Komunitas Marginal Peduli DBD, Bagikan Jus Jambu Di Traffic Light Payeti

Waingapu.Com – Komunitas Marginal menunjukan kepeduliannya pada epidemi Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan caranya sendiri. Mengaku sebagai pribadi – pribadi yang sering merasa dipinggirkan dalam memperjuangkan aspirasi warga, anggota komunitas inipun lantas menggelar aksi simpatik di pinggiran jalan. Kali ini aksi yang dilakukan adalah dengan membagikan selebaran dan juga jus jambu batu/biji gratis bagi para pengguna jalan.

“DBD telah banyak menelan korban warga Sumba Timur baik yang harus jalani perawatan bahkan meninggal dunia. Mirisnya banyak balita dan anak – anak yang jadi korban. Langkah kami ini memang kecil dan bisa saja dibilang aksi kaum pinggiran. Tapi tak apa, yang penting kami sudah sdkit meluangkan waktu dan tenaga untuk memberikan pemahaman bagi warga bagaimana mencegah penyebaran virus DBD,” jelas Rambu Amy, korlap aksi yang ditemui media ini di pertigaan Payeti, Kelurahan Prailiu, Kecamatan Kambera, Sumba Timur (Sumtim), NTT, Rabu (13/03) siang lalu.

Bagi Jus

Aksi simpatik serupa demikian lanjut Rambu masih akan digelar dalam beberpa hari ke depan. Bahkan juga akan memberikan jus jambu batu/biji tak hanyankepada para pengguna jalan terutama anak – anak, namun juga para anggota DPRD, Bupati dan Wakil Bupati hingga Kepala Dinas Kesehatan Sumtim. “Jadi Komunitas kami dalam kasi ini dan aksi kedepan tetap akan bersinergi dengan WALHI NTT, Komuitas Bukan Kom Model, Sopan, Koppesda, Komunitas Ana Humba, Jaringan Relawan Kemanusiaan, GMKI dan GMNI Waingapu,” timpal Rambu.

Terpantau kala itu, selain membagikan selebaran kepada para pengguna jalan tepat saat lampu merah menyala, juga para pengguna jalan kategori anak dan balita langsung diberikan satu cup jus jambu biji yang dililit pita hitam. Sementara himbauan ataupun seruan untuk waspada penyebaran, dan juga langkah- langkha antisipatif hingga penanganan juga disampaikan lewat megaphone yang dibawa salah satu peserta aksi.

“Terima kasih sudah kasih saya selebaran ini, saya jadi tahu bahwa sekarang DBD sudah bahaya begini. Terima kasih juga ini jus untuk anak saya,” tanggap seorang ibu dari balik jendela Bus rute Melolo padca menerima selebaran dan juga jus untuk buah hatinya saat itu.

Adapun kasus DBD di Sumtim telah menyerang lebih dari enam ratus warganya. Dari jumlah itu, data yang dihimpun media ini, sudah 17 orang menjadi korban. Korban meninggal dominan usia anak dan balita, dan bahkan pekan lalu, seorang ibu asal kampung Marada, Kelurahan Maulumbi, meninggal karena DBD dalam kondisi hamil tujuh bulan.

 

Disadur dari Waingapu

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa liputan acara komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *