Komunitas Indonesia Bebas Lapar Sediakan Menu Makan Gratis setiap Hari, di Sini Lokasinya

Komunitas Indonesia Bebas Lapar yang ada di Kabupaten Deliserdang membuka rumah makan gratis Indonesia.

Sesuai namanya setiap orang yang datang untuk makan di tempat ini sama sekali tidak akan dipungut bayaran apapun alias gratis.

 Warung ini berada di pinggir Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) Km 21 Desa Tanjung Baru Kecamatan Tanjung Morawa.

Warung ini sudah mulai dibuka sejak Minggu, (20/1/2019) dimana pada saat itu Komunitas yang baru terbentuk 10 hari ini melakukan peresmian pembukaan.

Saat itu mereka mengundang anak-anak yatim/piatu di sekitaran Tanjung Morawa. Begitu dibuka rumah makan gratis ini pun langsung menjadi perbincangan banyak orang karena baru terdengar di Sumut.

Tribun sempat mengunjungi rumah makan gratis ini Senin, (21/1/2019) siang. Diketahui kalau dulunya warung ini merupakan warung tempat menjual beragam menu makanan mulai dari nasi goreng ataupun jus hingga bakso beranak yang sempat dikunjungi banyak orang. Beberapa waktu lalu warung ini pun sempat tutup.

Untuk menunya memang terlihat sederhana namun cukup mengenyangkan karena ada ikan ataupun sayur serta minuman seperti teh manis dingin. Warung ini akan buka setiap hari mulai dari pukul 12.00 hingga pukul 15.00 WIB.

Ketua Komunitas Rizal Juliadi mengatakan kalau ide ini muncul dari melihat tayangan televisi dimana ada warung gratis juga di Jawa. Disebut kalau hal itu dianggap sangat menarik karena berbau sosial.

“Kami yang ada di komunitas ini ada yang teman kerja, teman sekolah dan macam-macam lah. Pertama hanya lima orang saja baru kemudian gabung orang lain yang juga tertarik sehingga sekarang ada 15 orang. Baru 10 hari terbentuk komunitas ini dan sekarang kita sudah punya website sendiri di situ nanti laporan pertanggungjawaban akan kita buat secara rinci semuanya berapa pengeluaran berapa pemasukan, karena biar bagaimana pun dananya ini partisipasi dari masing-masing orang jadi tidak perlu ada ketakutan,” ujar Rizal.

Didampingi pembina komunitas, Ir Adiono dan Sekretaris, Arianto, mereka menjelaskan kalau setiap harinya mereka membuat menu untuk 100 porsi. Dinilai untuk 100 porsi ini, biaya yang dihabiskan kurang lebih Rp 1 juta. Mereka mengaku apa yang mereka lakukan ini sama sekali tidak ada kaitannya sama unsur ataupun kegiatan politik.

“Kalau ada yang mau bantu kita ya tidak apa-apa tapi yang jelas kami tidak mau apa yang kami lakukan ini dicampuri sama politik. Kalau sudah dicampuri sama politik nanti jadinya diarah-arahkan, seperti itulah kami yang tidak mau. Buat yang mau makan siapa saja boleh datang meskipun naik mobil orangnya, karena kami buat tanpa syarat apapun. Di sini kalau mau makan ambil sendiri, ya kalau mau cuci piring tidak apa-apa juga, silahkan kalau enggak ya juga tidak apa-apa,” kata Rizal dan teman-temannya.

Diakui kalau semua orang yang ada di dalam komunitas ini tidaklah semuanya pandai untuk memasak. Karena hal itu ia menyebut ada mempekerjakan orang untuk masalah masak-memasak.

 Mereka bersyukur karena saat ini dukungan masyarakat terhadap mereka semakin terus mengalir sehingga persoalan belanja bahan masakan sudah ada yang bertanggungjawab.

“Alhamdulillah semua dilancarkan. Untuk yang belanja ada ibu-ibu yang jualan di sekitar sini bilang dia hanya bisa bantu untuk membelikan bahan-bahan di pasar. Dia tidak mengambil untung katanya karena hanya itu yang bisa dia bantu untuk ini. Katanya berapa harga yang dijual di pasar segitu yang akan ia laporkan. Nah kalau untuk tempat ini kebetulan dulu saya yang sewa jadi karena memang masih kosong ya kenapa tidak untuk ini kita jadikan tempat,” terang Rizal.

Rizal menyebut kalau orang-orang yang ada di komunitas ini bukanlah orang yang pendapatannya begitu amat besar. Ia menyebut sehari-hari hanya bekerja sebagai penjual pulsa. Begitu juga dengan rekannya yang lain ada yang pekerja pabrik dan pedagang lain. Satu diantara pengunjung yang datang pertama di warung gratis ini adalah Hasan Basri. Ia mengaku merupakan pencari barang rongsokan. Ia mengaku sangat senang dengan adanya warung ini.

“Masakannya enak. Kemarin saya sudah datang ke sini makanya hari ini juga saya datang lagi. Karena saya hanya kerja cari barang bekas. Ya mungkin sering nanti ke sini,”kata Hasan Basri.

Sumber : Tribun Medan.
Penulis: Indra Gunawan
Editor: Feriansyah Nasution

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa profil komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *