Buana Mistik : Komunitas Ini Mengeksplorasi Alam Gaib

Kalau kebanyakan orang takut ditemui makhluk gaib, hal itu tidak berlaku bagi Buana Mistik. Orang-orang di komunitas tersebut malah ingin menguak keberadaan dan sosoknya.

Sesuai namanya, komunitas Buana Mistik suka hal-hal mistis. Baik mitos yang berkembang di masyarakat, sampai menguak tempat-tempat angker yang ada di Banua.

Siba Obe, 28, adalah orang yang mendirikan komunitas ini. Tahun 2014 awal mula Buana Mistik memulai sepak terjangnya. Saat itu anggota tidak banyak. Hanya tiga orang. Untuk sekarang yang bertahan ada 8 orang.

“Awal dibentuk karena memang saya suka dengan hal ini (mistis). Lalu ketemu sama orang-orang yang satu hobi. Alhasil rembukan, lalu jadilah Buana Mistik,” cerita Siba kala ditemui Radar Banjarmasin (Jawa Pos Group) di kediamannya di Gunung Kupang Banjarbaru, Kalimantan Selatan (Kalsel), Senin (14/1) sore menjelang senja.

Kuburan Tionghoa di Liang Anggang jadi sasaran pertama Buana Mistik kala terbentuk. Di sana, mereka mengeksplorasi hal-hal gaib. “Niat kita bukan mengusik. Baik makhluk gaib maupun manusia. Tapi untuk membuktikan keberadaannya (makhluk gaib),” terang Siba.

Selain kuburan Tionghoa, selama empat tahun, komunitas ini sudah melanglang buana beberapa tempat di area Banjarbaru dan Kabupaten Banjar. Sebut saja Mes L, Lemdikada, area Palam, hingga Tahura Sultan Adam.

Untuk melalukan eksplorasi gaib di tempat-tempat yang sudah ditentukan, anggota Buana Mistik datang tanpa tangan kosong. Mereka sudah melatih diri dengan pengetahuan dan ilmu spiritual. “Ya tidak modal keberanian saja lah. Ada proses dan latihannya. Tapi semua orang bisa kok,” tegasnya.

Mencoba mengungkap keberadaan makhluk gaib hingga mendatangkan mediator untuk dirasuki adalah hal rutin yang dilakukan mereka. Kadang Siba dkk juga turut mencoba membuktikan mitos yang berkembang.

Misalnya salah satunya adalah pantangan membakar terasi di dalam hutan. “Katanya kalau dibakar akan mengundang makhluk gaib datang. Ini memang terbukti sih, walau tidak tampak seutuhnya, cuman jelas ada yang datang. Dari hawa dan bunyi-bunyinya. Ini malah rawan berbahaya, karena potensi siluman seperti macan yang datang,” cerita Siba.

Adapun untuk makhluk-makhluk gaib yang pernah dilihat mereka cukup beragam. Dari kuntilanak, bayang hitam atau putih, dan siluman berbentuk binatang. “Paling banyak siluman binatang, biasanya ular,” katanya.

Buana Mistik biasanya membuat ritual khusus saat berkunjung ke suatu tempat. Siba menegaskan kalau ritual itu bukan bermaksud syirik. “Kita di Buana Mistik fondasi utamanya agama untuk mendampingi pengetahuan atau ilmu spiritual tadi. Jadi ritualnya kita selalu berwudu bagi yang muslim kalau mau memulai. Ini sebagai benteng agar menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,” kisahnya.

Membakar kemenyan dan dupa juga dilakukan. “Untuk memancing mereka (makhluk gaib) datang. Itu kan ibarat makanan mereka,” ucapnya. Ditanya apakah tidak ada rasa takut atau khawatir karena berhubungan dengan hal-hal gaib, Siba mengaku sempat merasakan. Namun hanya di awal-awal kala merintis komunitas ini.

“Kalau awal-awal ya wajar lah. Ada ragu atau takut. Sekarang sih tidak, yang penting kita niatnya baik dan tadi dibarengi sama fondasi agama. Namun untuk anggota baru biasanya pasti merasakan,” ujarnya.

Anggota di Buana, kata Siba, pasang surut. Ada yang bertahan tapi tak sedikit pula yang keluar. Alasannya selain karena kesibukan, rupanya juga ‘menyerah’ lantaran tidak kuat dengan kegiatan mengeksplorasi hal-hal gaib. “Ada yang keluar gara-gara sampai rumah digangguin makhluk gaib. Akhirnya dia memutuskan keluar. Tapi kita tanggung jawab untuk mengatasi gangguan itu kalau terjadi,” sebutnya.

Sudah empat tahun berdiri, sebetulnya apa target Buana Mistik? Jawabannya yakni memuaskan rasa penasaran mereka.

“Target kita ya sampai bisa melihat makhluk gaib ini seutuhnya. Kalau sampai sekarang kan masih sekilas-sekilas saja, belum diberi kesempatan. Kita juga akan menggunakan kamera, rencananya agar bisa mengabadikan kalau ada makhluk gaib yang muncul,” ceritanya.

Menurut Siba, makhluk gaib tipikal yang hanya menampakkan jika mereka mau menampakkannya kepada manusia. “Mereka yang memutuskan. Sampai saat ini kita belum dapat sih yang benar-benar utuh. Karena juga ketika mereka sekali menampakkan diri, itu perlu 41 hari lagi untuk menampakkan diri,” jelasnya.

Disinggung apakah pernah disindir atau dikira yang macam-macam oleh orang lain? Siba tak menampik. Hal itu katanya sudah beberapa kali dialami mereka. Dari dianggap pesugihan hingga dibilang sok berani dan menantang.

“Kalau berkegiatan malam kita selalu survei dulu, izin sama warga atau yang pemilik area. Namun ya tidak bisa dipungkiri ada yang mengira macam-macam. Tetapi banyak juga yang ikut menonton kita,” kisahnya.

Untuk sekarang, Siba menyebut Buana Mistik tidak seintens dahulu. Ini lantaran kesibukan anggota dan ada hal-hal yang juga diperhatikan mereka. Khususnya dampak dari eksplorasi di malam-malam hari.

“Yang kita jaga adalah dampaknya. Karena orang akan takut akhirnya berkunjung ke lokasi itu lantaran memang ada makhluk gaibnya. Apalagi lokasi perumahan atau wisata, itu rentan dilarang oleh pengelola atau pengembang. Jadi sekarang kita fokus mencari tempat yang netral,” ujarnya.

Siba memberikan pandangan sekaligus kesimpulan singkatnya soal makhluk gaib. Menurutnya, keberadaan mereka memang benar adanya, meskipun masih ada yang tidak memercayainya.

“Iya mereka benar adanya, kami sudah membuktikan meskipun tidak bisa menunjukkannya dalam bukti. Yang pasti mereka itu tidak melulu jahat atau mengganggu. Mereka ada yang baik juga,” pungkasnya. (jpc)

 

Sumber : Fajaronline

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa profil komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *