Komunitas Difabel Perjuangkan Hak Kesetaraan Kerja Disabilitas

Kesetaraan hak terhadap kaum disabilitas di berbagai bidang masih menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah dan semua elemen masyarakat. Karena itu, perlu sinergi semua pihak agar hak-hak mereka tidak terabaikan. Mengingat mereka juga memiliki skill yang berpotensi dikembangkan.

Memeringati Hari Disabilitas Internasional kemarin (3/12), Self Help Group (SHG) yang merupakan komunitas kaum disabilitas di Kota Solo memperingati hari penting tersebut dengan aksi turun ke jalan.

Mereka pembagian ratusan pin daur ulang dan nasi bungkus hasil karya para penyandang disabilitas di Kota Bengawan kepada masyarakat di Jalan Slamet Riyadi. “Di Hari Disabilitas Internasional ini kami ingin mengirim pesan pada masyarakat luas bahwa difabel tak selalu menengadahkan tangan, tapi juga bisa memberi. “Harapan ke depan tolong pemerintah bisa lebih mengakui keberadaan difabel,” ujar Ketua SHG Solo, Sugian Noor di sela acara kemarin.

Pihaknya merasa sejauh ini masih banyak masyarakat yang memandang rendah penyandang disabilitas. Stigma yang melekat di masyarakat masih memandang penyandang disabilitas merupakan kelompok yang menjadi beban di masyarakat dan harus dibantu karena keterbatasannya. Padahal, penyandang disabilitas pun memiliki kemampuan yang tak kalah dari orang normal. Masalah inilah yang kemudian jadi perhatiannya dan kawan-kawan untuk terus disuarakan.

“Meski sudah ada aturan 1 persen kuota kerja dalam perusahaan harus diisi oleh difabel, faktanya belum berlangsung dengan baik. Saya harap ada pengakuan akan ini,” tutup Sugian Noor.

Mengenai kesetaraan di bidang kerja ini, skill dan kemampuan diri harus didorong agar mampu menciptakan lapangan kerja baru seperti pelatihan kerja yang digelar di Sunan Hotel.

General Manager The Sunan Hotel Solo Retno Wulandari mengatakan, kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian dan dukungan terhadap para difabel di Kota Solo. Sekaligus memberi motivasi dan semangat dengan berbagi inspirasi dari tokoh-tokoh yang mampu menggerakkan dan  menyuarakan kebaikan serta teladan.

“Melalui kerja sama dengan mitra kami menggelar acara bertajuk Disability Day-Enabling The Disabled. Di akhir kegiatan peserta juga dapat bantuan kursi roda dan tangan palsu,” ujar Retno.

Mereka juga mendapat materi pelatihan  membuat keset dari kain perca yang dipandu Irma Suryanti, penyandang disabilitas yang sukses dalam bisnis keset dari kain perda. Kepada para penyandang disabilitas, Irwa mengatakan bahwa dirinya mengalami cacat sejak 4 tahun karena terserang polio. Namun tak pernah pudar dalam berupaya untuk meraih sesuatu. “Kalau fokus dan tekun pasti bisa,” ujar dia.

 

Sumber :Radar Solo

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa liputan acara komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *