Warta Kota, Jakarta — Artis Davina Veronica yang juga merupakan CEO Garda Satwa Indonesia, mengatakan bahwa razia kucing dan anjing liar di sekitar DKI Jakarta bukan solusi menanggulangi penyebaran virus rabies oleh hewan penular rabies (HPR).
Ia bersama komunitas penyayang binatang lainnya yang tergabung dalam Gerakan Anti Kekerasan Hewan Domestik Indonesia (GAKHDI) menyarankan Pemprov DKI Jakarta untuk melakukan upaya yang lebih humanis kepada HPR.
Kedua, Davina menilai Pemprov DKI Jakarta juga harus melakukan pengawasan terhadap kegiatan jual-beli daging anjing yang ada di Jakarta.
“Tutup jalur perdagangan daging anjing. Karena percuma membersihkan masalah di dalam wilayah, tetapi malah membiarkan wilayah tersebut dimasuki oleh anjing-anjing dari luar wilayah yang belum bebas rabies,” ungkapnya.
Ketiga, GAKHDI mengingkan agar Pemprov membuatkan tempat penampungan yang bagi hewan-hewan liar yang ada di Jakarta.
“Kami berharap agar Pemrov DKI Jakarta agar menyediakan rumah penampungan yang besar, layak dan memadai bagi mereka (hewan liar). Dimana mereka benar dirawat dan diperlakukan seperti mahluk hidup bukan sekedar hewan. Sudah banyak kota-kota besar di dunia yang menyediakan rumah penampungan bagi hewan-hewan terlantar. Jakarta juga seharusnya demikian,” pintanya.
Davina menyatakan bahwa Non Government Organization (NGO) yang berfokus pada penyelamatan satwa-satwa di Indonesia, bersedia untuk membantu Pemprov DKI Jakarta memgatasi permasalahan tersebut.
“Rangkul kami NGO-NGO di Jakarta yang bisa diajak untuk bekerja sama daripada melakukan razia dengan cara yang tidak ‘berperikemahlukhidupan’. Kami siap untuk membantu kota Jakarta agar bebas dari hewan penular rabies. Kami juga siap mengawal dan bekerjasama dengan dinas terkait,” tutur Davina.
GAKHDI juga merespons positif langkah yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan yang menunda kegiatan penangkapan kucing dan anjing liar.
Sumber : Wartakota
Penulis: Rangga Baskoro
Editor: Andy Pribadi