Sampah masih menjadi permasalahan pelik dan serius, terutama sampah plastik. Tidak hanya di Lombok Timur tapi seluruh Indonesia.
Namun, komunitas Green Village desa Tetebatu Selatan kecamatan Sikur kabupaten Lombok Timur NTB, memanfaatkan sampah plastik yang dinilai menjadi momok tersebut, menjadi sangat bernilai.
Suparlan, pendiri komunitas Green Village bersama komunitasnya mengumpulkan sampah plastik yang berserakan di sembarang tempat.
Sampah sampah plastik yang berhasil dikumpulkan, langsung diracik menjadi barang yang berharga, seperti menjadikan plastik itu menjadi bantal, tas dan lainnya.
“Sebelumnya, kami kumpulkan sampah sampah plastik ini dijadikan bahan bakar minyak (BBM), termasuk membuat paving block, ini tak berlangsung lama,” ungkap Suparlan.
Meski gagal, tak membuat komunitas ini patah semangat, dan beralih memanfaatkan sampah plastik itu menjadi bantal dan tas.
“Ternyata bantal ini banyak peminat, bahkan homestay yang ada di desa Tetebatu semua pesan,” ucapnya, seraya menyebutkan pengolahan sampah plastik jadi bantal ini sudah berjalan kurang lebih 6 bulan.
“Kurang lebih baru 6 bulan proses sampah plastik jadi bantal ini berjalan,” katanya, seraya menyebutkan, harga jual per bantal berkisar Rp. 125 ribu sampai Rp. 150 ribu rupiah.
Menurut Suparlan, bantal yang di jual tersebut 100 persen isinya sampah plastik, dan terasa empuk, makanya banyak yang pesan.
“Kita sudah mulai terima pesanan bantal dari hhomestay dan hotel yang ada di wilayah Tetebatu,” seraya menyebutkan, untuk membuat bantal tersebut, hanya bermodalkan gunting dan sampah plastik.
Untuk memenuhi kebutuhan, menurut Suparlan, pihaknya membeli sampah plastik dari warga “Per kilo sampah plastik kita beli Rp. 5 ribu,” jelasnya, bahkan dirinya memberikan plastik tempat menampung sampah plastik itu.
Ketertarikan Suparlah memanfatkan sampah plastik menjadi sesuatu yang berharga, lantaran dirinya sedih melihat wilayah desanya yang kotor dengan banyaknya sampah plastik bertebaran.
Dengan pemanfaatan sampah plastik ini, salah satu langkah mengubah kebiasaan masyarakat yang buang sampah sembarangan, sehingga warga dimanfaatkan untuk kumpulkan ssampah plastik.
“Kita jadikan desa Tetebatu Selatan dari polusi menjadi solusi. “Polution to Solution,” katanya, seraya berharap perhatian pemerintahpun diharapkan. Sehingga komunitas Green Village ini bisa berkembang.
Kepala Bidang Pengembangan Kapasitas Dinas Pariwisata Lombok Timur, Hadi Jayari mendukung aktivitas kreatif Pokdarwis Tetebatu Selatan dalam komunitas Green Village.
“Kita sangat mendukung inovasi masyarakat seperti ini, dan akan menjadi perhatian dalam berikan bantuan,” paparnya.