TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG – Bandung terkenal sebagai kota kreatif dan rumah bagi berbagai jenis seni.
Tak terkecuali untuk art painting atau umumnya kita ketahui sebagai seni mural art.
Mural art merupakan seni melukis atau menggambar menggunakan media dinding yang bersifat permanen atau dinamis.
Selain dinding, seniman mural art juga menggunakan aneka cat tembok warna warni, tergantung kebutuhan.
Pergerakan dari komunitas mural art di Bandung sebenarnya sudah ada cukup lama. Beberapa di antaranya bahkan masih aktif sampai sekarang.
Satu di antaranya yang tetap eksis adalah Komunitas Mural Bandung (KMB) yang dirintis sejak 2016.
Humas Komunitas Mural Bandung, Dani Keliat, menuturkan, terbentuknya komunitas tersebut bermula dari kumpul-kumpulnya para penggiat seni mural di acara Mural Bandung, Jalan Siliwangi, Bandung, pada 25 September 2016.
“Kehadiran kami di sana dalam rangka memperingati hari jadi Kota Bandung ke-206. Karena memiliki hobi dan visi yang sama, maka kami berkeinginan membuat komunitas mural art di Bandung,” ujar Dani kepada Tribum Jabar, melalui pesan WhatsApp, Selasa (5/3/2019) siang.
Dani menambahkan, tujuan dirintisnya Komunitas Mural Bandung yaitu sebagai wadah kolaborasi antar penggiat mural di Kota Bandung.
“Untuk menyalurkan hobi, kami seringkali berkumpul di ruang-ruang publik. Beberapa kali di markas karang taruna Cibunut Finest di Cibunut, Kebon Pisang, Bandung,” kata Dani.
Saat melakukan aktivitas mural art, anggota Komunitas Mural Bandung mengekpresikan karya mereka dengan aneka gambar.
Baik itu mural art yang menggambarkan keadaan sosial, tokoh publik, pemandangan, kendaraan, abstrak, hingga tulisan juga ada.
“Rata-rata kami menggunakan media cat tembok cat kayu, kapur tulis atau alat lain yang dapat menghasilkan gambar. Semua yang kami gambar kadang ditentunkan dan bisa pula bebas. Hal tersebut tergantung dari imajinasi para seniman mural kami juga” jelas Dani.
Khusus media tembok yang mereka gunakan terbilang variatif. Yakni ada yang mengambar di tembok bersemen, tembok berbahan batu bata, hingga tembok berbahan batako.
“Semua itu juga tergantung dari tekstur tembok yang halus dan tanpa ada kerusakan pada bagian temboknya. Dengan begitu, menggambar mural art akan lebih terasa mudah,” kata Dani.
Salah satu tempat tempat favorit mereka untuk menggambar mural art adalah di kawasan Jalan Taman Sari, Bandung.
Menurut Dani, di kawasan tersebut terdapat tembok yang berukuran cukup panjang dan cocok untuk dijadikan media gambar mural art.
“Selain sedap dipandang mata bagi pejalan kaki maupun pengendara, mural art di kawasan Jalan Tamansari juga berfungsi untuk mencegah aksi vandalisma oleh pihak yang tidak bertanggung jawab,” ujar Dani.
Dani mengaku, selain aktif menggambar di beberapa sudut Kota Bandung, Komunitas Mural Bandung juga pernah mengikuti even yang berskala kecil maupun besar.
“Even terakhir yang kami ikuti adalah Kickfest XII pada November 2018. Di sana kami mengadakan workshop gambar dan pengetahuan seputar Mural Art,” kata Dani.
Bertahan kurang lebih tiga tahun, kini Komunitas Mural Bandung telah dihuni sebanya 100 orang anggota.
“Anggota kami ini berasal dari berbagai daerah di Bandung Raya. Bahkan ada yang tergabung dari Cianjur juga,” jelas Dani.
Bagi penggemar mural art yang ingin bergabung di Komunitas tersebut, ikuti terus kabar di Instagram mereka. Saat ada even, datang saja untuk bergabung
Sumber : Tribun Jabar.
Penulis: Fasko dehotman
Editor: Ichsan