A – Z Budget Backpacking Tips, Bersama M. Faizal Nasser

Saat ini, traveling menjadi kebutuhan tersendiri bagi sebagian besar orang. Terutama untuk para pekerja yang penat akan rutinitas dan tekanan pekerjaan sehari-hari. Traveling pun beragam jenisnya, salah satu di antaranya adalah traveling ala backpacker. 

Backpacker traveling memiliki daya tarik tersendiri, sebab kita memiliki kesempatan lebih besar untuk bertualang dan mengeksplor tempat-tempat baru. Agenda traveling ala backpacker ini pun membutuhkan perencanaan dan persiapan yang matang. Salah satu persiapan yang perlu diperhatikan adalah soal budgeting.  Lalu bagaimana cara pengaturan budgeting yang tepat untuk backpacker traveling?

Pada Jum’at 19 Juli 2019 kemarin, Arena.id dalam program Center Stage mengundang Muhammad Faizal Nasser sebagai narasumber di acara ‘Community Workshop: A- Z Budget Backpacking Tips’. Pria yang akrab disapa ‘Ical’ ini merupakan ketua dari Komunitas Jalan Bareng Indonesia (JBI). Ia telah berhasil mendaki banyak gunung di Indonesia sejak tahun 2014 dan mengelola berbagai rencana perjalanan dan acara sejak 2015.

Komunitas Jalan Bareng Indonesia (JBI) sendiri merupakan sebuah wadah bagi traveller yang ingin menemukan teman untuk jalan bareng. JBI memiliki berbagai kegiatan di antaranya traveling, hiking, snorkeling, social & entrepreneurship activities.

Ical mengawali sharing dengan menyampaikan materi tentang metode traveling. Menurutnya, metode traveling terbagi menjadi 3 macam. Yaitu open trip, flashpacker, dan backpacker.

Open trip ialah trip gabungan untuk berlibur bersama ke suatu destinasi yang dikunjungi sesuai rundown open trip yang telah ditentukan pihak travel.

Flashpacker adalah trip dengan mengutamakan kenyamanan dan pengalaman saat traveling tanpa perlu harus terjebak ke dalam aturan, gengsi, status, paham, penampilan atau identitas kelompok, sehingga anggaran seringkali bukan suatu hal yang terlalu diambil pusing.

Sedangkan backpacker, adalah cara kita melakukan suatu perjalanan yang dilakukan melalui beberapa proses. Seperti membuat itinerary, membuat rencana perincian dana yang akan dikeluarkan, menyiapkan perlengkapan, menentukan destinasi, menetapkan akomodasi dan transportasi yang sesuai dana atau budget.

Ketiga metode traveling tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Open trip membutuhkan dana yang cenderung terjangkau, waktu terbatas namun maksimal, risikonya besar karena peserta kurang diperhatikan oleh pihak travel, serta lebih praktis dan santai karena ada teamwork.

Flashpacker dari segi dana terbilang relatif (bisa mahal atau murah tergantung pada kebutuhan), waktu fleksibel, risiko hampir tidak ada karena dikendalikan oleh individu, dan untuk tingkat kepraktisan terbilang sedang.

Backpacker membutuhkan dana yang jauh lebih murah, waktu terbatas dan minimal, risiko tidak terlalu tinggi, namun lebih kompleks sebab anggaran budget sangat dibatasi. Sehingga perencanaan dan persiapannya harus sudah disiapkan dari jauh-jauh hari. Namun karena tantangannya yang banyak inilah, backpacker traveling menjadi sangat berkesan.

Ical kemudian mengenalkan perencanan perjalanan ‘Jalan Bareng Indonesia (JBI) method’. Terdapat 6 langkah yang perlu diperhatikan, yakni penentuan waktu dan tujuan, group, rasa takut, itinerary, perlengkapan, dan anggaran.

Pertama, waktu. Waktu sangat penting disiasati dengan mengosongkan tanggal tertentu untuk liburan, hindari tanggal merah. Kita juga harus mengetahui titik point, agar tujuan tidak blur.

Poin group berarti membuat tim untuk perjalanan. Hiking bisa 5 sampai 8 orang, sedangkan ke pantai bisa 10 sampai 20 orang.

Kemudian, rasa takut sangat penting untuk dimiliki agar lebih berhati-hati. Semakin kita takut akan persiapan perjalanan, maka kita akan semakin siap.

Itinerary, kita harus mempersiapkan itinerary yang jelas dan detail. Terdiri dari hari dan tanggal, jam, lokasi, durasi, sampai keterangan.

Perlengkapan, harus disiapkan sedetail mungkin. Jangan sampai ada yang tertinggal atau terlewat.

Terakhir, anggaran. Kita akan mengetahui besaran anggaran setelah melalui langkah 1- 5.

Ical juga menyampaikan soal anggaran The Big Four. Yaitu 4 pengeluaran terbesar dalam traveling.

Pertama, transportasi sebesar 50%. Ical menyarankan agar mencari transport pengganti, dengan memilih transport yang lebih murah. Kita juga bisa meminta rekomendasi transportasi ke teman yang pernah liburan kesana atau melakukan share cost.

Kedua, penginapan sebesar 25%. Kita bisa mencari homestay, membuat tenda, atau menginap di rumah warga.

Ketiga, konsumsi. Sebaiknya membawa cooking set untuk menghemat pengeluaran, juga bisa dengan membeli makanan yang murah di daerah liburan.

Terakhir, oleh-oleh atau belanja. Belanja secukupnya, sedekah sebanyaknya agar bisa hemat.

Di akhir segmen, Ical menceritakan pengalamannya melakukan backpacking selama 15 hari ke 15 destinasi di Lombok dan Malang. Bersama teman-temanya ia telah mengunjungi Pelawangan Sembalun, Top Rinjani, Segara Anak, Pusuk Sembalun, Gili Lampu, Gili Kondo, Gili Kapal, Gili Bidara, Gili Trawangan, Gili Teak, Pantai Nipah, The Topeng Kingdom, Toko Oen 1930, Museum Angkut, dan BNS.

 

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa liputan acara komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *