Komunitas Polyglot, Tempatnya Orang-orang yang Fasih Lebih dari Satu Bahasa Asing

Banyak orang yang memiliki kemampuan menguasai satu bahasa asing. Umumnya, bahasa yang paling banyak dikuasai selain Indonesia adalah bahasa Inggris.

Namun, bagaimana dengan orang yang fasih lebih dari satu bahasa di luar bahasa ibu mereka?

Faktanya, orang-orang dengan kemampuan ini memang ada. Bahkan membentuk sebuah komunitas bernama Polyglot Indonesia.

Polyglot sendiri adalah sebutan bagi orang yang memiliki kemampuan bahasa asing lebih dari satu.

Fajar Triperdana, Koordinator Regional Chapter Jakarta Polyglot menceritakan, awalnya komunitas ini terbentuk pada tahun 2010 di Yogyakarta.

Komunitas ini dibentuk oleh tiga anak muda bernama Arra Nur Rizal, Monis Pandhu Hapsari, dan Krisna Laurensius.

Mereka saat itu tinggal di luar negeri dan fasih berbahasa asing. Arra tinggal di Swedia, Monis di Italia, sedangkan Krisna di Korea Selatan.

Namun saat pulang ke Indonesia mereka tidak menemukan orang yang berbahasa sama seperti mereka.

Akhirnya, dua anak muda ini memilih membentuk suatu komunitas tempat orang-orang memiliki kemampuan berbahasa asing untuk sama-sama sharing dan mengasah kemampuan bahasanya.

Namun, komunitas itu ternyata tak berjalan lama lantaran dua orang pendiri Polyglot dapat beasiswa ke luar negeri untuk beberapa tahun.

Serunya pertemuan

Setelah tahun 2013, para pendiri Polyglot ini melanjutkan komunitasnya hingga berkembang ke sembilan kota di Indonesia.

Untuk Jakarta sendiri, Fajar mengatakan ada 100 orang yang datang tiap pertemuan ini. “Tidak ada batasan sendiri untuk bergabung ke komunitas ini.

Semua umur mulai dari mahasiswa, guru, karyawan, influencer, karyawan dan siapa pun dia bisa ikut di komunitas ini untuk kita saling sharing,” ujar Fajar.

Komunitas ini tidak hanya diikuti orang Indonesia. Warga asing yang mau belajar bahasa Indonesia pun ada di komunitas ini.

Salah satu program utama komunitas Polyglot ini adalah pertemuan (meet up) yang dilaksankan tiap dua bulan sekali.

Di sini, anggota komunitas ini awalnya akan dikenalkan satu topik tentang satu negara dan mengulik apa saja kebudayaannya.

Setelah itu, para anggotanya pun mendiskusikan topik-topik tertentu dengan satu kelompok bahasa yang mereka pilih. Tiap kelompok dipimpian oleh satu koordinator bahasa.

Ada yang berdiskusi dengan bahasa India, Prancis, Arab, Inggris, Jerman, dan beberapa bahasa lainnya sesuai dengan minat mereka masing-masing.

Setelah berdiskusi, masing-masing kelompok pun kemudian mempresentasikan hasilnya kepada para anggota Polyglot menggunakan bahasa utama yaitu bahasa Inggris.

Semua anggota Polyglot interaktif dengan berbagai macam pertanyaan tentang tema yang dipresentasikan tiap kelompok.

Mengasah kemampuan bahasa

Tidak hanya berdiskusi, komunitas ini juga sering mengadakan pertemuan yang bersifat menyenangkan tapi produktif.

“Kami sering berkumpul, misalnya di kafe, atau mengikuti acara menonton film di pusat kebudayaan, dan saling berdiskusi yang memang tempatnya cozy sehingga lebih akrab,” kata Fajar.

Mira Fitria Viennita Zakaria, Executive Director Polyglot Indonesia mengatakan, di komunitas ini para anggota yang hadir dapat belajar banyak tentang banyak bahasa yang mereka minati.

“Yang tadinya mereka pasif, mereka (anggota Polyglot) bisa jadi aktif bahkan mahir ya berbahasa asing,” kata Mira.

Mira mengatakan, orang yang bergabung dalam komunitas Polyglot rata-rata sudah memiliki kemampuan berbahasa asing.

Masing-masing anggota rata-rata punya tiga bahasa yang mereka kuasai, yakni bahasa Indonesia, Inggris, dan bahas asing yang mereka minati.

“Jadi ketika mereka bergabung di komunitas ini, ia dapat melatih bahasa yang mereka tahu dengan anggota lainnya,” kata Mira.

Ada tiga jenis tujuan utama komunitas Polyglot ini. Pertama, masyarakat yang pernah belajar bahasa di luar negeri agar bisa mempraktikkan bahasa yang pernah mereka kuasai.

Kedua, membantu warga asing yang ingin mempraktikkan bahasa Indonesia mereka. Ketiga, bagi orang-orang yang ingin atau sedang mempelajari bahasa asing dan mencari teman untuk lawan berbicara untuk berlatih.

Dengan bergabung di komunitas ini, kita bisa menambah pengetahuan dan pengalaman. Para anggotanya juga bisa belajar bahasa baru di komunitas ini.

“Mereka bebas berekspresi, membicarakan berbagai hal. Jadi semacam forum singkat menggunakan waktu libur menjadi hari yang produktif,” kata Mira.

Penulis : Cynthia Lova
Editor : Jessi Carina

Artikel ini telah tayang di  Kompas.com

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa profil komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *