Komunitas Reverse Insilence Ajak Anggota Main Skateboard dan Ngaji Bareng

Mengajak dalam hal positif bisa dilakukan komunitas tertentu melalui beragam cara yang unik dan dikemas menarik.

Seperti yang dilakoni Komunitas Reverse Insilence yang terbentuk sejak Agustus 2017 lalu. Komunitas ini menaungi pemilik hobi papan seluncur atau skateboard.

Namun di dalamnya juga diisi dengan acara dakwah dan memahami soal keagamaan dengan cara yang lebih mudah dimengerti mengikuti gaya kaum millenial.

Ketua Komunitas Reverse Insilence (komunitas dakwah pemuda street culture) Soni Anderson mengatakan, di dalam komunitas ini tersisip pesan bahwa walaupun anggotanya 70 persen adalah pemain skateboard, namun tak melupakan sisi keberimbangan dalam hal menuntut ilmu agama disela menekuni hobi.

Di awal berdirinya, komunitas ini mengusung nama Lampung Skateboard Berhijrah atau LSB.

Namun berjalannya waktu mengingat anggota komunitas dari beragam latar belakang dan agar tidak terkesan insklusif, akhirnya pada Januari 2019 dirubah namanya menjadi Reverse Insilence.

Kegiatan rutin komunitas ini yakni bermain skateboard bareng tiap akhir pekan. Biasanya dilakukan setiap sore hari di Elephant Park atau PKOR Way Halim.

“Kegiatan kita main skateboard bareng. Mainnya tiap wekeend yakni Sabtu dan Minggu sore,” kata Soni kepada Tribun, Kamis (18/7/2019).

Selain agenda rutin bermain skateboard, keunikan komunitas ini juga mengajak anggotanya untuk Ngaji Bareng di Bilik Dakwah berukuran 4×4 meter yang berdiri di atas tanah wakaf salah satu anggota, tiap Selasa dan Jumat malam lepas magrib.

Kajian diisi dengan memperbaiki bacaan Alqur’an dan juga melakukan hafalan Alqur’an.

Kajian rutin keagamaan ini dibagi per dua pekan. Dimana dua minggu pertama dilakukan di bilik dakwah dan dua minggu sisanya di Masjid Nurul Iman Antasari. Selain itu juga ada kajian bulanan atau kajian tematik tiap sebulan sekali.

“Bahasannya beragam. Bisa mengenai tema Goes to Akad yang tengah kami gagas, dan tema umum lainnya. Dengan cara penyampaian ala mellenial dengan judul yang nggak kaku,” tuturnya.

Di area basecamp selain adanya bilik dakwah, juga tengah dibangun skate park seluas 17x 7 meter persegi yang nantinya bisa dipakai siapa saja untuk belajar bermain skateboard. Rencananua akhir Agustus ini selesai dibangun.

Bagi yang ingin gabung menjadi anggota komunitas juga tidak harus memiliki basic bermain skateboard, karena di komunitas ini juga tempatnya belajar bersama mengasah kemampuan berseluncur di atas papan.

Cara gabung bisa dengan direct message di instagram komunitas @reverse_insilence.

Dampaknya menurut Soni sangat positif terhadap para anggota untuk memperbaiki diri secara bertahap namun tanpa memaksa dengan cara yang lebih santai.

Karena ada main skateboard-nya dan juga mengaji bersama. Gaulnya tetap dapat namun tidak berarti meninggalkan kewajiban dalam agama.

Salah satu anggota komunitas Reza Adi Saputra mengatakan, di komunitas ini dirinya banyak belajar tak hanya soal skateboard, tapi juga pendalaman agama seperti belajar mengaji dan cara bersikap.

Bahkan Reza sudah tergabung menjadi anggota sebelum komunitas ini memiliki nama.

“Awalnya memang udah maen skate bareng Soni, diajakin kawan-kawan yang udah ikut duluan. Sisi positifnya yang pasti mulai banyak hal yang terarah. Membawa dampak di kehidupan sehari-hari, terutama perubahan pada sikap yang lebih terasa,” kata Reza.

 

Penulis: Sulis Setia Markhamah
Editor: Reny Fitriani

Artikel ini telah tayang di TribunLampung.co.id

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa liputan acara komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *