Komunitas Hunting Pasar, Rela Becek Demi Foto Human Interest di Pasar, Sering Juga Dikira Wartawan

Sekitar 10 orang para anggota komunitas Hunting Pasar Balikpapan mengunjungi pasar Pandansari, Sabtu (4/5/2019) pagi.

Dengan membawa kamera masing-masing tipe DSLR, mirrorless ataupun ponsel memotret Kegiatan di pasar tersebut.

Bahkan beberapa pengunjung maupun pedagang melirik ke arah anggota komunitas yang memotret.

“Ini mau dimasukkan ke koran kah mas,” ujar salah satu pedagang ikan kepada anggota komunitas.

Sambil tersenyum Rendra Pratama kordinator komunitas menjelaskan kalau kegiatan ini hanyalah sebuah kegiatan rutin dari komunitas tersebut.

“Kita dari Komunitas Hunting Pasar pak. Memang kita kalau motret foto ke pasar-pasar,” ujarnya ke pedagang tersebut sambil sesekali melontarkan guyonan untuk mendekatkan diri ke pedagang pasar tersebut.

Meskipun kondisi lantai pasar yang becek para fotografer atau penghobi fotografi cuek akan keadaan tersebut.

Mereka fokus terhadap objek yang mereka foto. Objek yang difoto bermacam-macam.

Mulai dari kegiatan jual beli di pasar hingga beberapa pedagang yang berpose dengan memegang ikan atau barang yang mereka jual.

“Kegiatan ini rutin kita adakan setiap bulan di akhir pekan,” kata Rendra.

Menurutnya fotografi bisa dimana saja. Baik di pasar pun bisa menemukan momen yang menarik untuk diabadikan di kamera.

Bahkan seringkali para anggota ini dianggap sebagai wartawan sebuah media di Balikpapan.

“Sering itu ditanya wartawan mana Mas? Ya kita jelasin aja dari komunitas,” katanya.

Meskipun begitu respon pedagang cukup baik. Bahkan seringkali pedagang diajak foto.

Untuk Ramadhan 2019 kemungkinan pasar Ramadhan yang menjadi incaran objek foto mereka.

“Kemungkinan pasar Ramadhan di ring road kita tuju di waktu terdekat,” katanya.

Terpilihnya hari Sabtu dan Minggu untuk menyesuaikan jadwal para anggota yang mayoritas libur di hari tersebut.

“Kebanyakan mereka kerja kantoran dan liburnya di Sabtu dan Minggu. Jadi kita sering adakan di kedua hari tersebut,” ucapnya.

Komunitas Hunting Pasar sering mengadakan kegiatan foto di pasar setiap bulannya. Untuk bulan Ramadan kemungkinan pasar Ramadan yang akan menjadi target foto Komunitas ini
Komunitas Hunting Pasar sering mengadakan kegiatan foto di pasar setiap bulannya. Untuk bulan Ramadan kemungkinan pasar Ramadan yang akan menjadi target foto Komunitas ini (HO/ Komunitas Pasar)

Komunitas Hunting Pasar Balikpapan Bukan hanya Sekadar Foto, Tapi Ikut Promosikan Pasar

Hobi foto tidak hanya berkutat dengan pemandangan indah seperti laut, gunung maupun hutan. Atau memotret seorang model dengan wajah ayu nan rupawan dibalut dengan busana gaun indah saja. Bahkan sebuah pasar tradisional bisa menjadi lokasi untuk mendapatkan sebuah hasil foto yang indah dan memiliki cerita.

Itulah alasan Bagoes Kresnawan, pria dari Yogyakarta membuat sebuah komunitas bernama Hunting Pasar.

Komunitas yang lahir di tanggal 7 Januari 2018 ini berawal dari kesukaan Bagoes terhadap suasana pasar.

Kebetulan dia juga penghobi fotografi membuatnya ingin mengabadikan momen-momen atau kegiatan apa saja yang ada di pasar.

Dari pasar-pasar di Yogyakarta itulah Komunitas ini tumbuh satu persatu di beberapa daerah Indonesia.

Salah satunya di kota Balikpapan ini. Hunting Pasar Balikpapan ini hadir berawal dari Rendra yang merupakan penggemar fotografi.

Dia pun juga mengenal sosok Bagoes sehingga Rendra pun membuka cabang komunitas ini di kota Balikpapan.

Awalnya hanya beberapa orang saja yang mengikuti hunting pasar di beberapa pasar di Balikpapan.

Lambat laun anggota komunitas ini di kota Balikpapan bertambah perlahan-lahan.

Beberapa pasar selalu menjadi target mereka untuk sekadar berburu momen yang ada di pasar.

“Biasanya kita adakan weekend.Soalnya mayoritas yang ikut ini pekerja kantoran. Jadi biar ramai kita adakan di akhir pekan,” katanya.

Pasar-pasar yang ada di kota Balikpapan didatangi para pecinta fotografi ini.

Seperti pasar yang ada di daerah Pasar Baru, pasar Pandansari, pasar Sepinggan dan beberapa pasar lainnya didatangi para fotografer penghobi fotografi lokal.

Bahkan Rendra beberapa waktu lalu pernah mengajak anak-anak komunitas ini ke pasar Segiri Samarinda.

