, makanan itu harus cukup untuk porsi kita, jangan sampai kita membuangnya. Makanan yang bersisa atau lebih akan mubazir, selain mubazir makanan yang bersisa akan menyebabkan tercemarnya udara akibat pembusukan makanan tersebut. Kita harus menjaga alam ini jangan sampai alam ini rusak oleh pemimpinnya sendiri, manusia. Kita menjaga alam, alam menjaga kita.Kita harus menjaga alam ini secara bersama-sama,” kata Fadilah.
Penulis : Rado Aurino Trimulyana
Editor : Ikram AbdulJabbar