Aulina Umaza Banyak Menginspirasi Pemuda untuk Mencintai Budaya

Aulina Umaza merupakan satu diantara anak muda yang aktif menginspirasi para pemuda lainnya untuk ikut mencintai budaya.

Lina -sapaan akrab Aulina Umaza- aktif di berapa komunitas pelestari budaya seperti Ronggolawe Creative Center, Teropong Sejarah Tuban, Karya Budaya, dan Rimba Art Creation.

Alumnus S-1 Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik (Sendratasik) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) ini juga dinobatkan sebagai juara 1 Muda Sadar Budaya dan Pariwisata (Muda Sabudarta) tahun 2018.

 Selain itu, gadis kelahiran 21 Juni 1997 ini juga aktif berpartisipasi dalam berbagai macam kegiatan pelestarian budaya.

Lina, panggilan akrabnya, mengemukakan, selain sibuk menulis artikel siaran Pospirit TV dan menjalankan bisnis travel, ia juga sedang sibuk menulis manuskrip Ronggolawe.

“Sekarang lagi proses penulisan manuskripnya. Masih riset sama teman-teman RCC, komunitas pemuda Tuban yang bergerak di bidang konservasi adat dan budaya, dan sama komunitas pemuda lainnya,” tutur gadis yang juga sibuk menulis naskah drama musikal Pump and Jump ini.

Selan itu, Lina juga kerap menghadiri undangan untuk memberikan motivasi dan inspirasi kepada pemuda di beberapa tempat.

Satu di antaranya ialah sebagai pembicara workshop di sebuah acara kebudayaan di Mojoagung, Jombang.

“Acaranya diadakan oleh karang taruna. Mereka menyelenggarakan acara pemeliharaan budaya yang mengundang ratusan budayawan dari berbagai kota di Indonesia. Saat itu saya ngisi workshop literasi budaya dan minat baca,” tutur Lina.

Lina juga mengaku bahwa dirinya tertarik memberikan kelas inspirasi kepada para pemuda dan anak-anak di desa.

“Sebab di desa kebudayaan lebih dihargai dan mereka (para pemuda dan anak-anak) wajib mendapatkan pengetahuan sikap berbudaya mulai sejak dini,” jelasnya.

Mengenai asal mula kecintaannya terhadap budaya, Lina menuturkan, bermula dari jurusan yang ia ampuh semasa kuliah yaitu Pendidikan Sendratasik.

“Seni, termasuk seni pertunjukan, tidak bisa terlepas dari kebudayaan. Puncaknya, ketika saya mengusung foklor lisan sebagai tugas akhir. Sejak saat itu suka riset, membaca, dan belajar kebudayaan Jawa,” lanjut Lina.

 Dukungan dari keluarga juga didapatkan oleh gadis yang beberapa kali menjuarai lomba menulis puisi, esai, dan naskah lakon ini.

“Ayah dan Ibu tidak mempermasalahkan. Yang penting kegiatan saya tidak mengarah ke kegiatan yang negatif,” tegasnya.

Lina juga menitipkan pesan kepada para generasi muda.

“Karakter kita adalah karakter bangsa, pemuda yang baik adalah pemuda yang sadar, kesadaran paling baik adalah menyadari apa yang kita dan Indonesia miliki,” ungkap Lina

Bagi Lina, menjadi pemuda sebisanya jangan mudah mengikuti arus

“Sebab tidak semua arus menyelamatkan masa depan kita. Ayo tanamkan sikap berbudaya. Dimulai dari diri kita untuk tumpah darah Indonesia,” pungkasnya.  (Christine Ayu Nurchayanti) 

Sumber:  Tribun Surabaya.

Editor: Fatkhul Alami

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *