Komunitas Womandiri sebagai wadah pemerdayaan perempuan di kota Medan, kembali hadirkan momen wanita Indonesia Berdikari dalam workshop bertajuk Know Your Real Rich and Poor yang berlangsung di CoHive Chalpham, Komplek Ruko Center Point Medan Jalan Timor Blok C Nomor III, Selasa (23/7/2019).
Workshop yang dibawa oleh Financial Planner, Erly Evita ini terasa menegangkan sekaligus santai, Erly memaparkan secara gamblang apa-apa saja kesalahan yang kerap dilakukan seseorang dalam mengatur keuangannya hingga munculnya penyesalan dimasa tua.
“Banyak orang yang selama puluhan tahun dia kerja keras, tapi tidak dapat apa-apa di masa tua, kita lihat sendiri banyak orangtua yang masih bekerja keras, entah sebagai waiters, cleaning service dan lainnya,” katanya.
Ia mengatakan manusia modern saat ini sulit membedakan kebutuhan dan keinginan, sehingga rencana mengatur keuangan masa depan kerap kali gagal dilakukan.
“Kaya atau miskin itu tergantung lifestyle, sewakti di Jepang dulu saya tanyak teman di Indonesia berapa sih biayanya hidup dengan rumah begini atau mobil yang begini biayanya berapa sih, lalu saya buat perhitungan dan sudah akan tercukupi saat saya umur berapa, jadi saya bisa pensiun namun uang tetap ada, jadi nggak musti kaya, hidup saya sendiri menurut devinisi saya sederhana,” katanya.
Erly yang sudah berkarir selama 30 tahun di P & G (Procter and Gamble) di Indonesia, Jepang dan Singapura ini mempertanyakan kepada peserta workshop seberapa sehat keuangan saat ini.
Ia tidak meminta jawaban berdasarkan jumlah gaji, namun 4 hal yang menjadi kebiasaan mengatur uang yakni Arus kas, Hutang, Proteksi, dan dana darurat.
“Arus kas anda berpengaruh besar terhadap gaya hidup yang akan menjangkit menjadi hutang, bicata hutang kita semua harus waspada dan kendalikan jangan berikan tempat buat hutang konsumtif, berikutnya proteksi yang menyangkut masa depan, sehingga cukupilah asuransi kesehatan dan asuransi jiwa, terakhir dana darurat, semua orang wajib punya dana darurat karena tidak ada yang bisa membaca masa depan,” katanya.
Erly memberikan penjelasan mengenai hutang produktif dan konsumtif. Hutang produktif katanya berupa membuat modal usaha dan mendapat penghasilan dari usaha tersebut.
Selain itu bisa pula membeli barang yang nilainya akan naik terus, contohnya Kredit Pemilik Rumah (KPR) dan Kredit Pemilik Apartemen (KPA).
“Hutang konsumtif ini yang sifatnya jahat alias merugikan, hindarilah beli barang yang nikainya menurun sejalan dengan waktu seperti membeli hp baru, ingat batas aman hutang itu 35% dari penghasilan bulan,” katanya.
Kaya Belum Tentu Punya Financial Freedom
Erly mengatakan seseorang yang memiliki banyak uang belum tentu punya Financial Freedom.
Financial Freedom katanya merupakan suatu keadaan dimana seseorang ingin melakukan apapun tanpa perlu takut tentang uang.
“Ingat, kaya belum tentu punya Financial Freedom ya, masih banyak orang kaya, punya banyak uang tapi masih khawatir tentang uang, contoh kecil Financial Freedom itu ketika the ability to do what i love,” katanya.
Ia memberi contoh seperti berani berhenti kerja untuk bisa libur panjang dan mulai bisnis online, atau berhenti bekerja dan mulai bisnis location independent dan tidak perlu full time.
“Ketahuilah miskin dan kaya mu, atur personal finance sebaik mungkin tetapkan di umur berapa kamu ingin berhenti kerja dan hidup santai, perhitungkan segalanya dengan baik,” pungkasnya
(cr21/tribun-medan.com)
Penulis: Gita Nadia Putri br Tarigan
Editor: Royandi Hutasoit
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com