“Biar enggak jenuh dan bosan. Jadi dulu pernah kita ajak ke pasar Segiri,” katanya.

Bahkan selama kegiatan hunting banyak cerita unik yang dirasakan para anggota.

Dari penuturan Rendra saat pertama kali hunting dia dan para anggota dianggap wartawan.

“Sering banget. Bahkan pernah mereka nanya mau masuk koran apa mas? Padahal kita cuma mau foto-foto biasa,” katanya.

Namun seiring berjalannya waktu dan kadang setiap beberapa waktu menyambangi pasar yang sama membuat pedagang di pasar nyaman dan senang.

Soalnya mereka menganggap para anggota Hunting Pasar ini membantu mempromosikan pasar yang mereka kunjungi.

Ternyata beda kota beda juga suasananya.

“Kalau di Samarinda kita ditanya-tanyain dulu mau ngapain. Harus izin dulu sama koordinatornya,” ucap Rendra.

Hunting pasar ini terbuka bagi siapa saja.

Tidak harus seseorang yang punya kamera digital atau kamera mahal yang boleh ikut.

Yang punya smartphone pun bisa memotret kegiatan apa saja yang ada di pasar sekaligus mengenalkan pasar di media sosial.

“Kita bakal info-info di Instagram @huntingpasar.bpn, lokasi pasar mana yang kita serbu.

Terus nantinya beberapa foto bakal kita upload di Instagram,” ucapnya.

Sering Jadi Tempat Curhat

PARA anggota komunitas Hunting Pasar Balikpapan tidak hanya mencari momen foto human interest selama mampir ke pasar yang mereka kunjungi.

Terkadang mereka pun secara tak langsung melakukan interaksi dengan pedagang pasar.

Itulah nikmat yang dirasakan para anak-anak komunitas ini ketika mereka hunting.

Mereka pun jadi tahu seluk-beluk atau kondisi pasar langsung dari para pedagang.

Bahkan sesekali para pedagang pasar pun curhat seputar kegiatan mereka.

“Jadi senang dan komunikasi kita ke meraka itu jadi seperti lebih akrab dan mungkin sedikit hiburan meraka dengan hiruk-pikuknya suasana di pasar.

Contoh seperti berpose saat mau di foto, bahkan ada dari salah satu pedagang mereka tahu kalau kita dari komunitas Hunpas,” kata Rendra Kordinator Wilayah Hunting Pasar Balikpapan.

Meskipun begitu para anggota juga sering mendapatkan respon negatif. Bahkan dari penuturan Rendra ada beberapa anggota yang memotret salah satu pedagang secara candida malah terkena lemparan bawang.

“Nah sekarang dukanya ada beberapa lah mungkin tidak suka si foto soalnya ada salah satu teman yang pas mau jepret secara candid, pas pedagang itu secara langsungu lempar dengan bawang,” katanya.

Selain itu para pedagang selalu meluapkan keluh kesahnya ke para anggota. Kadang para pedagang sering curhat tentang menurunnya daya beli masyarakat.

Entah itu karena kondisi pasar yang tidak nyaman buat pengunjung atau memang lokasi pasar yang memang kurang dikenal masyarakat.

“Dan duka yang lain ya dari sisi pasarnya (pernah) dua kali datang ke pasar yang sama dua kali juga mereka curhat tentang menurunnya daya beli pasar tersebut.

Nah ini salah satu tugas kami bukan hanya sekedar jepret tapi di sosmed yang biasa kami ulpoad, secara tidak langsung kita mempromosikan,” tutur pria bernama lengkap Rendra Pratama ini.

Buat Konsep Dulu Sebelum Motret

MEMOTRET manusia tidak semudah memotret benda mati.

Mungkin itulah yang diutarakan Rendra Pratama ketika ditanya memotret foto berkonsep human interest.

Memang memotret foto human interest tidak hanya fokus terhadap setingan cahaya kamera saja.

Momen yang tepat bisa menghasilkan sebuah foto human interest yang indah.

Bahkan jika momen yang pas itulah seorant fotografer bisa memberikan sebuah cerita dari hasil jepretannya.

Dia pun membagi tips menciptakan foto human interest yang memiliki nilai.

Pertama adalah komposisi yang menjadi satu dari beberapa elemen untuk menghasilkan foto human interest.

“Bermain beberapa komposisi, terutama perspektif yang berbeda atau poin of view,” ucapnya.

Yang kedua adalah pahami betul konsep foto yang akan dibuat.

Baik itu kecepatan rana, diafragma lensa maupun ISO kamera. Terakhir yang menjadi nilai penting adalah momen.

Ya, jika sudah komposisi kamera serta angle yang dibuat sesuai keinginan terkadang momen sering tertinggal. Hal ini bisa disebabkan bermacam-macam.

Bisa karena kondisi, suasana lokasi atau model yang dipotret sedang bergerak atau tidak mengeluarkan ekspresi yang diinginkan.

“Momen merupakan salah satu hall yang terpenting dalam foto human interest.

Mencari momen yang unik, terkadang momen tersebut muncul tiba tiba.

Dan memaksa kita untuk bergerak cepat mengambil kesempatan situasi tersebut,” tuturnya.

Penulis: Jino Prayudi Kartono
Editor: Rita
Artikel ini telah tayang di Tribun Kaltim.

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa profil komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *